25. Rumah

1.7K 228 5
                                    

25

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

25

"Kenapa tidak dijadikan taman bermain saja?"

"Taman bermain? Kau yakin? Tempat itu adalah tempat eksekusi puluhan orang." Hendery menatap Jaemin sedikit tidak percaya, "Ya walaupun tidak meninggalkan bekas, tapi tetap saja tempat itu pernah dijadikan tempat pembunuhan."

"Bukannya tidak ada yang tau?" tanya Dejun, dia mengetuk-etuk jarinya di meja. "Aku rasa, memang benar harus dijadikan taman agar tidak terlalu seram. Yang tau juga tidak banyak. Para gamma yang ikut, sudah berjanji untuk tidak membocorkan ini ke publik."

"Tapi ada benarnya juga. Tidak ada taman di sini, hanya ada alun-alun." Mark menyangga kepalanya, "Sebaiknya, dibuat taman saja. Beberapa mainan untuk anak-anak juga. Tidak mungkin mereka terus bermain di dekat pusat kota."

"Baiklah, aku akan mempersiapkan proposalnya dan memanggil beberapa kepala kontruksi." Dejun mengangguk, mulai membereskan kertas yang berserakan di meja.

"Aku dengar, Dery bertemu mate, ya?"

Yang disebut, langsung mengalihkan pandangannya. Menatap sang Luna. "Ah itu," Hendery terkekeh pelan. "Sebenarnya aku sudah tau sejak lama, hanya saja aku menahan diri. Dia juga masih seumuranmu, jadi ya aku hanya memberitahunya saja."

"Memangnya siapa? Ternyata ada, ya, yang mau jadi matemu." ledek Dejun yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Hendery.

"Dia seorang Omega atau bukan?" tanya Mark, merasa tertarik juga.

"Dia seorang beta wanita."

"Beta wanita?"

"Iya, Ningning. Adiknya Renjun."

"Ningning?!" Dejun bertanya tidak percaya, "Kau pasangannya Ningning?! Perempuan bar-bar itu?"

"Adik Renjun? Perempuan bar-bar?" Jaemin dan Mark bertanya kompak.

"Ningning tidak sebar-bar itu, ya!" protes Hendery.

"Tapi dia memang bar-bar!" balas Dejun, "Siang saat hari Mark bangun, aku menemui Jeno di penjara. Saat keluar, banyak orang berkumpul. Aku kira yang bertengkar itu ksatria, ternyata matemu memukul seorang ksatria dengan wajan. Dia bahkan berbicara sinis pada semua orang."

"Ah! Dia tidak akan seperti itu kalau para ksatria itu tidak mengintip. Itu tidak menandakan Ningning bar-bar, ya!"

"Tapi tetap saja, dia memukul kepala ksatria laki-laki dengan wajan. Dan dia perempuan. Astaga, aku baru melihat wanita seperti itu."

"Itu tandanya, mateku tidak lemah."

Jaemin dan Mark saling menatap, mereka terkekeh pelan. Menggelengkan kepala melihat dan mendengar perdebatan keduanya.

"Beruntung kalian tidak jadi sepasang mate."

"Ya! Aku bersyukur akan hal itu."

♦ ♦

CRESCENT (MOON) ✔Where stories live. Discover now