Extra Part ~ Ritual Mengasyikan

823 104 23
                                    

Sakura menatap penampilan ruangan yang baru saja dimasuki, ia menggeleng ringan begitu melihat ada banyaknya bunga Sakura yang bertaburan di atas ranjang, apalagi ketika sadar taburan bunga itu membentuk sebuah love raksasa, jangan lupakan lilin yang berada di beberapa sudut ruangan dan lampu kamar yang dimatikan, membuat keadaan ruangan itu nampak remang-remang kekurangan cahaya.

"Ada apa? Mengapa tidak segera masuk?"

Suara berat itu membuyarkan lamunan Sakura, ia segera menyingkir dan mempersilahkan sosok itu untuk ikut masuk. "Sepertinya Ibumu dan Ibuku begitu antusias menyiapkan ruangan ini, lihatlah," Sakura meminta Kiba untuk memperhatikan sesuatu di tengah ruangan.

Bibir si laki-laki tersenyum memaklumi, memang diantara mereka, kedua orang tua masing-masing lah yang nampak begitu antusias dalam pernikahan yang baru saja terjadi tadi pagi, jadi Kiba tidak begitu terkejut ketika melihat hal-hal yang berlebihan di sekitarnya.

"Ibu kita," Kiba mengoreksi.

Membuat Sakura segera menatapnya, bibirnya mengulum senyum dengan memalingkan wajah, gadis itu merutuki kebodohannya yang belum terbiasa tentang sebuah fakta jika sekarang orang tua Kiba adalah orang tua Sakura juga, begitupun sebaliknya.

Sakura menangangguk membenarkan. "Aku belum terbiasa,"

Kiba yang sejak tadi berada tidak jauh dari ambang pintu segera menutup dan menguncinya, tangannya bergerak mengusak lembut pucuk kepala istrinya dengan melangkah mendekati ranjang berukuran besar di tengah kamar.

Laki-laki itu mengedarkan pandangannya, ini adalah kamar miliknya, begitu banyak perubahan dari terakhir kali ia menempatinya tiga hari yang lalu dan selama itu pula Kiba dimintai untuk tertidur di ruang tamu dengan menggeret futon miliknya yang biasa ia gunakan di dalam kamar.

Ya, kasur besar ini sebelumnya tidak ada di tempat itu, biasanya Kiba akan tidur beralaskan futon. Hal ini membuatnya semakin yakin jika kedua orang tua mereka memang telah mempersiapkan semuanya, membuat sunggingan tipis hadir di bibirnya.

Kernyitan Kiba hadirkan melihat Sakura yang masih saja berdiri di dekat pintu, Kiba pun bangkit dengan merenggangkan tubuhnya, acara seharian tadi tentang pernikahan serta ritual-ritual klan lainnya berhasil menguras banyak tenaganya.

"Sakura? Sampai kapan kau akan berdiri di sana? Kau tak ingin membersihkan diri?"

Gadis itu tersadar. "Ah? Iya," dengan ragu ia melangkah mendekat.

"Baiklah. Jadi, siapa yang akan mandi lebih dulu? Aku atau kau? Atau mau bersama-sama?"

Kiba tak kuasa menahan suara tawanya ketika melihat Sakura yang mulai melotot ke arahnya, disertai kedua pipi yang merona. Lucu sekali.

"Aku saja," dengan dengusan sebal gadis itu melangkah cepat memasuki kamar mandi.

Kiba menggeleng perlahan, ia tidak menyangka Sakura bisa bertingkah semenggemaskan itu, Kiba jadi tidak sabar untuk menerkamnya dan merasakan bagaimana kedua taringnya menancap pada permukaan leher putih gadis itu. Saat itu ia melakukannya dengan tidak sadar, jadi saat ini akan ia lakukan dalam keadaan sadar sepenuhnya. Bibirnya menyeringai memikirkan rencananya itu.

Beberapa waktu berlalu dan kini Kiba terlihat tengah memandang jauh dari arah jendela kamarnya, seperti tengah memikirkan sesuatu. Perhatiannya pun teralihkan ketika suara pintu terbuka mulai terdengar, ia bisa melihat Sakura yang kini mendongolkan kepalanya di sana dengan tubuh yang masih berada di dalam ruangan kamar mandi.

Kiba mengernyit bingung. "Sakura? Ada apa?"

Gadis itu mengedarkan pandangannya gelisah. "Ano ... Kiba, aku melupakan pakaian gantiku, hehe,"

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang