Bab 20 Hari Pembalasan

2 0 6
                                    

“Abelle, kok tadi ninggalin kita, sih?” Celine memprotes.

Keisha dan Celine menyusul Abelle sambil berlari dari lapangan. 

Shh!” Abelle menyuruh mereka diam. Ia menyeret Keisha dan Celine untuk sembunyi di belakang pos satpam. Mereka diperintah untuk tidak menunjukkan diri sebelum disuruh Abelle. Mereka hanya bisa menuruti kemauan temannya itu. 

Sementara itu, Abelle berdiri di samping pos satpam yang jelas terlihat oleh orang yang lewat. 

Itu dia, Bintang muncul bersama dua temannya, Intan dan Tania. Abelle melipat tangan di depan dada sambil tersenyum miring. Bintang menyadari gerak-gerik aneh Abelle, sehingga ia memutuskan untuk mendekatinya. 

“Bingung mikirin gimana cara aku keluar dari toilet tadi?” Salah satu alis Abelle naik. 

Bintang terpancing, “itu cuma beruntung! Lain kali—” 

“Coba tanya sama dia.” 

“Hah? Dia siapa?” 

“Liat di luar gerbang.” 

Tanpa disuruh dua kali Bintang berjalan keluar gerbang sekolah. Ia terkejut sampai jantungnya tiba-tiba berdegup lebih kencang. Bintang cepat-cepat berbalik hendak menyemburkan amarahnya kepada Abelle. 

“Kok dia—”

“Steven! Sini, sini!” Sebelum Bintang selesai bicara, Abelle memanggil Steven lebih cepat. Steven yang sedari tadi menunggu sambil bermain ponsel lantas menoleh. 

Tetapi langkahnya terhenti saat matanya menatap mata Bintang. Raut wajah Steven terlihat jelas langsung gugup karena terkejut. 

“Nah, karena kalian berdua udah di sini, silakan diomongin baik-baik. Steven, ini terakhir kalinya kita ketemu. Bintang, aku janji habis ini nggak akan nemuin dia lagi karena aku juga males liat mukanya. Jadi, kamu jangan ngancem-ngancem nggak jelas lagi karena udah nggak ada alasan untuk itu! Ngerti?” Abelle menyeret Steven dan Bintang saling berhadapan. Ia juga sudah membuat semuanya sejelas hitam di atas putih. 

“Aku balik dulu, bye!” Abelle meninggalkan mereka berdua yang sama-sama membisu. 

Intan dan Tania hanya bisa diam sedari tadi, tak menyangka Bintang bertemu Steven lagi dengan cara konyol seperti ini. Sementara itu Keisha dan Celine langsung keluar dari tempat persembunyian dan menyusul Abelle keluar sekolah. Mereka juga mendengarkan percakapan dari awal, kini sudah separuhnya mereka mengetahui permasalahan yang sedang dialami Abelle. 

“Belle, maksudnya apaan tadi? Dia mantannya Bintang? Kok kamu bisa kenal dia? Kenapa kamu yang ngurusin mereka berdua gitu?” Rasa penasaran Celine membuncah, ia menghujani Abelle dengan pertanyaannya. 

“Jadi selama ini itu masalah kamu sama Bintang? Soal mantannya?” Begitu pula Keisha, ia juga sangat penasaran. 

Abelle tersenyum lebar, siap menumpahkan teh. Ia pun bercerita dari awal, tengah, hingga Bintang dan Steven bisa berakhir seperti itu. Keisha dan Celine kompak mendecakkan lidah, merasakan perasaan kesal yang sama seperti yang Abelle rasakan terhadap Bintang. 

“Gila, ya, Si Bintang. Ternyata dia gangguin kamu dari kemaren cuma gara-gara cowok itu? Cemburunya kekanakkan banget, deh.” Keisha berkomentar. 

“Kurang ajar banget sampe ngunciin kamu di toilet tadi?! Dan yang bikin kamu jatoh dari kemaren itu gara-gara masalah ini? Ck, ck, ck. Udah putus tapi masih ngatur idup cowoknya, lagi.” Celine ikut geram dan tak habis pikir. 

“Namanya orang gila cinta emang begitu. Udah putus, tapi masih sayang. Nggak rela cowoknya nyari yang baru, terus kenapa diputusin coba?” Abelle menggelengkan kepalanya heran, “eh, bus nya udah dateng. Aku duluan, ya,” pamitnya kepada Keisha dan Celine. 

Between Jersey & Macaron (END✓)Where stories live. Discover now