| 13 | Menjadi Nyata

565 115 19
                                    

Akhirnya, misi telah berhasil diselesaikan dengan tanpa adanya halangan yang besar, semuanya berjalan lancar. Haru terbebas dari hukuman karena dinilai tidak berniat mencelakai ataupun memiliki niatan buruk, jadi, bocah itu hanya diistirahatkan menjalankan misi dalam beberapa waktu dan ditugaskan untuk lebih memperdalam ilmu medis supaya lebih bisa memahami tanaman obat dan menghindari kejadian serupa.

Beberapa jam telah berlalu dan Desa Kabut itu pun telah begitu jauh di belakang sana. Hari mulai berganti malam, merasa sang tubuh membutuhkan isi daya lantaran sejak awal belum mendapatkan jatah rehat, mereka pun memutuskan untuk menghentikan perjalanan berniat beristirahat.

"Sepertinya ini tempat yang cocok kita gunakan untuk bermalam," Shikamaru berujar. Dan disambut anggukan setuju dari dua rekannya.

Sakura lebih memilih langsung merebahkan tubuhnya disaat persiapan sebelum tidur telah dilakukan.

"Kalian beristirahat saja, biar aku yang berjaga," Kiba mendudukkan diri di bawah pohon dengan Akamaru yang mengikuti tindakannya. Lalu laki-laki bertaring itu meregangkan otot yang terasa sedikit kaku.

"Kita semua beristirahat, aku tidak merasakan adanya bahaya di sekitar sini. Kalian pun pasti lelah," tak mau mendengar protestan, gadis itu segera memejamkan kedua mata, berharap alam mimpi segera mengambil alih pikirannya.

Sesaat kedua laki-laki itu memperhatikan Sakura. Keheningan menyelimuti setelah itu, dari kedua laki-laki tersebut tak ada satupun yang beniat membuka suara.

Nampaknya si Inuzuka serta Nara tengah beradu argument di dalam pikiran mereka masing-masing, membuat suasana hening terasa lebih mengental.

Kiba menoleh ketika merasa bulu halus mendusel di bagian kakinya, laki-laki itu bisa melihat anjing kesayangannya telah terlelap di sana, sepertinya Akamaru pun merasa kelelahan hingga membuat anjing itu cepat tertidur.

"Sejak kapan kau menyukainya," suara Kiba lebih dulu terdengar. Ucapan itu keluar bersamaan dengan tangannya yang mengelus pucuk kepala Akamaru.

Shikamaru bukan orang bodoh yang tidak bisa memahami maksud dari pertanyaan Kiba, walaupun kalimat tanya itu nampak tidak jelas, sebelum menjawab kedua mata malas itu menoleh ke arah gadis yang kini sudah berada di alam mimpi, bibirnya berkedut tipis. "Aku tidak tau tepatnya kapan, yang jelas akhir-akhir ini aku begitu bahagia jika berada di dekatnya,"

Kejujuran Shikamaru berhasil menciptakan percikan panas di dalam hati si Inuzuka, bibirnya tersenyum prihatin. "Besok adalah hari ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun,"

"Sepertinya aku tidak perlu mengetahui fakta itu," Shikamaru menimpali.

Kiba mengangguk disusul kikikan geli. "Memang. Aku hanya berharap di hari ulang tahunku besok, kami-sama memberikanku hadiah istimewa."

Menghela napas sejenak, Shikamaru pun bangkit. "Kau beristirahatlah, Kiba. Aku akan ke sungai lebih dulu, tubuhku terasa lengket, aku ingin mandi,"

...

Kicauan burung mulai samar-samar terdengar oleh indra pendengaran, pertanda sang mentari akan segera mengambil alih posisi rembulan di atas sana, dan langit gelap akan segera berganti terang.

Sakura, gadis itu menggeliat tak nyaman, ia merasa ada sesuatu yang menutupi cahaya matahari hingga membuat sinarnya tak menerpa wajah ayu gadis tersebut.

Keadaan nyawa yang belum terkumpul seluruhnya membuat tenaga Sakura pun masih tersedia sedikit, gadis itu mendorong lemah benda yang ada di atasnya dan beberapa kali mengeluarkan erangan tertahan.

Kedua matanya membola dan nyawanya mendadak penuh ketika merasakan nyeri di bagian leher, gadis itu langsung tersentak diserang keterkejutan ketika mendapat sosok Kiba kini mengungkung tubuhnya, kepala pemuda itu mendusel di bagian ceruk leher sang gadis.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓 || SELESAI✓Where stories live. Discover now