Bab 16 : Syarat.

999 63 0
                                    

Waktu itu udara malam hari sangat dingin yang membuat Doyoung memakai setelan baju panjang dan tidur di kamar dengan tenang, berbeda dengan Taeil yang masih membersihkan dirinya.

" Tae?? udah belum? aku mau ngomong nih " kata Doyoung yang tak terlalu kuat namun Taeil mendengarnya.

" Ngomong saja, saya dengarkan " balas Taeil yang masih ada di kamar mandi.

" Besok ke rumah sakit ya? buat check up baby hehe " cengir Doyoung saat itu.

" Jam berapa? takutnya nanti saat jam itu saya sibuk " jawab Taeil yang keluar dari mengelap wajahnya dengan tisu.

" Jam 3 sore kok, bisa kan??? " tanya Doyoung lagi yang menatap dirinya.

" Bisa kok, oh iya buat permintaan maaf mu itu kan saya katakan bahwa menggunakan syarat, syaratnya itu mudah " ucap Taeil tiba-tiba yang membuat Doyoung merasa takut.

Taeil mulai berjalan ke arahnya dan menindih Doyoung yang takut, kancing kemeja Taeil terbuka dua yang dimana area perutnya terlihat dengan jelas membuat Doyoung hanya bisa meneguk air ludahnya secara cepat.

Taeil tersenyum miring dan wajah Doyoung benar-benar langsung keringat dingin karena hal itu saja, Taeil langsung mencium bibirnya dengan kasar membuat mata Doyoung terbelak.

" U-umh!! Tae.. " sela Doyoung yang nafas nya sudah habis saat itu juga.

Taeil langsung melepaskannya dan berjalan ke arah lemari, lalu mengambil sebuah boneka kelinci berwarna putih lalu memberikannya kepada Doyoung.

" Nah ini untuk mu, lucu kan? " tanya Taeil yang memberikan.

" LUCUUU!! kamu dapet dari mana, ini lucu bangett!! " jawab Doyoung yang kegirangan saat memegang boneka itu.

" Ada deh " ujar Taeil lalu duduk di sebelah Doyoung.

Tiba-tiba mata berdua saling bertatapan, Doyoung mengetahui bahwa Taeil menginginkan sesuatu tapi dia tak tahu.

Taeil menatap Doyoung yang bisa terlihat dengan jelas bahwa Doyoung selalu takut jika Taeil sudah bersikap seperti itu, Taeil menangkup pipinya dan mencium bibir Doyoung dengan lembut saat itu.

Doyoung menutup matanya dan mengikuti permainan dari Taeil, Taeil melumatnya dengan lembut hingga dia turun ke leher putih milik Doyoung saat itu dan langsung membuat banyak tanda disana.

Doyoung hanya bisa melenguh karena sakit dan geli, Taeil tak memperdulikannya dan dia masih membuat banyak tanda disana.

" U-udah Tae.. cukup, itu sakit.. " kata Doyoung yang menegelamkan kepalanya di bahu lebar milik Taeil saat itu.

" Sorry tapi leher kamu selalu enak " bisik Taeil yang membuat Doyoung kesal.

" Kebiasaan, tapi kamu memang mau itu ya? gara' aku ga pernah ngasih lagi? " tanya Doyoung yang baru menyadarinya.

" Iya kelinci, ga salah kan jika saya minta duluan? " tanya Taeil balik yang membuat Doyoung duduk di pangkuan Taeil dan menatapnya.

" Ngga kok, you want it again? " ujar Doyoung yang membuat Taeil merasa menang banyak saat itu.

Belum ada Taeil menjawab, Doyoung langsung mencium bibir Taeil dengan cepat yang membuat Taeil juga membalasnya.

Dengan cepat Taeil melumat bibir Doyoung saat itu, Doyoung mengikuti permainan lumatan itu dan entah bagaimana tangan Taeil sudah ada di dalam baju milik Doyoung saat itu.

Tangan Taeil memainkan nipple milik Doyoung saat itu yang membuat Doyoung langsung melepaskan lumatan dan melenguh.

" Ahh.. Tae.. " desah Doyoung lalu mencoba menahan mulutnya yang masih ingin mengeluarkan suara itu lagi.

Taeil sendiri semakin menjadi-jadi dan dia mendudukkan Doyoung kasur lalu membuka celana berserta dalamannya dan memperlihatkan miliknya yang sudah tegang saat itu.

" Mau kulum? " tanya Taeil namun dengan suaranya yang agak berat.

" Boleh " jawab Doyoung yang langsung mengulumnya dengan bentuk tubuh yang nungging saat itu.

Taeil meraba dari pantat hingga pinggang mulus milik Doyoung saat itu, Doyoung mengulum punya Taeil dan menjilatinya layaknya makan es krim.

Hingga 20 menit lebih Doyoung mengulumnya dan membuat tenggorokannya sakit, Taeil hanya bisa mendongakkan kepalanya lalu memegang kepala Doyoung dengan pelan.

Tak lama miliknya keluar juga namun itu terlalu banyak membuat Doyoung kesulitan menelannya dan mengenai beberapa area di wajahnya.

Cairan dari milik Taeil mengenai pipi kanan Doyoung dan di bawah matanya sebelah kiri, setelah dia menelan yang ada di mulutnya dia langsung mengelap dengan jarinya dan mengemut jari itu.

Taeil menggendongnya lalu mempanggku Doyoung yang mengeluarkan tangannya di leher milik Taeil, Taeil tersenyum kepadanya dan wajah Doyoung yang sedari tadi sudah merah semu malah menjadi merah tomat karena senyuman Taeil.

Mereka dua saling salah tingkah saat melihat senyum dari pasangan mereka, apalagi Taeil yang terkadang benar-benar lemah akan soal senyum manis milk Doyoung seorang.

" Tae? habis check up temenin aku beli jajan yaa? " tanya Doyoung dengan wajah gemasnya membuat Taeil tertawa melihatnya.

" Haha iya iya nanti saya temenin " balas Taeil yang masih tertawa melihat Doyoung.

Mereka pun saling peluk satu sama lain dan cuddle hangat saat itu, Taeil mengelus pucuk kepala Doyoung sedangkan tangan mungil milik Doyoung menempel di punggung Taeil.

" Doy? are you love me now? " tanya Taeil tiba-tiba kepadanya.

" Yes, why you ask that? are you don't believe if me love you? " tanya Doyoung balik dengan mata tajamnya namun lucu di mata Taeil.

" Haha kamu lucu kelinci " balas Taeil yang langsung menangkup pipi gembul Doyoung.

" Nama aku Doyoung ya bukan kelinci! " lanjut Doyoung yang kesal namun gemasnya masih saja di perlihatkan membuat Taeil semakin tak bisa memperhatikan wajah Doyoung.

" Kamu lebih cocok di panggil kelinci dibanding nama kamu " ujar Taeil yang membuat Doyoung semakin kesal kepadanya.

" No! nama aku Doyoung bukan kelinci!! " jawab Doyoung yang benar-benar kesal.

Mungkin bagi Doyoung dia mengeluarkan mata tajamnya itu membuat Taeil meminta maaf kepadanya, kenyataannya berbeda jauh yang ada Taeil tertawa akan melihat wajah Doyoung kala itu.

" Udah-udah jangan marah, nanti gemesnya hilang " kata Taeil yang mengelus pucuk kepalanya.

" Hm iya-iya " jawab Doyoung yang akhirnya memilih untuk tidak marah lagi kepada Taeil saat itu.

Mereka berdua benar-benar tertidur dalam pelukan itu, udara menjadi dingin walaupun hujan tak membasahi rumah mereka kala itu.

Doyoung menyembunyikan dirinya di dalam selimut dan akan memunculkan kepalanya saja ketika Taeil berbicara sesuatu kepada dirinya.

Mereka berdua memang seperti kebiasaan melakukan hal itu, namun mereka tak pernah membicarakan tentang ini sebelumnya.

Doyoung masih merasa bersalah akan dia yang memarahi Taeil kemarin, Doyoung ingin minta maaf namun permintaan maafnya sudah di maafkan oleh Taeil sebelumnya.

Doyoung lupa bahwa dia sebentar lagi akan lulus dan dia akan mencoba membuat skripsi untuk sidangnya secara offline yang sudah hampir setengah saat itu.

Mungkin dia akan meminta Taeil untuk menolongnya, dia sendiri juga kesulitan mengerjakannya jadi mau tak mau harus meminta tolong kepada Taeil.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now