Bab 50 : Rebutan.

443 39 0
                                    

Maaf ya kalau telat ngeup, soalnya lagi belajar buat pts hehe, I hope you still like my book and please leave a comment or vote!

" Taee! tolongin sinii " panggil Doyoung yang tak terlalu kencang saat itu.

Taeil yang mendengarnya langsung menghampirinya Doyoung, dia berdiri di samping Doyoung dan bertanya.

" Kenapa? ada masalah? " tanya Taeil dengan spontan.

" Tolongin aku cuci sayur hehe, jugaan bentar lagi mau makan siang " ujar Doyoung dengan cengirnya itu.

" Saya kira kenapa, yasudah mana sayurnya? " tanya Taeil akhirnya.

Doyoung memberikan sayuran itu kepada Taeil, Yangyang menonton tetapi dia merasa tak ada siapapun di dekatnya dia memutuskan mencari Doyoung.

Dia berjalan ke arah Doyoung dan berdiri di sebelahnya, Doyoung sadar akan hal itu dan mengajak Yangyang duduk di kursi.

Taeil yang baru selesai mencuci sayur itu, dia meletakkan di dekat Doyoung dan bertanya dengan pelan kepadanya.

" Yangyang kenapa? " tanya Taeil saat itu.

" Ngga kok, dia aja tadi yang samperin " jawab Doyoung yang fokus memotong sayuran tadi.

Taeil menganggukkan kepalanya sebagai jawaban 'oh' dan berjalan ke arah kulkas untuk mengambil sesuatu, secara tak sengaja salah satu jari Doyoung terluka.

" A-ahh sakit.. " ucapnya yang langsung menghidupkan air di tempat cuci piring dan membasuh jarinya itu.

Taeil yang mendengarnya menjadi sedikit kaget dan melihat Doyoung, memang lukanya tak terlalu dalam namun darahnya keluar dengan banyak.

" Tunggu disini dan tetap basuh jari mu " ujar Taeil yang mengambil plaster dan kain kasa.

Doyoung menurutinya, dia masih mencoba memberhentikan darah itu tapi semakin lama darahnya menjadi banyak.

Tak lama Taeil datang, dia langsung membalut jari tangan Doyoung yang masih berdarah itu dengan tebal, barulah dia memberikan plester sebagai perekat kain kasa tadi.

" Lain kali hati-hati babe, tidak sakit lagi kan? " tanya Taeil yang menatap Doyoung.

" Ngga kok cuman perih dikit aja " balas Doyoung dengan senyumnya.

Akhirnya Taeil lah yang melanjutkan memotong tadi, Doyoung tetap membantunya namun dia hanya melakukan pekerjaan ringan saja dan selebihnya Taeil melakukan itu.

" Sudah kamu temani Yangyang saja, kasihan dia sendirian sejak tadi " sahut Taeil tiba-tiba meskipun tak menatap Doyoung.

" Iya aku tinggal ya " ujar Doyoung sebelum pergi meninggalkan Taeil dan menghampiri Yangyang.

Taeil memasak makan siang saat itu sedangkan Doyoung menemani Yangyang bermain, untungnya Yangyang sudah makan siang terlebih dahulu.

Taeil sendiri sebenarnya baru pulang dari kantor untuk makan siang di rumahnya, dia sedikit kelelahan namun harus menggantikan tugas Doyoung kali ini karena dia tak ingin Doyoung terluka lagi.

" Tae? nanti temani check up ya?? " tanya Doyoung tiba-tiba yang ada di belakang.

" Astaga babe jangan seperti ini, jam berapa check up nya? " tanya Taeil balik kepada Doyoung.

" Jam 2 siang, bisa kan? " jelas Doyoung lagi sambil menatap Taeil.

" Saya usahakan tapi kalau saya tak bisa berarti besok ya? " lanjut Taeil yang berjanji kepada Doyoung.

" Iya-iya gpp kok kalau ga bisa nanti, aku ga maksa kamu " ujar Doyoung akhirnya yang membantu Taeil.

" Yangyang kemana? " tanya Taeil yang baru sadar jika dia tak melihat Yangyang sedari tadi.

" Udah tidur karena cape main tadi " jawab Doyoung yang sedang mengambil sesuatu di rak paling atas.

Doyoung tak sampai apalagi tangannya itu, Taeil yang sadar akan hal itu langsung membantunya dan Doyoung senang.

" Lain kalau tak bisa, minta tolong saja " kata Taeil yang membuat Doyoung hanya bisa nyengir.

" Hehe karena aku ga mau ngerepotin kamu tadi, makannya ga manggil kamu " balas Doyoung yang berdiri di sampingnya Taeil.

Taeil mendengarnya dan dia sedang memasak saat itu, tak lama makanan pun masak dan mereka makan bersama-sama sambil bercerita satu sama lain.

Taeil akan selalu menjadi pendengar jika Doyoung bercerita panjang lebar, begitu juga dengan Taeil yang terkadang bercerita hal yang tak penting namun Doyoung menyukainya.

" Babe? sebentar lagi saya harus kembali ke kantor, maaf jika tak membantu mu untuk membereskannya " ucap Taeil yang sudah selesai makan terlebih dahulu dari pada Doyoung.

" Iya gpp kok, udah pergi sana " balas Doyoung yang paham akan hal itu.

" Can I get your lips? sebentar saja? bisa kan? " tanya Taeil tiba-tiba kepadanya.

" Nanti aja pas kita mau check up " lanjut Doyoung dengan cepat.

" Baiklah, bye and take care " ujar Taeil yang langsung mengambil jas dan tas kerjanya.

Doyoung mengantar Taeil sampai depan pintu, akhirnya Taeil pergi dan Doyoung membereskan segalanya saat itu.

Yangyang masih tertidur pulas saat itu, sedikit lelah bagi Doyoung namun dia tahu jika dia juga harus mengurus Yangyang dan Taeil nantinya.

Hingga 30 menit lebih barulah dia selesai membereskan segalanya, dia duduk di dekat Yangyang yang tertidur saat itu.

Tanpa dia sadari juga dia ikut tertidur saking lelahnya, hal ini juga membuatnya malas untuk melakukan apapun sebenarnya.

Rasa mudah lelah itu membuatnya menjadi sedikit malas, untungnya Taeil terkadang peka terhadap apa yang dia rasakan.

" Huft.. cape banget.. " lirih Doyoung yang akhirnya menutup matanya.

Dia tertidur pulas karena kelelahan begitu juga dengan Yangyang, mereka berdua tertidur di sofa saat siang itu.

Hingga Yangyang yang bangun terlebih dahulu, dia membiarkan buna nya tidur dan bermain dengan sendirinya.

Doyoung tak tahu jika Yangyang sudah bangun dari pada dia, Yangyang hanya bermain mobil-mobilan saja untungnya.

Taeil sendiri juga menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dan dia juga langsung pulang ke rumah saat itu.

Dia melihat Yangyang bermain dan melihat Doyoung yang sedang tertidur juga, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Doyoung secara terbalik.

Deru nafas mereka saling terdengar dan tak lama Doyoung membuka matanya karena dia merasakan ada orang lain, ternyata itu Taeil yang membuat Doyoung mengangkatkan kepalanya langsung mengecup bibir Taeil jadinya.

" Thanks babe " ujar Taeil yang misinya selesai.

" Ish kamu mah, tumben cepet biasanya lewat beberapa menit dari jam yang aku bilang baru kamu pulang " balas Doyoung yang melihat wajah Taeil.

" Saya mengerjakan segalanya dan untungnya tadi tak ada rapat atau apapun itu " lanjut Taeil yang duduk di sebelah Taeil.

" Oh babe, can I get it again? " bisik Taeil dengan pelan membuat Doyoung langsung mengelus telinganya.

" T-taee geli tahuu... kalau soal itu nanti aja deh, masih ada Yangyang soalnya " sahut Doyoung yang menunjuk Yangyang.

" Kalau begitu peluk saja, saya sedikit lelah akan pekerjaan tadi " timpal Taeil dengan cepat.

Doyoung pun memeluk Taeil dengan erat, Yangyang tak sengaja melihatnya langsung merasa kesal dan menghampiri kedua orang tuanya itu.

" Bunaa puna athuu " kata Yangyang yang memeluk Doyoung dan menatap Taeil dengan cara menyipitkan matanya itu.

" Daddy hanya memeluk saja loh, dan hal itu salah? " tanya Taeil kepada mereka berdua dan Doyoung tertawa puas melihat mereka yang menjadi memperebutkan siapa yang bisa memeluk Doyoung saat itu.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now