Bab 1 Kejutan di Depan Rumah

29 2 8
                                    

Matahari perlahan mulai turun ke barat, menimbulkan semburat jingga yang indah di langit. Area sekolah sepi karena murid-murid sudah pulang dari tadi, menyisakan beberapa orang yang berambisi untuk merebut kemenangan di pertandingan sparing dua minggu lagi. Latihan basket telah selesai beberapa menit lalu, dan anggota tim berencana untuk pulang.

Tapi sebelum pulang, berjalan ke kantin adalah hal yang harus dilakukan Abelle. Ia sangat kelelahan sehingga perutnya lapar sebelum waktunya. Ia memilih untuk membeli sebungkus kentang goreng dengan bubuk penyedap yang maha dahsyat gurihnya. Abelle menikmati cemilannya dengan tenang sebelum teman-temannya mencegatnya di pintu kantin.

"Kamu makan apaan, Belle?"

"Bagi dikit, dong!"

Celine dan Keisha tampak tergiur mendengar bunyi "kriuk" dari kentang goreng di mulut Abelle.

"Nggak dulu, Kei, Cel. Aku laper banget, latihan hari ini kayaknya lebih berat dari biasanya." Jawaban Abelle membuat kedua temannya cemberut.

"Ya udah, besok aku traktir."

Keisha dan Celine langsung sumringah. Celine merangkul Abelle semangat sambil mengucapkan terima kasih, tapi itu membuat satu kentangnya jatuh.

"Ck, Celine! Kentangnya jatoh, kan!" Kini gantian Abelle yang memandang Celine dengan alis tertekuk. Celine minta maaf sambil terkikik geli.

Mereka bertiga berjalan keluar lapangan menuju pos satpam. Lahan parkir terlihat kosong, hanya ada beberapa mobil dan motor. Itu pun di bagian tempat parkir para guru. Saat ingin berpamitan, Abelle mendengar ada suara mesin mobil yang datang masuk ke gerbang sekolahnya. Suara mesinnya halus dan berjalan dengan mulus di lahan parkir yang terdapat satu-dua lobang kecil di atas nya.

"Lexus? Sejak kapan ada mobil—" Omongan Keisha terhenti saat Abelle buru-buru menghabiskan kentang gorengnya.

Abelle kaget bukan main. Ibunya datang menjemputnya. Selama ini Abelle selalu pulang dengan naik bus, tapi kenapa sekarang ia justru dijemput? Ia cepat-cepat membuang bungkusan plastik di tempat sampah dan mengelap tangan di celananya.

"Abelle! Sayang!" Mita, ibunya Abelle, melambai dari dalam mobil dengan ceria. Kaca mobil diturunkannya setengah sehingga terlihat jelas ibu Abelle yang sedang memakai kacamata hitam.

"Abelle, itu mama mu?" Keisha bertanya heboh. Ia mengomentari betapa kerennya gaya yang dimiliki Mita. Kulitnya masih mulus seolah tidak ada minyak sedikitpun meski hari sudah sore.

"Kayaknya baru pertama kal—"

"Aku duluan!" Abelle buru-buru masuk, memilih duduk di belakang. Udara dari pendingin langsung merebak di kulitnya yang berkeringat.

"Abelle, kamu buang apa tadi?" Mita melepas kacamatanya, melempar pandangan memeriksa lewat kaca spion. Nada suaranya tak seceria tadi.

"Buang sampah," jawab Abelle tak niat. Ia melipat tangannya di dada.

"Mama tahu, kamu kambuh lagi. Mama udah bilang, jaga pola makanmu! Katanya mau jadi atlet basket?" Abelle membiarkan perkataan ibunya dengan melihat pemandangan di luar jendela yang lebih menarik.

"Abelle." Mita memanggil anaknya dengan tegas.

"Kenapa Mama selalu ngelarang apa yang aku suka? Aku suka jajanan kaki lima karena emang enak, murah lagi. Tadi aku juga latian berat dan laper duluan, emangnya nggak boleh aku ganjel perut?"

Tepat saat perkataan Abelle selesai, Mita mengerem mendadak sehingga membuat badan sedikit terhuyung ke depan. Ada pejalan kaki yang menyebrang tidak menengok kanan kiri. Mita membunyikan klakson nyaring dengan emosi. Klakson pengendara lain terdengar bersahutan. Tinggal di negara serba seenaknya saja memang tidak mudah.

Between Jersey & Macaron (END✓)Where stories live. Discover now