Bab 18 : Kangen.

939 60 0
                                    

Doyoung tengah tertidur saat itu karena dia lelah, Taeil menemaninya karena dia sudah pulang dari kantor dan menyelesaikan beberapa kerjaannya di laptop miliknya.

Taeil selalu memakai kacamata agar matanya tidak terlalu sakit saat melihat layar laptop, Doyoung terbangun dan melihat Taeil memakai kacamata.

Doyoung tak bisa berkata-kata dan langsung menyembunyikan wajahnya di dalam selimut, menurutnya Taeil memakai kacamata itu sesuatu yang dapat membuat dia pingsan secara tiba-tiba.

" Tae... " kata Doyoung yang mengeluarkan kepalanya dari selimut lalu menatap Taeil saat itu.

" Kenapa? butuh sesuatu? " tanya Taeil yang melihat ke arah Doyoung saat itu.

Doyoung terdiam melihat Taeil yang menatap balik, itu membuat jantungnya berdebar kencang hingga wajahnya menjadi merah semu karena dia tak bisa melihatnya.

" Kenapa Doy? ada yang salah? " tanya Taeil yang merasa aneh akan tingkah Doyoung kali ini.

" No hehe, kamu ganteng pas makai kacamata " bisik Doyoung yang langsung tidur lagi karena dia tak mau melihat Taeil.

Taeil terkekeh akan hal itu, dia langsung melepaskannya kacamatanya dan memeluk Doyoung dari belakang.

" Kalau ga pakai itu, saya tidak ganteng juga? " tanya Taeil yang berhasil membuat Doyoung kembali menatapnya.

" Ganteng kok tapi lebih ganteng lagi kamu pakai kacamata " jawab Doyoung yang tersenyum.

Taeil langsung mengecup bibir Doyoung saat itu, Doyoung kaget hingga membelakkan matanya namun dia membiarkan Taeil.

Taeil melumat bibir Doyoung dengan kasar membuat bibir Doyoung menjadi sedikit bengkak, Doyoung kesal namun dia tak bisa marah.

Taeil memasukkan tangannya dalam pakaian Doyoung dan memainkan nipple milik Doyoung secara sensual membuat Doyoung melenguh karena hal ini saja.

" A-ahh Tae... " lenguh Doyoung yang nafasnya sudah tak karuan karena hal tadi.

Taeil pun membuka semua baju Doyoung lalu mengecup nipple kirinya dengan lembut dan memainkan nipple dengan lidahnya.

Tangannya memainkan nipple sebelah kanan membuat Doyoung sedikit bergelinjangan karena hal itu, Doyoung tak bisa menahannya.

Taeil pun melepaskannya dan melihat wajah Doyoung yang merah semu saat itu, Taeil langsung mencium area leher Doyoung ternyata yang dimana masih polos.

Doyoung memberi ruang kepada Taeil, Taeil membuat banyak sekali tanda di leher Doyoung hingga semuanya menjadi merah.

" Tae! leher aku sakitt!! " decak Doyoung yang menjadi kesal karena Taeil saja.

" Sorry tapi tadi manis, makannya aku buat tanda hehe " cengir Taeil yang tidur di sebelah Doyoung.

" Kebiasaan kamu mah, bodo aku kesel sama kamu " balas Doyoung yang membiarkan Taeil begitu saja.

" Sayang jangan gituu, i'm sorry for that " lanjut Taeil yang menatap Doyoung.

Doyoung tak memperdulikannya, dia kembali tidur dan membelakangi Taeil dan Taeil tak tau harus berbuat apa.

Pada akhirnya Taeil memeluk badan Doyoung dari belakang dan tidur, Doyoung tak merasakan bahwa Taeil memeluknya dari belakang karena dia sudah tertidur pulas.

Mereka tertidur di malam itu dan sebenarnya Doyoung kedinginan karena angin malam itu, dia saja yang tak ingin memeluk Taeil padahal badannya dingin sekali.

Hingga pagi hari tiba, Doyoung terbangun dan langsung menoleh ke arah belakangnya karena dia merasa bahwa ada yang memeluknya dari belakang.

Ternyata itu Taeil yang memeluknya, Doyoung mengubah posisinya menjadi berhadapan sama Taeil dan memeluknya erat.

Doyoung menempelkan tangannya di pipi Taeil yang ternyata dingin, dia mengecek suhu badan Taeil dengan cara di dahinya dan ternyata dia tak kena demam.

" Tae? bangun, udah pagi soalnya " kata Doyoung pelan yang berharap bahwa Taeil bangun.

" Hm? tidak, saya malas " balas Taeil yang masih tertutup matanya dan memeluk Doyoung erat.

" Tae ini udah pagi tauu, jangan ginii " lanjut Doyoung yang badannya langsung di peluk erat oleh Taeil.

" Biarin, saya agak malas pergi ke kantor " jawab Taeil lagi yang membuat Doyoung pasrah.

" Lepasin Taee, aku ga bisa nafas tauu " ujar Doyoung yang membuat pelukan mereka sedikit longgar.

" Sudah diam saja dan tidurlah. " ucap Taeil yang malas membuka matanya namun dia mengucapkannya dengan deep voice.

Hal itu membuat Doyoung takut, baru kali ini Taeil mengatakan sesuatu dengan deep voice yang membuat Doyoung merasa tak nyaman.

Taeil memperat pelukannya dan mengelus pucuk kepala Doyoung dengan lembut membuat Doyoung ingin tertidur lagi namun matahar sudah menyinari.

" Taee ayo bangun... ini udah pagi lohh " timpal Doyoung yang memohon kepada Taeil.

" Doy, saya malas turun ke bawah " jawab Taeil yang kali ini menatap Doyoung.

Doyoung belum menjawabnya dan dia langsung mencium Taeil lalu melepaskannya lagi, Taeil tak tahu mengapa Doyoung seperti itu.

" I-ishh aku laper soalnya, ayo lepasinn " balas Doyoung lagi yang kesulitan gerak.

Taeil pun melepaskannya dan Doyoung pergi begitu saja, Taeil memilih tidur dan Doyoung menyiapkan sarapan untuknya dan untuk Taeil juga.

Tak lama Taeil bangun dan menghampiri Doyoung yang tengah membuat teh panas untuk mereka berdua, Taeil duduk di meja makan sambil menunggu Doyoung.

" Doy? kamu masih marah akan semalam? " tanya Taeil membuat Doyoung langsung melihat darimana asal suara itu.

" Udah ngga kok, nih minum " jawab Doyoung yang datang menghampirinya dan memberikan segelas teh panas itu kepadanya.

Taeil minum teh itu, Doyoung duduk di sebelahnya dan melihat raut Taeil benar-benar lelah namun Doyoung tak mengatakannya.

" Taee? kamu sakit? " tanya Doyoung yang baru berani menanyakannya kepad Taeil.

" Tidak hanya pusing saja " balas Taeil yang mengurut dahinya itu.

Doyoung langsung mengambil obat untuk Taeil lalu memberikan kepadanya, Taeil pun meminumnya namun dia masih saja lemas.

" Ayo tidur, kamu lemas banget " ajak Doyoung yang berdiri di sampingnya.

Taeil tak menjawab namun dia menuruti perkataan Doyoung, dia langsung berdiri dan tangan Doyoung mengenggam tangan Taeil juga.

Mereka ke kamar pada akhrinya dan Taeil langsung tertidur karena kepalanya benar-benar pusing saat itu, Doyoung tak tidur malahan duduk di sebelahnya dan memilih mengelus kepala Taeil sambil memainkan hpnya.

Doyoung baru tahu mengapa Taeil tak ingin turun sedari tadi, namun dia tak tahu mengapa Taeil bisa seperti ini karena biasanya dia mengerjakannya dengan santai meskipun sampai larut malam.

Tak lama Doyoung memilih ikut tidur bersama Taeil dan memeluknya erat, dagu Taeil berada di atas kepala Doyoung saat itu membuat Taeil nyaman.

" Sorry ya kalau sedari tadi saya sudah nyusahin kamu " kata Taeil tiba-tiba kepadanya.

" Nggaa kamu ga bikin aku susah, pusing itu hal yang wajar kok jadi tidur aja " balas Doyoung yang melihat kearahnya.

" Iya-iya " ujar Taeil pada akhrinya.

Taeil pun tertidur lagi setelah mengucapkan itu, Doyoung juga ikut tertidur namun kali ini Taeil yang memeluknya dengan erat hingga Doyoung kesulitan bernafas namun dia tak marah sama sekali.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now