Bab 52 : Maaf.

393 26 0
                                    

Taeil jadi pergi minum saat itu, dia mengira bahwa pertemuannya akan di sebuah restoran atau hotel dan semacamnya, namun perkiraannya salah.

Karena sekretarisnya mengatakan jika tempat bertemunya di sebuah bar, Taeil tak menyangka akan hal itu tapi mau tak mau dia harus kesana.

Akhirnya dia kesana dan bar itu benar-benar jauh sekali dari rumahnya, mungkin ada sekitar 30 menit jika membawa mobil itu secara tidak cepat dan tidak pelan.

Tapi Taeil memilih menaikkan gasnya, dia sampai disana sekitar 20 menitan dan jujur saja dia masih tak menyangka akan hal ini.

" Apa Doy akan marah jika aku melakukan pekerjaan ku disini? Oh f*ck aku takut jika aku mabuk " batinnya yang melihat nama bar itu.

Taeil pun pergi kesana dan mencari ruangan itu, dia mulai bekerja disana sambil meminum whiskey dan sejujurnya dia sudah tak menginginkan minum alkohol lagi.

Dan hal itu berjalan hingga 2 jam lebih, berbeda dengan Doyoung yang bercerita dengan Ten temannya itu lewat telepon.

" Eh Doy, gue lagi anak pertama nih, lain kali ketemuan yuk kadang gue bosen di rumah " kata Ten dengan senang.

" Boleh-boleh tapi gue udah hamil anak kedua wkwk " jelas Doyoung yang tertawa akhirnya.

" Buset sat set sat set lo berdua? cepet banget " balas Ten yang tak percayai akan hal itu.

" Gue ga bohong kali, jugaan dia nurut aja pas dia nanya gue mau anak berapa dan gue jawab gue mau dua aja " sahut Doyoung yang mencobanya mengingat-ingat lagi.

" Oh kalau gitu udah dulu ya, Johnny udah pulang soalnya, bye Doy " ujar Ten akhirnya dan Doyoung membalasnya.

Ten mematikan komunikasi itu, sedangkan Doyoung menjadi merasa bosan lagi dan malam itu sangat panas dan gerah baginya.

" Sumpah malam ini gerah banget, ganti baju aja deh " katanya yang berjalan menuju kamarnya.

Doyoung mengganti pakaiannya dengan pakaian panjang menjadi pakaian pendek, dia kembali duduk di ruang tamu sembari menunggu Taeil pulang.

Dia mengira jika Taeil lama pulang karena membahas kerjaannya, tapi itu benar dan Taeil sendiri sudah sedikit pusing karena meminum terlalu banyak.

Pada jam 22.35 Taeil pulang ke rumahnya, dia mengetuk pintu dan Doyoung bergegas membuka pintu itu.

" Tae? kok pipi kamu merah? " tanya Doyoung yang melihatnya.

Taeil hanya memandangi tubuh Doyoung dari atas hingga bawah, dia meneguk ludahnya kasar dan akhirnya masuk ke sana.

" Sorry saya tadi minum alkohol karena bukan bertemu di hotel atau restoran dan semacamnya, namun di sebuah bar babe.. " lirih Taeil yang langsung memeluk badan Doyoung.

" So kamu udah minum berapa gelas? " tanya Doyoung yang memastikan.

" Sekitar 4-5 gelas sedang kalau tak salah, i'm sorry karena saya tak memberitahu mu " lanjut Taeil yang menjadi merasa bersalah dengan Doyoung.

" Iya gpp, udah ganti baju dulu, kamu belum makan malam kan? " tanya Doyoung sekali lagi kepada Taeil.

" Belum sama sekali, kalau begitu saya ganti baju dulu " ujar Taeil yang akhirnya meninggalkan Doyoung dan pergi ke kamarnya.

Doyoung menyiapkan makan malam Taeil, tak lama Taeil turun dan dia sudah sadar karena mencuci muka tadi.

Taeil menghampiri Doyoung dan memeluknya dari belakang, Doyoung merasa geli akan hal itu dan Taeil bertanya tentang sesuatu.

" Kenapa pakai yang pendek? malam ini buat kamu gerah? " tanya Taeil yang masih memeluknya saat itu.

" Iya panas banget, kamu mau minta sesuatu ya? " tebak Doyoung yang mendengar itu.

" Yeah u correct babe, saya ingin bibir, leher dan dada mu " lanjut Taeil yang mengelus perut rata Doyoung.

" Habis makan ya? jugaan kamu habis minum alkohol, jadi makan dulu " sahut Doyoung yang menatapnya.

" Iya-iya kelinci manis " ujar Taeil yang membuat Doyoung tersenyum malam itu.

Akhirnya Taeil makan ditemani oleh Doyoung, mereka berdua menonton film bersama saat itu dan Doyoung menyender di bahu Taeil.

Tak lama Taeil sudah selesai makan, namun dia tak langsung menyimpan piringnya ke tempat kotor, Doyoung masih terbangun karena dia terlarut dalam film itu.

" Babe? masih bangun kan? " tanya Taeil yang tak menatapnya.

" Iya, kenapa? " tanya Doyoung yang masih menyenderkan kepalanya itu.

" Saya kira kamu tertidur, saya mau tagih janji saya tadi " jelas Taeil yang membuat Doyoung langsung duduk.

Doyoung menganggukkan kepala sebagai jawaban 'boleh' dan akhirnya Taeil memulai permainan itu, dia mengecup bibir Doyoung dengan lembut.

Doyoung membalasnya balik, tangan Taeil memegang tengkuk leher Doyoung, mereka melakukannya seolah-olah sudah lama sekali tak mendapatkan itu.

Hingga Taeil mengangkat tubuh Doyoung dan memangkunya, Doyoung tersenyum saja kala itu dan Taeil melanjutkan permainan.

Kali ini Taeil sedikit kasar dan itu membuat Doyoung kehabisan nafas, dia hanya bisa memukul dada Taeil dan Taeil langsung paham.

Taeil tertawa saja saat itu, wajah Doyoung sudah menjadi warna merah kepiting rebus baginya, dan Doyoung mencoba mengatur nafasnya lagi.

" Your lips always be sweet babe " bisik Taeil yang membuat Doyoung marah namun dengan gemas.

" Kebiasaan huh! aku ga mau bibir aku sampai luka! " jawab Doyoung dengan gemas padahal dia sedang marah.

" Iya-iya saya minta maaf kelinci manis " ujar Taeil yang mengelus kepala Doyoung.

Doyoung mendadak beku seketika, dia tak berani mengatakan apapun dan hal itu membuat pipinya menjadi merah tomat.

Taeil tertawa dan Doyoung yang mencoba menyembunyikan wajahnya itu, entah kenapa Doyoung masih ingin mengecup bibir Taeil.

Akhirnya dia mengecup bibir Taeil dan itu membuat Taeil cukup kaget, dan akhirnya mereka bermain bibir saat itu.

Hingga Taeil turun ke area leher polos milik Doyoung, hasratnya datang saat itu dan dia langsung membuat banyak tanda disana.

" U-uhh Tae.. " lenguhnya yang hanya bisa mendongakkan kepalanya keatas.

Taeil tak mendengarnya, dia fokus membuat banyak tanda di leher Doyoung, hingga tangannya itu masuk ke dalam baju Doyoung.

Dengan lihai tangan Taeil menyentuh dan mengelus semua areanya itu, termasuk bagian nipplenya dan itu membuat Doyoung sedikit melenguh lagi.

Dia tak tahan jika Taeil melakukan seperti ini, Taeil kesenangan jadinya dan mereka melakukan itu hingga jam 12 malam lewat.

Taeil pun menyudahinya dan Doyoung menjadi kesal saat itu, tapi Taeil meminta maaf kepadanya agar Doyoung tak marah lagi.

" Maaf ya, ayo ke kamar " ajak Taeil yang memberikan tangannya itu kepada Doyoung.

Doyoung menganggukkan kepalanya dan mulai menggandeng tangan Taeil, mereka berjalan ke kamar sambil bercanda tawa sebentar.

" Babe can i get cuddle please?? " tanya Taeil yang menunggu Doyoung di kasur.

" Iyaa tapi jangan elus kepala aku ya? " lanjut Doyoung yang membuat Taeil senang.

Akhirnya mereka tidur sambil pelukan, Taeil tak mengelus kepala Doyoung namun dia memeluk Doyoung dengan erat.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now