- Bed Of Roses.

432 29 1
                                    

Waktu itu Doyoung sedang menemani Yangyang menonton film anak-anak di televisi, tak lama dia mendengar suara mobil yang tak dia kenal sebelumnya.

Doyoung mengecek ke halaman rumah lewat jendela, itu mobil kemarin yang mengejar mereka hingga Doyoung yang harus membawa mobilnya.

" Astaga nih orang tau dari mana sih? " batin Doyoung yang benar-benar kesal.

Dia keluar dan meninggalkan Yangyang tengah asyik menonton itu, dia berharap Nayeon ini tak melukainya atau melakukan kekacauan apapun.

" Hi lo istrinya Taeil ya? " sapa Nayeon dengan nada lembut.

" Kalau iya kenapa? lo punya masalah? " tanya Doyoung yang mencoba untuk tak emosi.

" Gue bingung sih kenapa Taeil bisa suka sama lo, gue kira istrinya seorang cewe taunya cowo pendek kyk lo wkwk " ejek Nayeon dengan tawanya yang menggelegar.

" Setan nih orang, suka-suka dia dong mau pilih siapa, gimana dia mau milih lo sedangkan lo sendiri aja kayak pel*cur " sewot Doyoung kali ini.

" MATA LO, GUE GA PEL*CUR YA NJ*NG " balas Nayeon dengan teriaknya membuat Doyoung harus menutup telinganya.

" Ribut banget sih, jugaan lo ngapain incer Taeil mulu hah?! kan lo udah tau kalau gue istrinya " lanjut Doyoung saat itu.

" Gue mau suami dan hartanya doang, ga lebih kok " jawab Nayeon dengan santai membuat Doyoung tak habis pikir.

Tiba-tiba saja Nayeon mengeluarkan pisau kecil miliknya, itu tajam sekali hingga membuat Doyoung sedikit silau untuk melihatnya.

" M-mau ngapain lo? " tanya Doyoung yang takut saat ini.

" Mau bun*h lo, kyknya seru deh " ujar Nayeon yang akhirnya mencoba menusuk perut Doyoung saat itu.

Doyoung memilih menghindar dibanding dia harus memukuli Nayeon, dia sendiri tak bisa melawan seseorang.

" Tae? pulang please, i'm scared now.. " batin Doyoung yang benar-benar ketakutan saat itu.

Doyoung mencoba menghindari serangan Nayeon, tapi tangan Nayeon bergerak lincah membuat lengan kanan dan kiri Doyoung terluka.

Doyoung sedikit meringis karena itu saja, sedangkan Taeil merasa tak enak dia akan gelisah dan akhirnya memilih pulang.

Hingga 15 menit berlalu, dia sampai di rumah dan melihat mobil Nayeon terparkir di halaman rumahnya membuat dia bertanya-tanya.

" Apa yang wanita ini lakukan? dia menyakiti Doyoung? " tanya Taeil seorang diri.

Nayeon melihat Taeil saat itu dan langsung menghampirinya, namun Taeil tak memperdulikannya dan memilih melihat Doyoung saat itu.

" Nayeon? apa yang kau lakukan?! " tanya Taeil yang menjadi kesal.

" Ayolah aku hanya melukainya sedikit saja, bukan secara mematikan " balas Nayeon yang membersihkan pisaunya itu.

" Shut up bit*h, sudah ku bilang jangan lukai keluarga ku " decak Taeil yang langsung memegang lengan Nayeon.

Nayeon meringis saat itu karena Taeil memutar tangan Nayeon saat itu, Doyoung ingin menyuruh berhenti namun tangannya masih sakit.

Taeil sendiri langsung menghajar Nayeon, kesabarannya sudah habis untuk wanita itu dan dia meninju wajahnya.

" Tak bisa kah kau mencari yang lain? aku sudah ada yang punya " ujar Taeil yang memegang kerah baju Nayeon dan mengangkatnya.

Nayeon tak bisa menjawabnya karena lehernya tercekik, Taeil semakin menjadi dan dia langsung mencampakkan badan Nayeon saat itu.

Nayeon terjatuh dan pinggangnya menjadi sakit sekali, Taeil meninggalkannya begitu saja meskipun dia masih ingin menghajar Nayeon hingga habis-habisan.

" Pergilah dan jangan pernah datang kesini Nayeon " ujar Taeil akhirnya.

Dia membawa Doyoung masuk, Nayeon yang akhirnya memilih pulang karena pinggangnya sakit, bagian pipi, hidung dan sekitar bibirnya berdarah karena tinjuan tadi.

Taeil mengobati lengan Doyoung saat ini, darah dari lengan Doyoung keluar banyak saat itu dan dia hanya bisa meringis karena kesakitan.

" Sorry jika saya tahu akan seperti ini Doy.. " lirih Taeil yang benar-benar tak kuat melihat tangan Doyoung.

" Iya gpp kok, lain kali jangan hajar dia ya? dia perempuan Tae " balas Doyoung dengan lembut membuat Taeil tersadar.

" Maaf saya tadi terlarut dalam emosi " lanjut Taeil yang mengobati tangan Doyoung.

Doyoung menahan rasa sakitnya, jujur saja dia sudah tak bisa melakukan apapun dan untungnya Yangyang tertidur karena kelelahan menonton.

Setelah selesai mengobati, Taeil menggendong Yangyang terlebih dahulu dan menaruhnya di kasur mereka, dia kembali dan menggendong Doyoung.

" Sorry dear, I don't want this either.. " batin Taeil yang merasa tak bisa menjaga Doyoung.

Dia menidurkan Doyoung dan menjaga mereka berdua, kepalanya di penuhi banyak pertanyaan yang tak bisa jawab, kamar mereka wangi mawar putih yang membuat Taeil semakin tak bisa memikirkan hal tadi.

" I wanna lay you down in bed of roses " ujarnya dengan pelan.

Doyoung tak tidur dan dia sedikit bingung melihat sikap Taeil, untuk pertama kalinya dia melihat Taeil yang benar-benar stress karena itu saja.

Doyoung mencoba menghampirinya secara pelan-pelan dan duduk di sebelahnya, Taeil sadar jika Doyoung ada disebelahnya dan sedang menyenderkan kepalanya di bahu Taeil.

" Jangan dipikirin lagi Tae, aku tau kamu kepikiran akan hal itu " kata Doyoung yang paham dan mencoba menenangkan Taeil.

" I guess i'm not good anymore but i'm sorry for not being able to take care of u, if u told to cry for u I could and if u told to die for i would " jelas Taeil yang merevisi beberapa pekerjaannya.

" I'll be there 'til the stars don't shine
'til the heavens burst and the words don't rhyme, i know when i die, you'll be on my mind and I'll love you, always, always and always Tae " lanjut Doyoung dengan lembut saat itu sambil mencoba menggenggam tangan Taeil.

Taeil mencoba untuk melupakan semuanya meskipun dia ingin menangis saat, Doyoung memasang lagu dari hpnya sambil menggunakan headset dan dia memasangkan sebelahnya di telinga Taeil.

Dia memutar lagu Always dari Bon Jovi, dan lirik lagu itu membuat Doyoung sedih namun Taeil mengelus kepalanya dengan lembut.

" Don't cry for me, this is my fault not yours dear " ujar Taeil yang mengelus kepala Doyoung.

Doyoung memilih menangis dalam diam, wajahnya menjadi merah dan sebenarnya dia juga tak ingin merasakan ini.

Orang tua Doyoung seperti ini, makannya ibunya menjodohkan dia dengan Taeil, dia tak ingin merusak hubungan keluarga kecilnya itu.

Doyoung memeluk Taeil dengan erat, dia tak bisa menahan air matanya itu dan air matanya terus berjatuhan. Dia tak ingin Taeil ataupun Yangyang pergi dari kehidupannya.

Hatinya sudah cukup sakit karena perlakuan keluarganya terhadap dirinya dulu, Taeil membalas pelukan itu dan mengelus belakang kepala Doyoung dengan lembut.

" Please forgive me and i promise to take care of you forever " bisik Taeil dengan lembut membuat tangisan Doyoung berhenti.

Mereka melakukan ciuman saat itu, setelahnya Doyoung juga membisikkan sesuatu kepada Taeil lalu memeluknya lagi.

" Forgive me and i can't stop loving you darl " bisik Doyoung kali ini dan langsung memeluknya.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن