| 18 | Ikatan Pertemanan

541 108 26
                                    

Untuk kedua kalinya, Kiba berada dalam situasi dan lokasi yang sama, di sebuah ruangan keluarga miliknya dengan Tsume yang menatap tajam ke arahnya, namun kali ini hadir sosok merah muda duduk tepat di samping laki-laki itu.

Sakura termenung setelah mendengar seluruh cerita secara rinci dari bibir Ibu Kiba, rasanya campur aduk, terkejut, marah, kesal, sedih, gelisah, takut, semua menjadi satu.

Tsume sengaja memberikan waktu untuk gadis itu menenangkan diri, netranya tak lepas dari sosok merah muda itu dan sesekali melirik putranya yang sejak tadi terlihat menundukkan kepala.

"Kau tidak perlu buru-buru menentukan jawabannya, Sakura," Tsume ambil suara.

Yang dimaksud adalah sebuah jawaban atas akhir dari semuanya, atau justru awal? Mengenai ide yang wanita itu sarankan─sebuah pernikahan diantara Sakura dan Kiba. Sebetulnya bukan seutuhnya ide Tsume, karena memang harus seperti itu sejak awal.

Kedua tangan Sakura meremat sisi kursi, seolah-olah tengah menyalurkan rasa yang membuncah di sana, meyakinkan diri sendiri atas jawaban yang telah ia pikirkan itu. Dan reaksi Sakura disaksikan oleh Kiba yang kini menolehkan kepalanya, raut cemas begitu kentara di wajah si Inuzuka.

Dengan sebelumnya merapatkan kedua bibir, suara gemetar milik Sakura pun terdengar, "Aku menerimanya, aku akan menikah dengan Kiba,"

Raut cemas sang lelaki dengan cepat bercampur mimik terkejutnya, Kiba tidak menyangka Sakura akan menjawab secepat itu. Tangannya reflek menyentuh pundak Sakura, ingin rasanya Kiba memastikan jawaban tersebut namun apa daya gadis itu masih setia dalam tundukan kepala, pundaknya nampak bergetar dengan tetesan bening yang mulai jatuh pada permukaan rok merah mudanya.

Membuat Kiba tertegun, ia merasa telah menjadi orang paling jahat karena sudah merenggut kebahagiaan gadis itu, bahkan secara paksa membuat Sakura harus menikah dengannya, walaupun Kiba pun tidak sepenuhnya salah.

Namun, lain dengan Tsume, bibirnya sedikit menghadirkan seringaian. Sakura, walaupun ia jarang sekali bertemu dengan gadis itu, tapi Tsume berkali-kali mendengar tentangnya, apalagi mengenai Sakura yang adalah murid didikan langsung dari Hokage, dan karakter keras serta kasarnya yang Tsume rasa sangat cocok jika disandingkan dengan Kiba, putranya itu akan tunduk dan juga tidak akan berani macam-macam karena memiliki istri yang karakternya mirip dengan Tsume sendiri.

"Kau yakin?"

Sakura pun mendongak setelah menghapus jejak air mata yang mengalir tanpa ia minta. Senyuman paksa begitu jelas di sana. "Sangat yakin, Bibi"

"Saku─" Kiba menghentikan ucapannya ketika melihat Sakura mulai menatapnya, kedua mata yang memerah itu membuatnya terluka. Walaupun Kiba sangat ingin memiliki Sakura tapi jika dengan cara seperti ini Kiba tidak bisa, laki-laki itu maunya Sakura bersamanya karena memang gadis itu menyukainya, tidak dengan cara paksaan.

"Aku sangat yakin, Kiba," Sakura berujar.

Tsume mengangguk. "Baiklah, sekarang juga aku akan menemui Hokage-sama dan membahas kapan waktu yang tepat untuk hari pernikahan kalian, juga aku akan bertemu dengan kedua orang tuamu, Sakura. Kalian tidak perlu khawatir, aku yang akan mengurus semuanya."

...

Beberapa hari telah terlewatkan. Membuat hubungan diantara Kiba dan Sakura sedikit lebih baik, keduanya nampak mencoba menerima takdir mereka. Mungkin ini yang terbaik, itulah kalimat yang selalu ditanamkan dalam benak masing-masing.

Namun.

Semuanya kembali rumit ketika masalah yang tengah dihadapi diketahui oleh seluruh angkatannya, entah bagaimana caranya namun kini Sakura dan Kiba nampak seperti tersangka yang tengah diinterogasi oleh seluruh teman-teman yang menjadikan mereka sebagai objek utama.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐅𝐈𝐆𝐇𝐓 || SELESAI✓Where stories live. Discover now