Bab 56 : Pulang Dari Sana.

290 28 0
                                    

Hingga mereka pun pulang dari sana, sekalian membeli popcorn lagi untuk Yangyang dan di perjalanan pulang mereka banyak berbincang satu sama lain.

" Tae? filmnya ngeri banget tauu " kata Doyoung yang masih mengingat scene film tadi.

" Tadi katanya berani, kenapa meluk lengan saya sedari tadi? " tanya Taeil kepada Doyoung.

" Sebenarnya aku ga terlalu berani buat nonton film gituan, tapi aku kepo dengan film kali ini makannya aku ngajak kamu nonton bareng " jelas Doyoung dengan nyengirnya itu.

" Lain kali jangan menonton seperti itu lagi, lebih baik kamu menonton romansa namun ada unsur adegan panasnya " lanjut Taeil yang fokus menyetir.

Doyoung yang mendengarnya sedikit kaget, dia kesal lalu memeluknya lengan Taeil karena membahas yang tidak-tidak.

" Ish! kamu ini, kamu sering nonton ya? " tanya Doyoung dengan nada mengancam.

" Tidak sayang, saya sudah tidak menonton itu lagi " sambung Taeil dengan tenang.

" Kirain kamu masih nonton itu " ujar Doyoung akhirnya.

" Tapi nanti saya bisa makan tubuh kamu kan? " tanya Taeil yang membuat mata Doyoung menjadi mendelik ke arahnya.

" HEH ENAK AJA! aku ga mauuu " balas Doyoung dengan cepat meskipun awalnya dengan teriakan.

" Babe, jangan mengatakan sesuatu dengan keras terkadang telinga saya tak kuat mendengarnya " sahut Taeil yang selalu pasrah ketika melihat Doyoung yang berteriak itu.

" Maaf aku ga sengaja Tae.. " lirih Doyoung kala itu.

Mereka pun sampai di tempat Taeyong, mereka tak masuk ke rumah Taeyong untuk bertamu karena sudah malam dan juga Yangyang sudah tidur ternyata.

Doyoung menggendong Yangyang dan membawa ke mobil, dia masih menggendong Yangyang yang tertidur pulas kala itu.

Doyoung dan Taeil menjadi bercerita serta canda tawa ria hangat malam itu, Taeil menyukai hal itu dan dia juga rindu akan hal ini.

" I hope you are always beside me until the end of my life... " batin Taeil yang menatap Doyoung sesekali dengan dalam.

Dia tak bisa mengatakan Doyoung hanya sebatas 'cantik, baik hati, lucu atau semacamnya' karena Doyoung melebihi itu semua.

Doyoung selalu saja cerita dan Taeil mendengarnya, entah mengapa mereka tak ingin menyudahi itu dan akhirnya Taeil membawa mereka ke pinggir pantai.

Doyoung tak sadar jika meraka berada dipinggir pantai kala itu, Taeil menjadi fokus mendengarnya serta menatap Doyoung.

" Tae? besok jalan-jalan ya? aku pengen makan waffle yang ada es krimnya terus ditambahin buah-buahan gituu " kata Doyoung yang baru mengingatnya.

" Baiklah kelinci, kita besok akan membeli itu " balas Taeil yang mendengarnya.

Mereka masih bercerita-cerita saat itu dan akhirnya waktu menunjukkan sudah tengah malam, Doyoung yang melihat sekelilingnya baru sadar jika dia didekat pantai.

" Tae! kok kamu ga bilang kalau kita dekat pantai dari tadi? " tanya Doyoung yang marah karena itu saja.

" Kamunya sibuk bercerita sayang, tak mungkin saya potong ketika kamu berbicara dan juga ini sudah larut malam jika kamu ingin keluar " jelas Taeil yang masih saja menatap Doyoung dengan dalam.

Doyoung juga tak berbicara lagi, dia terlarut dalam tatapan itu hingga akhirnya mereka berciuman disana dan untungnya Yangyang tak bangun.

Taeil melumat bibir itu dengan lembut dan Doyoung membalas lumatan itu dengan cepat, mereka melakukan itu hingga 15 menit lebih.

Akhirnya Taeil menyudahi itu dan menjalankan mobil itu, mereka pulang ke rumah dengan cerita-cerita lagi.

Ada banyak yang ingin Doyoung ceritakan kepada Taeil saat itu, makannya malam hari ada malam yang cocok untuk mengobrol secara berdua dengan Taeil saja.

Tak lama mereka sampai di rumah dan Doyoung langsung membawa T
Yangyang ke kamarnya begitu juga dengan Taeil yang membawa perlengkapan Yangyang tadinya ke kamarnya.

Doyoung mengganti bajunya saat itu karena Taeil masih di luar kamar, namun baru dia ingin membuka bajunya tiba-tiba saja Taeil sudah masuk ke dalam kamar itu.

" Taeil! keluar dulu ih, aku masih ganti baju tau " decak Doyoung yang tak terlalu kuat.

" C'mon babe, saya kira kamu sudah terbiasa tadinya " jelas Taeil yang menghampirinya bukan malah keluar.

Doyoung takut saat itu hingga dia mundur secara perlahan-lahan sampai mentok ke dinding, Taeil langsung mencium bibir Doyoung lagi sambil dia gendong badan Doyoung kala itu.

Doyoung membalasnya dengan lembut juga dan Taeil menunggu hal lebih dari ciuman saja sebenarnya, dia menidurkan badan Doyoung yang dimana mereka berdua masih berciuman panas saat itu.

Lama kelamaan Taeil mulai turun ke leher polos milik Doyoung dan membuat tanda yang banyak disana, Doyoung meringis karena hal itu saja dan Taeil menghiraukannya.

" E-eunghh Tae... " lenguh Doyoung yang tak kuat karena ulah Taeil.

Taeil sendiri menghiraukannya, dia menjadi tak mendengarnya sama sekali dan Doyoung semakin lama semakin meringis.

Tangan Taeil mengelus bagian badan Doyoung dengan lembut lalu memainkan nipplenya dengan sensual membuat dia semakin senang saat itu.

Doyoung benar-benar sudah kelelahan karena itu saja, dia tak kuat karena ulah Taeil yang selalu kasar akhirnya namun dia tahu jika dia juga hanya memberikan peluk dan cium saja.

Doyoung juga tak ingin merasakan luka di sekitar leher dan dadanya itu, karena dia tak menyukai hal itu sebenarnya.

Semenjak dia menikah dengan Taeil si pria dingin, cuek dan arogan yang ternyata manja, mesum, cemburuan merubah segalanya yang ada dirinya.

Doyoung terkadang tak menyangka jika dia akan menjadikan orang seperti Taeil menjadi teman hidupnya, dia benar-benar tak menyukai Taeil sama sekali awalnya.

Pada akhirnya Taeil pun menyudahinya permainan itu karena mereka bermain lebih dari 1 jam lewat, Taeil mengambil atasan yang lembut untuk Doyoung lalu memberikannya.

Doyoung langsung memakai baju itu, Taeil tertawa melihat itu karena dia juga paham jika Doyoung benar-benar marah kepadanya.

Doyoung tidur membelakangi dia saat itu, Taeil memeluknya dari belakang dan Doyoung ingin menolaknya namun dia mau di peluk lagi.

" Kamu tak marah kan Doy? " tanya Taeil di dekat telinga Doyoung.

" Marah. " jawab Doyoung dengan datar.

" Saya punya kesalahan? jelaskan " lanjut Taeil yang merasa bahwa dia tak ada berbuat salah.

" Kamu tuh ya selalu buat leher aku jadi sakit, bibir aku bengkak dan lainnya jadi aku mau hukum kamu " jelas Doyoung yang berbalik dan melihat Taeil.

" Dan hukumannya berlaku besok, kamu ga boleh dapet kiss, peluk atau apapun dan morn kiss " ancam Doyoung dengan tegas.

" Babe hilangkan yang peluknya, yang lainnya saya bisa tahan namun peluk mana bisa " kata Taeil yang memohon kepada Doyoung.

" Ngga, ga ada ya Tae dan sekarang tidur deh ini udah malam " ujar Doyoung yang akhirnya tidur.

Mau tak mau Taeil harus menerima konsekuensinya, dia bisa menahan semuanya namun dia tak bisa tanpa pelukan meskipun 1 x sehari.

" My 🔞 + Possessive Husband " | Ilyoung. [ END ]Where stories live. Discover now