| 7 | Ketukan Hati

684 125 9
                                    

Kali ini sudah terhitung untuk ketiga kalinya Sakura memberikan pengobatan pada kaki Lee yang mengalami cidera. Gadis itu masih teringat dengan ucapan Lee beberapa waktu lalu─ketika pengobatan sedang berlangsung, dimana laki-laki itu mengatakan kejujurannya perihal alasan mengapa cidera tersebut membutuhkan waktu lama dalam pemulihannya.

Ternyata, Lee tetap selalu berlatih dikala cidera itu masih diderita, hal tersebut membuat Sakura keheranan lantaran karakter Lee yang tidak berubah sejak dulu, kebiasaan laki-laki itu yang selalu bersemangat dalam melatih kemampuan bertarungnya tanpa peduli dengan kesehatan dirinya sendiri.

"Dia masih saja memaksakan diri. Lain kali aku akan memberikan ancaman pedas padanya supaya dia lebih peduli lagi dengan kesehatan," gerutu Sakura.

"Huufftt, lebih baik aku ke rumah sakit sekarang, mungkin di sana aku bisa membantu sesuatu sekaligus melatih kemampuan medisku. Semangat Sakura!" Lanjutnya penuh semangat.

Detik berikutnya bibir tipis itu menyenandungkan sebuah lagu sembari melangkahkan kedua kaki menuju tempat dimana bakat yang ia miliki bisa terlatih.

"Sakura, akh!"

Dengan cepat gadis merah muda itu membalikan tubuh, saat itu pula ia membulatkan kedua mata tatkala melihat keberadaan Kiba serta Akamaru yang nampak kehilangan chakra cukup banyak hingga membuat dua sejoli itu melemas.

"Kiba! Akamaru! Apa yang terjadi!?" Sakura pun segera mendekat dan langsung memapah pemuda bertaring tersebut lantaran Kiba kesulitan menahan beban tubuhnya sendiri. "Biar kubantu,"

Sakura membawa Kiba untuk duduk di kursi yang letaknya berada di bawah pohon tidak jauh dari tempatnya berdiri, dan Akamaru dengan lunglai mengekori gadis itu.

Setelah berhasil mendudukkan Kiba di sana, Sakura bebalik dan mendekat pada Akamaru, gadis itu pun berjongkok dan langsung menyalurkan cahaya kehijauan di telapak tangannya pada permukaan tubuh anjing berukuran besar tersebut.

Melihat penurunan chakra yang cukup drastis, agaknya Sakura mulai paham dengan keadaan mereka, gadis itu berdecak lalu melirik Kiba dengan sinis. "Sejak kapan kau menyiksa dirimu seperti ini?"

Dengan mata setengah terpejam Kiba menjawab, "Ka - kami hanya ingin mencoba jutsu baru, namun sepertinya aku terlalu memaksakannya,"

Gadis itu menghela napas. Hal seperti ini sudah sering terjadi di kalangan para Shinobi, dimana mereka selalu ingin mengasah kemampuan supaya menjadi lebih kuat dari hari ke hari. Jujur saja Sakura pun pernah mengalaminya.

Hingga tubuh terluka pun sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka. Yah, bukan kah itu sebuah konsekuensi menjadi seorang shinobi?

Bisa disimpulkan, memilih menjadi shinobi adalah pertanda jika dirinya sudah merelakan nyawa mereka untuk membela kebenaran, atau dengan kata lain menyerahkan nyawa pada pertempuran.

Keadaan Akamaru lambat laun telah membaik, Sakura menyudahi pengobatannya dan diakhiri dengan mengelus bulu halus Akamaru. "Kau melakukannya dengan baik, Akamaru,"

Setelahnya Sakura pun bangkit, gadis itu berbalik guna melihat keadaan Kiba, laki-laki itu nampak memejamkan kedua mata dengan sesekali meringis kesakitan dan tangan kanannya yang sejak tadi berada di bagian perutnya.

Sakura berniat mendekat, namun entah kesialan darimana kakinya terkilir hingga membuat tubuh gadis itu terhuyung ke arah Kiba dan sulit dihindari insiden tersebut berakhir dengan Sakura yang menubruk tubuh penuh memar milik Kiba.

"Akh! Kuso! Apa yang kau lakukan!" Kiba mengaduh ketika merasakan timpaan yang menyakitkan, rasa nyeri yang sejak tadi dirasakan kini bertambah.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang