2. Janji

2.6K 299 15
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2

"Apa yang kau lakukan selama ini? Kau Omeganya Alpha tapi astaga! Moon Goddess pasti tidak memberkatimu."

Jaemin mendengus. Baru bertemu saja sudah sangat cerewet.

"Wanita itu memang tidak memberkatiku. Dia malah tertawa saat aku susah."

"Kau!?"

Jaemin menaikkan sebelah alisnya. Menatap Haechan dan Renjun bingung, "Kenapa?"

"Kau pernah bertemu dengan Moon Goddess? Jangan bercanda!" cibir Haechan, dia memijat kepala Jaemin lembut.

Jaemin mengerjap, "Dia cantik, hanya saja memang menyebalkan. Aku bertemu dengannya saat akan mati, tapi dia benar-benar tidak membuatku mati. Ada saja yang menolongku." Jaemin menghela napas, dia menatap langit-langit kamar mandi. "Aku tidak tau harus bersyukur atau tidak."

"Kau harus beryukur," Renjun mengangguk. "Alpha pasti akan memberikan yang terbaik untukmu."

Jaemin mengernyit, "Dan ngomong-ngomong, kenapa dia sudah memiliki anak? Itu berarti, dia pernah memiliki mate sebelumnya, 'kan?"

"Bukan hak kami untuk menjelaskannya." balas Haechan, "Tapi kau akan mengetahuinya, segera."

Selesai mandi yang memerlukan waktu lama, sekalian memakai pakaian yang berlapis-lapis, akhirnya Jaemin bisa duduk tenang disebuah kursi yang ada di pavilium. Yara mengajaknya untuk minum teh bersama.

"Mama, maaf menunggu lama. Yara ada urusan mendadak tadi." Yara berlari ke pavilum, meninggalkan pelayannya yang kewalahan sambil memegang payung.

Jaemin menurunkan kakinya dari atas kursi, dia tersenyum ke arah Yara. "Tidak apa. Aku juga baru datang."

Yara tersenyum, dia membiarkan para pelayan untuk menyiapkan segalanya. Jaemin hanya diam, dia menatap gadis cantik di depannya.

Sebenarnya, Jaemin terlalu muda untuk disebut Mama oleh bocah enam tahun. Dia masih tujuh belas tahun, ingat?

"Yara—"

"Mama! Mama harus mencoba kuenya. Ini enak sekali!" Yara memotong ucapan Jaemin.

Jaemin menghela napas, "Yara, dengarkan aku."

"Yara dengar, Yara dengar."

"Aku bukan Ibumu. Kita saja baru bertemu kemarin."

Yara mengerjap, "Lalu?" tanyanya, pipinya menggembung lucu. Terisi kue, "Yara mau Mama. Kalau tidak mau, kita menikah saja."

"Yang Mulia, tata kramamu."

"Ups!" Yara terkekeh pelan sambil menutup mulutnya. "Maafkan aku."

Jaemin menyangga kepalanya dengan tangan kanan. Baru pagi tadi dia berharap punya mate orang biasa, sore ini malah dia mendapatkan mate. Seorang bangsawan lagi, dan yang lebih parah dia adalah seorang Raja.

CRESCENT (MOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang