Part 40.1 - Pengakuan

12.1K 483 137
                                    

Libra membingkai dan menghapus air mata yang membanjiri wajah putrinya. Libra langsung teringat dengan masa lalu, berada di posisi Phoenix saat ini. Putrinya ketakutan hanya bisa menangis. Libra merangkul erat, melindungi Phoenix dari ketakutan itu.

"Nanti kalau sudah siap, cerita sama Mama ya?" pinta Libra lembut. Tidak memaksa Phoenix mengakui sekarang meski hatinya sangat hancur.

Phoenix meraung-raung, dia tidak sanggup bercerita, masa depannya telah hancur. Semua yang mereka rencanakan telah berakhir.

"Nggak apa-apa, Sayang. Mama sayang kamu. Nanti kita rawat bayinya." Libra berbisik pelan. Kesehatan Phoenix yang terpenting sekarang, Libra akan selalu mendukungnya.

Pandangan Jupiter mengabur. Dia mengulurkan tangannya mengusap-usap kepala Phoenix dengan sayang. Dia ingin memeluknya, memberikan dukungan. Jupiter sangat menyayangi Phoenix meskipun kecewa.

"Aku yang melakukannya."

Ketiganya menoleh pada asal suara. Di depan pintu Atlas berdiri, pelan namun pasti menghampiri masuk.

"Ayah bayi itu aku." Atlas mengakui perbuatannya.

Libra dan Jupiter saling berpandangan, mencerna kalimat Atlas. Sementara Phoenix mengeratkan pelukannya pada Libra. Tidak siap dengan hari ini.

"Kamu?" Jupiter syok. Dia berdiri memandang Atlas tajam. Masalah ini terlalu tiba-tiba dan beruntun.

Phoenix hamil, lalu sekarang Atlas mengakui dirinya sebagai ayah bayi dalam kandungan itu.

"Iya." Atlas mengangguk mantap. "Selama ini kami pacaran."

"Papa!! Ya Tuhan!!" Libra menjerit frustasi dan meraung-raung seperti Phoenix tadi. Phoenix sampai ketakutan melihat mamanya. Libra memukul-mukul paha dan dadanya lalu menjambak rambut.

Jupiter yang sudah berdiri dari ranjang menarik baju Atlas dengan emosi. "Apa yang sudah kamu lakukan pada adik kamu, Atlas?" Jupiter melayangkan kepalan tangannya di wajah Atlas. Membentak Atlas untuk pertama kalinya, Jupiter begitu murka.

"PHOENIX ADIK KAMU! ADIK KANDUNG KAMU! KALIAN BERDUA ANAK KANDUNG PAPA!!"

Phoenix dan Atlas kaget. Jupiter menggeleng frustasi, mendadak tidak memiliki tenaga, bagai dihantam godam tak kasar mata. Dia nyaris ambruk. Libra menangis tersedu-sedu bersama Phoenix. Jupiter pun menangis dan menjambak rambutnya.

Atlas jatuh ke lantai. Syok sampai kesadarannya hilang. Selama ini dia pacaran dengan Phoenix. Dia telah meniduri adik kandungnya sendiri. Entah apa yang sebenarnya terjadi.

"A-Atlas ..." panggil Phoenix bersusah payah.

"Papa ..." Libra kembali menjerit sampai suaranya habis. Jupiter tersadar dan mengangkat Atlas yang tidak berdaya ke tempat tidur. Area mulutnya basah darah segar yang keluar dari hidung dan sudut bibir.

"Atlas ..." Phoenix mengurai pelukannya dengan Libra. Mendekati Atlas dan membingkai wajahnya.

Menggunakan kedua tangannya mengelap darah yang keluar sambil menangis sesenggukan. Pandangannya bahkan mengabur.

"Apa yang sudah kalian lakukan selama ini?" teriak Libra sangat marah. Baru kali ini juga membentak Phoenix sekasar itu.

"Maafin Phoenix, Ma. Maaf ...," Phoenix menggeleng frustasi. Fokusnya hanya pada Atlas yang tidak sadarkan diri.

"Ya Tuhan, Phoenix! Apa salah mama? Kenapa harus pacaran sama Atlas?" tubuh Libra terkulai lemas. Seluruh tubuhnya gemetaran hebat. Dia tidak menyangka kedua anak yang dia percaya telah berkhianat di belakangnya.

Libra tidak percaya Phoenix adalah putri kecilnya yang berani mengambil risiko sebesar itu. Sudah jelas mereka bersaudara, malah berpacaran di belakang orang tua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STEP BROTHER  [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang