Bab 16 Kenyataan yang Tak Diinginkan

4 1 4
                                    

"Jadi berapa semuanya, pak?"

Bapak penjual itu menyebutkan harga. Lalu Steven memberikan beberapa uang lembaran dan menerima kembalian uang koin.

"Nih." Steven menyodorkan satu bungkus siomay.

Abelle terdiam selama beberapa saat. Ia betulan ditraktir oleh Steven. Lagi. Kali ini tanpa taruhan atau apapun sebutannya itu.

Abelle bingung bagaimana ia bisa menerimanya. Ia teringat akan Ryan di rumah yang pasti marah besar jika mengetahui ini.

"Udah, makan aja. Nggak beracun, kok." Steven malah sudah merobek ujung plastik itu dan menikmati siomaynya.

Baiklah. Kesempatan ini tidak datang dua kali. Abelle akan menghabiskannya dengan cepat dan melupakannya seperti tidak terjadi apa pun.

"Makasih ..." Suara Abelle yang pelan itu masih terdengar di telinga Steven. Steven mengacungkan jempolnya.

"Abelle?"

Yang dipanggil langsung terperanjat. Ternyata Keisha dan celine sudah kembali dari toilet.

"Aku panggil dari tadi nggak denger, ternyata lagi sama cowok, toh," Celine menaikkan kedua alis.

"Eh, bukan! Ck, temen doang," jawab Abelle dengan menyikut Celine.

"Eh, kayaknya kita pernah liat—"

"Oh, yang kemaren di lapangan sewa juga, ya? Kenalin, Steven." Steven mengajak tos dengan mengepalkan tangannya.

"Cel, kayaknya kita ganggu, nih. Kita jajan di sana aja, yuk."

"Boleh, deh. Silahkan dilanjut lagi ngobrolnya." Keisha menyeret Celine yang tertawa cekikikan menjauh. Rasa malu Abelle tak bisa disembunyikan lagi karena kedua temannya itu.

"Udah, 'kan? Aku mau balik. Makasih traktirannya," ucap Abelle cepat, ia berlari menyusul kedua temannya.

Steven yang tak sempat berkata apapun hanya tersenyum tipis melihatnya.

***

"Setiap pertandingan pasti selalu kalah dan menang. Kita bisa jadi salah satu diantara mereka, tapi tergantung dari usaha dan pembuktian kita di atas lapangan. Tahu kenapa gue kumpulin kalian lagi di sini?"

Abelle dan yang lain hanya bisa diam. Mereka tahu kali ini Coach Jeffrey menampakkan wajah yang serius yang tak seperti biasanya.

"Gue mau evaluasi untuk tim kalian."

Sehari setelah sparing selesai, Coach Jeffrey secara khusus mengumpulkan kelima anggota sparing. Ia ingin mengadakan evaluasi kekompakan agar kedepannya tidak terjadi hal seperti ini lagi.

"Pertama, kita ngobrol dikit dulu. Kira-kira apa ada yang salah dari cara kalian main kemaren?" tanya Coach Jeffrey sambil berdiri, menatap anak-anaknya yang duduk di pinggir lapangan.

"Mungkin kita terlalu buru-buru, coach." Chelsea menjawab pertama.

"Oke, ada lagi?"

"Menurut saya defense udah bagus, tapi kurangnya di passing." Keisha menjawab pelan.

"Kurang kompak." Kali ini Abelle yang bicara, langsung pada intinya.

"Nah. Kira-kira kenapa bisa begitu?"

Semua terdiam. Antara ada yang ingin menjawab tapi tak berani bicara dan tak tahu jawaban apa yang tepat.

"Gue milih kalian berlima karena di seleksi kalian hampir sama kuatnya. Gue pengen liat kekuatan kalian dan pengen ngasih pengalaman bagi yang baru pertama kali sparing. Pas latihan berlima kalian sebenernya udah bagus, tapi kenapa pas hari H bisa begitu, ya?"

Between Jersey & Macaron (END✓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora