Bab 78 : Kesal.

232 25 1
                                    

Taeil bekerja hari ini, Doyoung menjaga rumah dan juga Taeil mengantar kedua anaknya untuk masuk ke playgroup di dekat kantornya.

Doyoung membersihkan segalanya yang kotor disana, dia juga merapikan pakaian-pakaian dan tak lama datanglah Winwin ke rumahnya.

" Tok-tok.. " suara ketukan pintu yang membuat Doyoung bergegas untuk turun.

Doyoung membuka pintu dan terlihatlah Winwin menyapanya dengan baik, mereka berpelukan lalu Doyoung mengajaknya masuk.

" Eh kapan lo pulang? " tanya Winwin kepada Doyoung.

" Beberapa hari yg lalu, btw mana Yuta? " celetuk Doyoung yang tak melihatnya.

" Oh dia lagi buru-buru ke kantor karena rapat jadi dia cuman nganterin gue deh " jelas Winwin panjang lebar.

" Oh gitu gue kira kenapa tadi, oh iya ini oleh-olehnya " kata Doyoung yang memberikan sebuah oleh-oleh kepada Winwin.

" Wihh makasih ya Doy, gue ga nyangka kalau lo bawa beneran " lanjut Winwin dengan senang.

" Sengaja gue mah, jugaan disana gue agak lama makanya gue mutusin bawa banyak " ujar Doyoung akhirnya.

Mereka berdua pun bercerita setelah Doyoung menyajikan makanan kecil dan minuman panas, banyak sekali yang di ceritakan karena mereka berdua jarang bertemu.

" Tok-tok... " kali ini suara ketukan pintu yang membuat mereka berdua bingung sekali.

" Siapa? " tanya Doyoung yang kepo.

" Gatau deh, ntar gue buka dulu " balas Winwin yang beranjak ke depan pintu.

Winwin membuka pintu dan itu ternyata kedua temannya lagi, yaitu Ten dan Taeyong yang menyapa mereka.

" Astaga gue kira siapa tadi, ayo masuk " ajak Winwin yang lega melihatnya.

Mereka berdua pun masuk dan akhirnya bercerita satu sama lain, sekalian Doyoung memberikan oleh-oleh itu kepada mereka berdua.

" Wihh anak lo mana Ten? " tanya Doyoung yang kepo.

" Di bawa Johnny tadi ke tempat mainan gitu, jugaan katanya dia yang mau jaga buat hari ini " jawab Ten dengan santai.

" Tumben banget, biasanya jarang ga sih mereka yang ngejaga? " tanya Winwin kali ini.

" Kalau Taeil mah ngga, dia mau malahan tanpa gue suruh dia jaga anak-anak " sahut Doyoung dengan lembut.

" Kalau Jaehyun sih harus dibilang dulu, kalau ngga ya gue mulu yang jaga " timpal Taeyong dengan sedikit kesal.

" Sabar deh Yong, mungkin dia sibuk makannya ga sempat " balas Winwin dengan senyumnya.

" Kalau lo Win? masih belum juga? " tanya Ten yang membuat Winwin terdiam kali ini.

" Buat itu... dia belum mau katanya padahal gue udh pengen banget " lirih Winwin yang menunduk.

Ketiga temannya itu langsung memeluknya erat, Doyoung juga paham akan perasaan Winwin saat itu.

" Sabar aja Win, mungkin dia masih mikir buat hal itu jadi kasih waktu aja dulu " kata Taeyong dengan lembut.

" Nah bener Win dan juga dia masih belum terlalu yakin kalau kalian punya anak, jadi sabar aja ya? gue tau perasaan lo " lanjut Ten yang tersenyum kepadanya.

" Jangan sedih Win gue juga tau perasaan lo, jadi tunggu aja dulu? bersabar aja buat dikit lagi " sambung  Doyoung dengan senyumnya juga.

Rasa sedih Winwin hilang begitu saja meskipun terkadang dia memikirkan hal itu, mereka melanjutkan cerita-cerita apa yang mereka lalui.

Sejujurnya Winwin iri melihat ketiga temannya yang sudah punya anak, sedangkan dia belum tapi benar apa yang di katakan ketiga temannya apalagi Doyoung yang menyuruhnya untuk bersabar sedikit lagi.

Winwin menjadi lumayan terbuka lagi kepada temannya, selama mereka berempat berteman Winwin itu jarang sekali bercerita akan apa yang mereka lalui.

Taeyong memainkan hpnya sebentar dan ternyata Jaehyun telah berada di depan rumahnya Doyoung waktu itu, dia langsung izin pulang.

" Eh gue balik duluan ya? soalnya Jaehyun udah nunggu " katanya dengan cepat

" Oh gitu, iya balik aja Yong mungkin ada urusan " balas Ten yang mendengarnya.

Doyoung dan Winwin juga menyetujuinya, Taeyong pun pulang dari sana dan mereka bertiga saja yang tersisa.

Dan siang hari pun tiba, kedua suami Ten dan Winwin jemput mereka di rumah Doyoung dan akhirnya pulang dari sana.

Tak lama Taeil juga pulang dengan Winter dan Yangyang memakan coklat, Doyoung hanya bisa tersenyum melihatnya.

" Kalian di kasih coklat dari siapa? " tanya Doyoung yang melihat mereka berdua.

" Di kasih daddy bun, kita makan banyak sekali tadi! " seru Yangyang dengan gemas membuat Doyoung mencubit pipinya.

" Tae! mereka udah makan? " tanya Doyoung yang menghampirinya.

" Kata gurunya sudah, ternyata mereka memberikan makan siang kepada anak-anak disana " jelas Taeil yang mendengarnya.

Doyoung merasa sedikit aneh mendengarnya, dia pun mengajak kedua anaknya untuk berganti baju dan Taeil masuk ke kamar.

Dia meletakkan tas kerjanya dan mengganti bajunya di kamar mandi, Doyoung masuk ke kamar dan duduk di kasur sambil menunggu Taeil keluar.

Taeil keluar dari sana dan dengan cepat Doyoung memeluknya dengan erat, Taeil hanya tersenyum melihatnya.

" Kamu kenapa? banyak kerjaan? " tanya Doyoung yang melihat Taeil.

" Tidak terlalu sayang, hanya saja membuat saya pusing " jawab Taeil yang mengelus kepala Doyoung.

" Beneran? cerita sini, aku tau kamu nyimpan sesuatu " lanjut Doyoung dengan lembut.

Akhirnya Taeil cerita kepada Doyoung dan hati Taeil sedikit lega ketika dia bercerita kedua kalinya kepada Doyoung saat itu.

" Jadi pusing ya?? ayo peluk " ujar Doyoung yang paham akan cerita Taeil.

Taeil langsung memeluknya dengan erat dan Doyoung juga membalas pelukannya itu, mereka berdua bercanda tawa sebentar.

" Ayo cuddle, saya ingin memeluk mu erat " ajak Taeil yang menggendong Doyoung dengan bridal style.

Doyoung belum ada menjawab dan sedikit kaget melihatnya, Taeil menidurkan dia di kasur dan langsung memeluknya dengan erat.

Doyoung juga membalas pelukan itu dengan erat, dia mengelus lembut surai rambut kepala suaminya itu karena dia suka terkadang untuk mengelusnya.

Taeil hanya tertawa pelan dan membiarkannya, dia tertidur lelap dalam pelukan hangat dari Doyoung saat itu.

Dia belum tidur saat itu dan tiba-tiba saja Doyoung mengecup bibir Taeil dengan lembut, lalu melepaskannya begitu saja.

" Why? kamu mau? " tanya Taeil dengan lembut.

" Ehh? kamu kebangun ya?? iya aku mauu.. " balasnya dengan purau.

Taeil langsung menindihnya dan mengecup bibir Doyoung dengan lembut, Doyoung memegang tengkuk leher Taeil.

" U-umh " lenguh Doyoung yang kehabisan nafas.

Taeil yang mendengarnya langsung melepaskannya dan Doyoung mengambil nafas banyak-banyak, Taeil tertawa kecil melihatnya.

Mereka pun melanjutkan itu lagi hingga akhirnya bibir Doyoung sedikit bengkak, Doyoung menjadi kesal dan marah kepada Taeil.

" Huh!! aku ga ada nyuruh kamu buat makan bibir aku sampai kyk gini! " bentaknya yang melipat kedua tangannya.

" Maaf ya? saya tidak sengaja " jawab Taeil yang memeluknya dari belakang.

Akhirnya Doyoung memaafkannya dan mereka pun tidur lagi, Doyoung ikut tidur kali ini karena dia ingin melupakan rasa marahnya tadi.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now