Bab 28 : Salting?

558 35 0
                                    

Doyoung tengah menatap langit-langit ruangannya waktu itu, dia hanya pulang untuk kali ini karena dia sudah jenuh sekali di rumah sakit ini.

" Pengen pulang deh... " ucapnya yang hanya bisa berangan-angan akan hal itu.

Dia juga merindukan rumah setelah hampir berminggu-minggu di rumah sakit itu, dia hanya bisa berangan-angan dan menunggu Taeil datang.

Tiba-tiba hp Doyoung berbuni yang menandakan bahwa adanya notif pesan dari Taeil untuknya, dia membuka chat itu lalu membacanya dalam hati.

" Doy? kamu ga bosan kan? "

" Ngga kok hehe, masih kerja ya? "

" Sedang istirahat sebentar, kamu mau nitip sesuatu tidak? "

 Doyoung mendadak ragu ingin mengatakannya, dia merasa bahwa dia tak sanggup untuk mengetiknya dan mengingatnya saja sudah membuat dia takut.

" Ngga ada kok, nanti kalau udah selesai kerja kabarin ya! "

" Oke, saya harap kamu tak bosan disana dan tunggu saya datang "

Akhirnya Doyoung pun menyudahi percakapan itu pada akhirnya, dia pun memilih melihat sosmed agar rasa bosannya hilang.

Dia menemukan beberapa postingan yang membuat dia teringat lagi akan Taeil saat itu, dia benar-benar jatuh hati kepada Taeil secara cepat tanpa dia sadari.

" Dia selalu buat gue kayak orang gila please, dan moga aja gue tetap normal walaupun teriak mulu dalam hati pas liat dia " ujarnya yang menyindir diri sendiri.

Tak lama, Taeil datang sambil membawakan beberapa paperbag yang lumayan besar dan aromanya benar-benar wangi.

" Hai? maaf kalau terlalu lama datang " ucapnya yang masuk ke ruangan itu.

Doyoung tak menjawabnya karena tercengang melihat Taeil yang pakaiannya mirip dosennya sendiri, selama ini dia hanya fokus kepada skripsinya dan dosennya memberikan dia beberapa minggu untuk menyelesaikan skripsinya itu.

Doyoung kaget melihat Taeil yang memakai kacamata dan rambutnya sedikit acak-acakan, dia bingung untuk kali ini.

" Dia termasuk redflag atau greenflag ya? " batinnya saat itu.

" Doy? kamu sedang berangan-angan? " tanya Taeil yang kini ada di depannya.

Doyoung semakin tak bisa berbicara apapun, dia saja tak berani melihat Taeil karena memakai kacamata itu dan Taeil langsung menangkup pipinya.

" Kenapa? ada yang salah? " tanya Taeil lagi yang bingung kepada sikap Doyoung kali ini.

" A-ah ngga kok, ga ada yang salah " jawabnya yang melihat Taeil saat itu.

Taeil menatap wajah Doyoung dengan cara yang berbeda, membuat Doyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

Taeil tertawa yang baru menyadari sikap Doyoung, dia tersenyum dan mengatakan sesuatu yang membuat Doyoung kaget.

" Jujur saja, kamu sedang salah tingkah kan? " tanya Taeil yang membuat Doyoung kesulitan untuk menjawabnya.

Doyoung terdiam karena hal tadi, dia tak bisa menjawabnya tapi Taeil sudah tahu lebih dahulu apa jawabannya dari raut wajah Doyoung saja.

" KOK KAMU TAU?! " balas Doyoung yang membuat Taeil menempelkan satu jarinya di bibir Taeil.

" Dari raut wajahmu terlihat jelas kelinci bawel " lanjut Taeil yang melihatnya.

" Kamu bisa tebak pikiran orang ya?! " decak Doyoung sekali lagi yang membuat Taeil tak tahu harus menjawab apa.

" Jangankan pikiran dari, raut wajah saja saya sudah paham terlebih dahulu " ujar Taeil sambil tersenyum.

Doyoung membelakkan matanya saat mendengarkan itu, berarti selama ini Taeil tau apa yang Doyoung pikirkan tanpa dia sadari.

" Tae? kamu udah ngerjain skripsi aku belum? " tanya Doyoung yang baru mengingat akan hal itu.

" Hampir selesai untuk soal itu, emangnya kenapa? " balas Taeil yang tengah meminum air minum dari botol.

Doyoung tak menjawabnya lagi karena matanya fokus menatap leher Taeil saat itu, dia menaikkan pandangannya ke atas dan terlihat wajah Taeil yang mendalami pria redflag pada umumnya.

" Ngga aku cuman nanya doang kok, jugaan aku pengen cepet lulus dari sana " ujarnya yang menjawab balasan Taeil.

Taeil mengeluarkan setangkai bunga mawar putih kesukaan Doyoung dari paperbag itu, dia memberikan itu kepad Doyoung yang membuat wajah polos Doyoung terlihat juga saat itu.

" Ini untuk mu " ucapnya yang memberikan setangkai bunag itu kepada Doyoung.

" Makasih buat bunganyaa " jawab Doyoung yang mengambil setangkai bunga itu dan mencium aromanya.

" Oh iya kata dokter kamu sudah bisa pulang, tapi tunggu 3 hari lagi baru pulang " kata Taeil tiba-tiba yang duduk di dekat Doyoung.

" Seriusan? akhirnya pulang juga " balas Doyoung yang senang saat mendengarnya.

" Tae? kok kamu makai kacamata? " tanya Doyoung yang memberanikan dirinya kali ini.

" Belakangan ini saya sering lihat layar laptop, makanya saya putuskan untuk memakai kacamata " balasnya yang melihat Doyoung saat itu.

Mereka berdua menjadi diam dan terlarut dalam tatapan masing-masing, Taeil ingin sekali mengigit pipi gembul milik Doyoung tapi dia tak mau kena marah oleh Doyoung.

Doyoung semakin tak tenang, jantungnya berdebar kencang, hatinya berbunga-bunga dan dia ingin sekali langsung pingsan saat itu juga.

" Why? you like this? if me use the glasses? " tanya Taeil dengan wajah yang menyakinkan.

" Iya hehe " cengirnya secara spontan.

Taeil hanya bisa tersenyum melihat itu, tiba-tiba saja Doyoung mencium bibirnya Taeil sebentar dan melepaskannya.

Taeil kaget karena dia tak mengira akan hal itu, Doyoung tersenyum saat itu dan senyum manisnya terukir yang membuat Taeil menjadi selalu menatapnya.

" Always beautiful like girl " katanya yang mengelus lembut tangan kanan Doyoung.

" I'm male not female Tae! " jawab Doyoung yang tak terima.

" Kenapa? seluruh sifat dan sikapmu mirip dengan wanita biasanya " lanjut Taeil yang bingung dengan jawaban Doyoung.

" I-ishh aku kan cowo bukan cewe " ujar Doyoung yang agak ragu.

" Tapi kamu cantik bagi saya " sambung Taeil yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Doyoung tak menjawabnya namun pipinya menjadi merah perlahan-lahan, Taeil tau itu dan dia hanya tersenyum saja.

Taeil pun berdiri dan melihat Doyoung saat ini, dia melipat lengan bajunya yang terkesan seperti pria redflag.

Doyoung tak paham akan maksud Taeil saat itu, Taeil pun memegang tengkuk leher Doyoung dan mendekatkan wajahnya ke wajah Doyoung.

Taeil menciumnya dengan pelan-pelan membuat Doyoung tak membalas sama sekali, tak lama dia juga membalasnya dengan cepat Taeil melumat bibir manis itu dengan lembut.

Doyoung membalas lumatannya itu, dia paling merindukan hal ini dan entah mengapa dia menginginkan itu saja.

Taeil pun melepaskan lumatannya dan melihat Doyoung yang tersenyum kepadanya, Doyoung mengalungkan tangannya di leher Taeil saat itu.

Doyoung langsung mencium bibir Taeil lagi, Taeil membiarkannya dan membalas ciuman itu lalu Taeil lah yang melumatnya sekali lagi.

Doyoung merasa kesulitan untuk membalas lumatan itu, pada akhirnya mereka menyudahi itu dan karena sudah malam, Doyoung memilih tidur sedangkan Taeil belum karena dia masih harus melihat sesuatu di hpnya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang