Bab 15 Pertandingan Dimulai

6 1 5
                                    

Suasana sekolah riuh dengan banyak orang yang mulai memadati tribun penonton. Hari ini adalah hari H sparing melawan sekolah sebelah. Hari dimana Abelle harus bisa membuat timnya bisa saling bekerja sama demi membawa pulang piala. Setelah hari-hari latihan yang berat terlewati, hari ini Abelle harus membuktikannya.

Pertandingan akan dimulai lima belas menit lagi. Tim lawan di sebelah sedang pemanasan dan latihan, begitu pula tim Abelle. Abelle dan tim sedang pemanasan lay up dan rebound.

Tribun penonton mulai terlihat penuh sampai ada yang berdesakkan. Ada beberapa gerobak kaki lima yang memasuki kawasan sekolah. Hal itu memang biasa karena sekolah memperbolehkan para pedagang di luar untuk masuk jika ada acara seperti ini. Gerombolan adik kelas pun juga terlihat, tapi tak semua kelas bisa menonton pertandingan karena guru yang sedang mengajar tidak memperbolehkan. Kesempatan mereka untuk menonton hanya pada saat istirahat.

“Kumpul sini! Semuanya!” Coach Jeffrey memanggil. Abelle dan tim langsung patuh.

Coach Jeffrey memberikan ceramah singkat mengenai strategi yang sudah ia terapkan untuk tim. Coach Jeffrey mengingatkan betapa keras latihan yang sudah mereka lakukan. Ia mau melihat pembuktiannya hari ini. Ini adalah kesempatan untuk membawa nama baik sekolah dan ekskul basket. Coach juga mengingatkan agar setiap anggota bermain dengan tenang tapi juga melangkah dengan pasti untuk mencetak skor. Kerja sama adalah kunci keberhasilan, itulah yang selalu ia katakan.

Who we are?

We are The GOAT!

Work hard, play hard, understand?” Coach Jeffrey berseru lantang.

Yes, coach!” Suara lantang Coach Jeffrey dibalas dengan teriakan semangat dari tim.

Pertandingan dimulai sekarang.

Dua orang komentator mengumumkan bahwa pertandingan akan dimulai. Seorang wasit bertubuh tinggi semampai berdiri di tengah lapangan. Abelle menjadi perwakilan tim nya, berhadapan dengan salah satu dari tim lawan. Wasit meniup peluit dan melempar bola itu ke atas.

Dengan lompatan kekuatan penuh, Abelle berhasil menyambarnya.

Tim Abelle berlari ke area lawan mencari posisi kosong. Abelle menghindari defense dengan lincah seperti teleportasi. Ia melempar bola kepada Keisha. Skor pertama dicetak oleh lay up dari Keisha.

“Ya! Skor pertama dicetak oleh Keisha nomor dua puluh lima!”

“Langsung sat-set begitu, ya! Keren!”

“Semangat!!”

“Woahh!!”

Sorakan pendukung tim Abelle langsung terdengar riuh. Abelle selalu suka menikmati teriakan itu, terdengar seperti musik merdu di telinganya, dan kata-kata komentator itu menambah kepercayaan dirinya.

Bola kembali bergerak di lapangan. Kali ini tim lawan lebih cepat menguasai bola. Bintang berusaha mengejar dan mengambil bola itu. Vania dan Chelsea berlari berpencar ke sisi kanan dan kiri. Setelah beberapa saat berlari, tim lawan menghentikan langkahnya. Fokusnya terbagi dua untuk mencari kawannya supaya ia bisa mengoper bola. Tapi di saat yang sama, ia tak bisa berlari lagi, atau ia akan kena pelanggaran travelling.

Bintang melakukan defense dan berhasil menyambar bola saat lawan di depannya hendak mengoper. Bintang langsung balik berlari ke area lawan dengan langkah lebar. Abelle menyusulnya agar Bintang tidak sendirian saat dikepung lawan.

“Bintang! Sini!” Abelle berteriak sambil berlari dan berpindah dengan cepat.

Bintang sebenarnya tahu posisi Abelle mudah untuk dioper bola, tapi ia ingin kali ini dialah yang mencetak skor. Bintang mengurungkan niatnya untuk mengoper bola itu kepada Abelle, tapi langkahnya sudah terhenti. Posisinya masih agak jauh dari ring dan sekarang ia dikepung oleh tim lawan. Tak banyak berpikir lagi, Bintang langsung melempar bola.

Between Jersey & Macaron (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang