Bab 26 : Empat Mata.

648 39 0
                                    

" Tae! ayo lomba! " ajak Doyoung yang baru mendapatkan ide itu.

" Lomba apa? " tanya Taeil yang langsung menatapnya.

" Gini kita tatap-tatapan dan jangan kedip, kalau kedip dia kalah dan dapet hukuman dari yang menang, gimana? " tanya Doyoung setelah menjelaskan cara mainnya.

" Boleh, kalau gitu mari mulai " ujar Taeil yang membuat mereka memulai permainan itu.

Mereka berdua bertatapan biasa saja awalnya, tapi entah mengapa Taeil menjadi salah tingkah karena melihat wajah Doyoung saja.

Doyoung juga menjadi tersipu malu karena cara Taeil melihatnya benar-benar berbeda, hingga 10 menit lebih dan pada akhirnya Doyoung kalah karena matanya sudah berair.

" Kamu kalah " kata Taeil yang tersenyum kepadanya.

" Iya-iya, kamu maunya apa? " tanya Doyoung yang menatapnya.

" Mau kiss saja " jawab Taeil secara cepat.

" Jangan yang itu dong, ini di tempat umum Taee " balas Doyoung yang kaget mendengarnya.

Taeil langsung berdiri dan mencium bibirnya Doyoung secara tiba-tiba, mata Doyoung yang tadinya biasa saja malah terbuka lebar karena itu.

Taeil hanya menciumnya saja lalu melepasnya, Doyoung kesal karena ulah Taeil tapi tidak salah juga karena Taeil sudah lama tak mendapatkan itu.

" Ishh Tae! jangan gini dong " decak Doyoung yang kesal.

" Terserah saya, emang kenapa? " balas Taeil yang masih berdiri dan menatap Doyoung.

" Bibir aku jadi sakit! " lanjut Doyoung yang benar-benar kesal.

" Maaf kelinci, tapi saya hanya menciumnya saja dan tak lebih dari itu " jelas Taeil yang mengingat hal tadi.

" Y-ya tau, tapi bibir aku jadi sakit.. " sambung Doyoung yang tak dapat mengelak.

" Maaf ya? saya tidak sengaja " ujar Taeil yang mengelus tangan kanan Doyoung dengan lembut.

Doyoung langsung membeku disana, hatinya berbunga-bunga karena kali itu dia baru mendapatkan feel bahwa Taeil mengelus tangannya lembut.

Senyumnya terukir namun itu menunduk, jadi Taeil tak melihatnya dengan jelas namun Taeil mengatakan sesuatu yang membuat senyum itu terukir.

" Gaya dan wajahmu selalu membuat saya teringat akan dirimu, mungkin hati mu berbunga-bunga atau semacamnya tapi saya tebak kamu sedang salah tingkah bukan? " tebak Taeil yang membuat Doyoung langsung mengangkat kepalanya dan menatap Taeil.

Senyumnya terukir saat itu, pipinya menjadi merah karena tersipu malu dan Taeil selalu tertawa jika Doyoung sudah melakukan seperti itu.

" AKJKSKJAKSGJSKSK, BISA GA SIH SEHARI AJA GA USAH BUAT GUE KAYAK GINIIII " batin Doyoung yang tak kuat menahannya.

" Kok kamu tauu?? " tanya Doyoung balik.

" Terlihat jelas di wajah mu, u always cute haha " jelas Taeil yang memahami cara pandang Doyoung terhadap dirinya.

" Yah ketahuan deh, tapi gpp kok kamu always be my love " kata Doyoung kepadanya.

Mata mereka kembali melakukan eye contact, jujur saja Doyoung semakin suka menatap wajah Taeil secara dekat meskipun dia sendiri nantinya tak kuat.

Taeil tak tahan untuk mencubit pipi Doyoung, menurutnya pipi Doyoung itu terlalu gembul dan seru jika di cubit sampai merah.

Taeil langsung mencubit pipi Doyoung dan Doyoung mencoba berontak karena sakit, tapi dia tak bisa melakukannya.

" A-auchh Tae! " katanya yang mengelus pipinya sendiri.

" Pipi kamu gembul soalnya kelinci " balas Taeil yang tersenyum kepadanya.

Doyoung juga membalasnya dengan senyum meskipun pipinya sakit, dia mengingat bahwa di dekat mejanya ada sebuah karet.

Dia mengikat tengah rambut Taeil, Taeil membiarkannya dan Doyoung tertawa karena menurutnya itu benar-benar lucu.

" Kamu suka? " tanya Taeil yang melihat Doyoung puas akan tertawa.

" Iyaa, lucu soalnya " jelas Doyoung yang memainkan rambut yang diikat itu.

Taeil membiarkannya meskipun agak sakit baginya, yang penting Doyoung tak merasa bosan tinggal di ruangan bau obat itu.

Dia masih lama untuk di perbolehkan pulang, untungnya Doyoung sudah makan malam dan Taeil juga sudah makan malam.

" Saya keluar sebentar mau beli minum, kamu mau nitip sesuatu? " tanya Taeil kepada Doyoung.

" Aku cuman nitip permen " jawab Doyoung yang tampaknya menginginkan itu.

" Baiklah, tunggu disini ya? saya pergi dulu " ujar Taeil pada akhirnya.

Taeil pergi ke toko yang ada di area parkir, banyak para gadis-gadis terpesona akan ketampanan Taeil saat itu namun dia menghiraukannya.

" Permisi kak? boleh minta no hpnya ga? " tanya salah seorang gadis kepada Taeil saat itu.

" Maaf nomor saya digunakan untuk yang penting, jugaan saya sudah ada yang punya " balas Taeil dengan ramah namun menyakitkan.

Dia tahu apa maksud sang gadis itu meminta nomornya, sang gadis merasa malu dan pergi dari sana begitu juga dengan Taeil yang membeli titipan dari Doyoung.

Dia kembali ke ruangan dan melihat Doyoung yang ternyata tidur saat itu, dia langsung menyelimuti Doyoung hingga semua badannya tertutup.

Taeil mengelus pucuk kepalanya sebentar dan dia membiarkan Doyoung tidur, dia paham jika Doyoung kelelahan.

Taeil membeli bir kaleng saat itu, sudah lama dia tak minumnya jadi dia hanya membeli satu kaleng saja, dia bekerja melalui hpnya malam itu.

Dia sibuk mengurus para pekerjanya dan beberapa client online yang membahas akan kerja sama mereka, Taeil tak sadar jika Doyoung sudah bangun namun tak mengatakan apapun.

" Tae. " panggil Doyoung dengan nada yang aneh dan membuat Taeil langsung melihatnya.

" Kenapa? butuh sesuatu? " tanya Taeil saat itu.

" Kok beli bir kaleng?? " tanya Doyoung yang nada bicaranya langsung berubah menjadi bingung serta wajahnya yang pout.

" Saya ingin minum saja, jugaan saya hanya beli satu bukan banyak " jelas Taeil yang berjalan kepadanya dan memberikan segelas air putih.

" Besok kita lihat baby ya?? " sahut Doyoung kepada Taeil setelah meminum air putih tadi.

" Iya, lihatnya siang ya? besok pagi saya ada meeting " ujar Taeil pada akhirnya.

Taeil memberikan permen tapi kepada Doyoung, dia membelikan permen tangkai karena menurutnya Doyoung menginginkan itu.

" Ini permen mu " kata Taeil yang duduk di samping Doyoung kali ini.

" Makasih hehe " jawabnya lalu memakan permen itu.

" Sama-sama kelinci " lanjut Taeil yang meminum bir kaleng miliknya.

Doyoung memakan permen itu seperti anak kecil, tak lama minuman Taeil habis dan wajahnya sendiri sedikit memerah karena itu saja.

" Tae?? kamu mabuk ya?? " tanya Doyoung yang memainkan pipi Taeil.

Taeil tak menjawabnya karena dia tertidur di kaki Doyoung saat itu, dan Doyoung mengetahui bahwa Taeil mabuk setelah meminumnya.

" Kebiasaan deh tapi gpp buat kali ini, but u should know if nothing gonna change my love for you " ucapnya seroang diri.

Taeil tak mendengarnya karena dia tertidur pulas, Doyoung mengelus kepalanya dengan lembut dan permennya pun habis.

Doyoung meminum air putih itu sampai habis dan ikut tertidur, dia sudah mengantuk saat itu dan tangannya masih di kepala Taeil saat itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon