Bab 92 : Masih Sakit.

285 28 1
                                    

Pagi itu Taeil memutuskan untuk tidak masuk ke kantornya, dia takut jika kedua anaknya tak bisa menjaga Doyoung yang tengah sakit.

Doyoung terbangun dengan tatapan sayu, dia menjadi malas untuk menggerakkan semua badannya, jangankan melihat hp, ingin berbicara saja malas sekali.

" Babe? " panggil Taeil yang membuat Doyoung langsung menoleh ke arahnya.

Doyoung memang tak menjawabnya tetapi Taeil tahu akan hal itu, dia memakluminya karena hal wajar.

" U need something? " tanya Taeil yang membuat Doyoung menjadi memikirkannya.

" Eumm.... aku mau strawberry aja " jawab Doyoung dengan pelan.

" Hm tunggu saya akan membelinya " lanjut Taeil yang langusng bersiap-siap.

Taeil pun mengajak Yangyang untuk ikut bersamanya dan Winter lah yang menjaga Doyoung saat itu.

Winter pun mengompres dahi Doyoung yang benar-benar panas sekali, dia berharap buna nya itu cepat sembuh.

" Buna tidur dulu, nanti aja makan buahnya ya? " ucap Winter yang bermaksud menyuruh Doyoung beristirahat.

" Bentar lagi... " lirih Doyoung yang benar-benar lemas karena demam itu saja.

Sejujurnya Winter merasakan jika Doyoung itu bukan sekedar demam namun ada penyakit lain yang menyerang tubuhnya.

Doyoung benar-benar lemas hingga Winter harus tetap mengompres Doyoung, Winter menangis ketika melihat Doyoung terbaring lemah begitu saja.

" Buna... " lirih Winter yang sejujurnya tak sanggup melihat Doyoung sakit.

Winter menangis di lengan Doyoung, Doyoung sendiri tertidur di bagian pinggir dan Winter duduk di pinggir itu.

Doyoung hanya tersenyum dan mengelus kepala Winter dengan lembut, Winter menangis sesenggukan karena hal itu.

" Udah jangan nangis, buna ga kenapa-kenapa kok " kata Doyoung dengan lembut.

" B-beneran?? " balas Winter yang langsung melihat Doyoung.

Doyoung tersenyum manis saat itu seakan-akan menandakan bahwa itu benar, wajah Winter benar-benar merah saat itu.

Dia menggenggam erat tangan Doyoung meskipun panasnya belum turun, dia tak perduli akan hal itu sebenarnya.

" Aku harap buna cepat sembuh... " batin Winter yang menatap Doyoung dengan dalam.

" Jangan nangis lagi, jadi jelek kalau nangis " ujar Doyoung yang menghapus air mata Winter.

(Aku pernah gini juga pas mama aku ngelahirin adik lelaki aku yang ternyata pulang ke rumah Tuhan, tetapi Tuhan ga ngambil mama hehe ).

Winter membiarkannya, dia benar-benar tak kuasa menahan air matanya itu dan jatuh begitu saja, tetapi dengan lembut Doyoung menghapus air mata Winter.

Tak lama datanglah Taeil dan Yangyang yang datang membawa sebungkus strawberry, Winter yang melihatnya langsung menghapusnya air matanya.

Dia tak ingin Taeil dan Yangyang mengetahui akan hal itu, Doyoung hanya bisa tersenyum dan akhirnya Doyoung, Yangyang, dan Winter memakai buah itu.

Tidak dengan Taeil yang ternyata harus bekerja, namun dia bekerja di kamar bukan di ruang tamu. Doyoung sangat senang sekali dan senyum manisnya itu selalu terukir dengan begitu saja tanpa sebab.

Taeil melihat itu dari pantulan layar laptop, dia juga tersenyum melihatnya karena apa? dia merindukan senyuman manis itu sebenarnya.

Dia ingin terus-menerus melihat senyuman manis itu, dulu dia bisa melihatnya setiap hari tetapi sekarang tidak terlalu.

Namun Taeil akan selalu mencintai seseorang Doyoung yang selalu saja bawel, bertingkah seperti kelinci dan baik hati.

" I'm still like and loving u babe " lirih Taeil yang akhirnya melanjutkan pekerjaannya.

Winter dan Yangyang juga senang saat itu, mereka menonton film bersama sambil memakan buah strawberry tadi.

Mereka menonton film komedi saat itu, Winter senang melihat Doyoung yang bisa tertawa leluasa dengan mudahnya karena hal itu.

Badan Doyoung menjadi sedikit enak untuk bergerak, dia banyak sekali tertawa hingga Taeil fokus mendengarnya.

Taeil sendiri berhenti dari kerjanya sebentar dan mendengarkan tertawaan Doyoung yang benar-benar renyah, dia benar-benar senang melihatnya.

Setidaknya Doyoung menjadi sangat gembira saat itu, rasa sakitnya begitu saja tanpa memikirkan rasa sakit tadi yang membuatnya melemah.

Mereka banyak mengobrol bersama juga, perlahan-lahan Doyoung melupakan rasa sakitnya itu dan setelah itu Winter dengan Yangyang kembali ke kamar mereka.

" Tae.... ayo peluk :( " ujar Doyoung dengan nada manjanya itu membuat Taeil tertawa.

Dia membereskan semuanya yang ada di meja kerjanya, berjalan pelan menghampiri Doyoung dan memeluknya dengan erat.

Doyoung memeluk Taeil dengan erat, ternyata panasnya sudah menurun saat itu dan Taeil semakin memeluknya dengan erat.

Setelah berpelukan tadi, Doyoung menidurkan kepalanya di dada Taeil saat itu, dan posisi mereka berdua itu menyender kepada dinding.

Doyoung juga memeluk badan Taeil dengan erat, Taeil mengelus dan mencium lembut pucuk kepala Doyoung saat itu.

" Cepat sembuh kelinci " batin Taeil yang benar-benar berharap jika Doyoung sembuh.

Tak lama Doyoung tertidur lagi waktu itu, Taeil juga ikut tertidur saat itu karena kelelahan akan bekerja tadi sebenarnya.

Dia memeluk Doyoung dengan erat dan Doyoung juga membalas pelukan erat itu, berbeda dengan Winter yang masih kepikiran akan hal tadi.

Dia yakin jika buna nya itu akan sembuh tetapi di satu sisi dia merasa buna nya tak hanya demam, dia benar-benar bingung.

Dia pun memutuskan tidur sambil mendengarkan lagu melalui headphone saat itu, dia berharap bisa menghilangkan pikiran tadi.

Berbeda lagi dengan Yangyang yang tengah asik bermain game bersama teman onlinenya melalui hp, dia tak tidur saat itu.

Memang dia melakukan percakapan namun tak terlalu ribut waktu itu, dia bermain game sambil memakan cemilan dari kulkas.

Tiba-tiba Doyoung terbangun dan dia melihat Taeil yang sudah tertidur, dia mengecup sebentar bibir Taeil dan merapikan sedikit rambutnya yang acak-acakan.

Taeil merasakan hal itu dan dia juga langsung terbangun, dia sedikit tertawa karena Doyoung yang mengecup bibirnya tadi.

" Why u kiss my lips? u want it? " tanya Taeil dengan senyumnya.

" Ngga kok aku itu cuman ngasih aja, daripada kamunya ngambek nanti " balas Doyoung dengan lembut.

Taeil meletakkan kepalanya di ceruk leher Doyoung saat itu, mengendus pelan aroma leher yang benar-benar harum.

" Jangan Tae! geli tau " kata Doyoung yang memarahi Taeil.

" But, your neck so fragrant babe " jelas Taeil yang masih saja mengendus leher Doyoung.

Doyoung tertawa kecil karena hal itu, dan Taeil pun langsung mencium bibir Doyoung secara lembut dan Doyoung terkejut.

Karena Taeil melakukan itu secara tiba-tiba, Taeil juga melumat bibir Doyoung dengan lembut dan Doyoung membalasnya.

Mereka berciuman sambil tiduran saat itu, salah satu tangan Taeil mengelus lembut luar pinggang Doyoung dengan cepat.

" U-uhh... " lenguh Doyoung yang sudah kehabisan nafas.

Taeil pun melepaskannya karena dia tahu akan hal itu, Doyoung sendiri langsung mengambil nafas banyak-banyak akhirnya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now