Bab 10 Jus Stroberi

5 1 6
                                    

Mendengar suara pintu gerbang dibuka, Ryan sudah tahu bahwa itu adalah Abelle. Jam dinding putih di tembok menunjukkan pukul lima sore. Ryan menduga Abelle pasti habis latihan berat jika pulang sesore ini.

Pintu pun terbuka.

“Sore juga pu— eh? Kakimu kenapa, Belle?” Bagaimana tidak salah fokus dengan perban yang melilit kaki Abelle, sontak Ryan langsung menghampirinya.

“Jatoh,” jawab Abelle pendek.

“Kok bisa jatoh? Kapan? Dimana?” Ryan berlutut untuk mengamati sambil meraba pelan perban itu.

“Tadi pas main lah— duh.” Abelle mengaduh. Ia berjalan dengan sedikit tertatih, kemudian duduk di sofa. Abelle mengambil minum dari tas nya.

Ryan kembali ke dapur untuk mematikan kompor dan membawa sesuatu.

“Kamu udah laper? Makanannya bentar lagi siap, ini minum jus dulu.” Ryan membawa satu gelas penuh jus stroberi dengan potongan stroberi di atasnya, tak lupa dengan sedotannya pula.

Abelle terdiam beberapa saat melihatnya. Ia memang tidak suka sayuran, tapi untuk buah ia masih bisa menelannya karena terdapat “rasa” di dalamnya. Hanya saja, Abelle akan makan buah jika sudah dikupas oleh orang lain karena ia butuh sesuatu yang mendorongnya. Setidaknya Abelle punya beberapa buah favorit, seperti pisang, anggur tanpa biji, dan semangka. Untuk jenis beri-berian, Abelle jarang memakannya karena ia tahu semua buah itu mempunyai rasa asam yang kuat.

“Ayo, dicoba dulu.” Akhirnya Abelle menerima gelas itu. Ia mengaduknya terlebih dahulu dengan sedotan. Kemudian Abelle mengerjapkan mata bersiap untuk rasa masam yang akan menyebar di mulutnya. Tapi ternyata …

Menyegarkan.

Manis.

Tidak, Abelle merasakan ada sedikit asam, tapi lebih banyak manisnya.

“Kamu suka?” Ryan bertanya seperti biasa. Ia harus selalu mendengar pendapat dari orang yang mencoba masakan buatannya.

“Enak, tapi agak asem gitu, ya.” Abelle menyeruput lagi, lalu mengecap mulutnya.

Ryan berusaha untuk tetap tersenyum, “itu saya bikin dari stroberi Korea loh, mahal tapi nggak sepenuhnya asem.” Abelle mengedikkan bahu.

“Nih, coba liat.” Ryan membawa satu buah stroberi dari dapur.

“Wah, baru liat stroberi gede begini,” Abelle terkagum melihat buah merah itu.

“Stroberi Korea emang gede dan banyak air di dalemnya. Cobain, deh.”

Abelle ragu melihat ke arah stroberi itu. Jus nya memang terasa manis karena bisa saja ditambahkan gula, tapi buah aslinya? Siapa tahu buahnya lebih asam dari perkiraan.

“Nih, dimakan, ya. Saya mau lanjut masak dulu.” Ryan menarik pergelangan tangan Abelle untuk memberikan stroberi yang sudah tidak ada daunnya itu di tangannya. Abelle terpaku kikuk dengan cara Ryan memberikannya buah itu.

Baiklah, Abelle akan mencobanya.

Ternyata rasanya tidak terlalu buruk. Cukup manis, tapi juga terasa sedikit asam.

Ini lezat, apalagi dimakan saat baru keluar dari kulkas.

Kemudian Abelle melanjutkan menghabiskan jus stroberi itu. Setelah habis, ia tak sadar ia melamun sambil memperhatikan gelas jus itu.

Gelas yang tinggi dan mengerucut di bawah. Ia baru sadar ia memiliki gelas ini di rumahnya. Selama ini ibunya selalu mengingatkan untuk memakai gelas yang ada di rak piring saja. Jika Abelle minum dari gelas yang disimpan di lemari, Mita akan memarahinya karena nanti rak piringnya terlalu penuh.

Between Jersey & Macaron (END✓)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora