| 19 | Di Ambang Keputusan

545 102 15
                                    

Entah mengapa, Kiba malah membawa tubuh dalam gendongannya itu mendarat di tepi sungai yang berada di pinggiran Desa. Di sore hari yang memang menyejukkan, membuat pikirannya langsung mengarah ke tempat ini guna meluruskan sesuatu yang sepertinya memang harus kembali dibahas.

Mengenai ucapannya tadi, jujur ia kelepasan, Kiba tidak suka ketika melihat Naruto menyentuh Sakura, ditambah dengan efek nyeri yang diderita oleh gadis itu setelah sentuhan mereka terjalin, membuat Kiba semakin yakin untuk memisahkan mereka, dan bibirnya malah langsung menceploskan kalimat yang pastinya mengakibatkan kebingungan bagi teman-temannya sekarang.

Huh. Kiba tidak peduli. Kini ia hanya fokus menatap wajah terlelap Sakura yang menyandar pada dada bidangnya, mereka nampak mendudukkan diri di sebuah batu besar yang berada di tepi sungai.

Menikah? Bahkan Kiba belum pernah memikirkan hal seperti ini sebelumnya, tapi jika calonnya adalah Sakura, mana mungkin Kiba menolak? Aih! Terkadang ia merasa dirinya begitu kejam karena memiliki rasa bahagia disaat Sakura justru menderita, mungkin? Bukan kah kemungkinannya begitu? Sakura pasti menderita karena peristiwa ini, apalagi mengakibatkan mereka harus segera menikah di usia muda.

Geliatan ringan terasa pada bagian dadanya, rupanya gadis itu sudah mulai terbangun, emerald itu secara perlahan terlihat ketika kelopak mata mulai terbuka, Kiba pun membantu mendorong ringan tubuh Sakura supaya duduk dengan benar.

"Jadi, mitos itu benar-benar terjadi pada kita, Kiba? Tubuhku selalu melemah ketikan di dekatmu," Sakura mulai memeluk kedua lututnya yang tertekuk, memandang aliran sungai di depannya.

Sakura bahkan menghiraukan kenyataan jika tadi dirinya sempat terlelap, ia tidak menyangka tubuhnya menjadi selemah itu, atau mungkin ia tertidur karena dekapan Kiba yang begitu hebat memberikan kenyamanan padanya?

Hembusan napas terdengar dari arah Kiba. "Dan aku begitu tersiksa oleh aroma tubuhmu yang begitu kuat, Sakura,"

Gadis itu pun tercekat, menatap waspada pada pria itu. Melihat tingkah menggemaskan gadisnya berhasil menghadirkan kikikan geli pada bibir Kiba. "Tak perlu berlebihan, sekarang aku sudah mulai terbiasa, walaupun rasa pusing terkadang masih menyerang kepalaku,"

Sakura menjadi kikuk sendiri sekarang, mau bagaimana pun respon Kiba akhir-akhir ini jika di dekatnya selalu agresif, Sakura jadi ngeri sendiri ketika mengingatnya. Dan, Sakura juga tidak menyangka Kiba ternyata sudah pandai dalam hal-hal yang berbau mesum.

Kiba mengernyit, laki-laki itu terganggu dengan tatapan yang diberikan Sakura, tatapan itu seolah-olah memancarkan arti waspada dan di sini Kiba terlihat seperti om-om pemangsa. "Sakura, aku tidak seburuk itu kau tahu! Berhenti menatapku seperti itu,"

Sakura menggedikkan bahu, toh faktanya Kiba memang mesum menurutnya. Dan ia kesal karena nampak begitu lemah di hadapan Kiba, ini menyebalkan.

Keheningan pun terjadi dalam waktu cukup lama, keduanya terlihat menatap aliran sungai yang nampak memiliki arus ringan, hanya terdengar hembusan napas gusar dari kedua remaja itu.

"Mengenai pernikahan─"

Kiba menoleh cepat. "Kau ragu?"

Tidak. Rasanya Sakura ingin langsung mengatakan itu, tapi mengapa kini justru bibirnya bungkam. Sakura ingin melupakannya dan sepertinya Kiba tidak lah buruk untuk menjadi sosok yang pantas mendapatkan cintanya yang sejak dulu terabaikan. Sakit sekali.

Hati Kiba terasa dicubit manakala melihat gadis itu yang justru terdiam, apa yang kau harapkan Kiba? Sakura menyangkalnya? Itu terdengar mustahil sepertinya. Kiba pun tersenyum getir memikirkan nasibnya yang malang.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang