19. Mark

1.7K 245 12
                                    

19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19

Mark hanya diam di atas altar. Seorang tetua berdiri di sebelahnya. Mereka senang menunggu kedatangan Jeno. Pertama, Mark dan Jeno akan menikah lebih dulu sebelum ritual pengangkatannya di mulai.

Lonceng berbunyi. Semua mata langsung menoleh ke arah pintu. Mark diam, tidak menoleh sama sekali. Dia merasa aneh pada dirinya sendiri. Bukannya dia akan menikah dengan orang yang ia cinta? Kenapa Mark merasa ini salah?

Jeno melewati dua undakan tangga sampai dia berdiri di depan Mark. Dia tersenyum senang, pakaian serba putih yang ia gunakan kontras dengan milik Mark.

Kepala yang lebih tua mendongak, dia menatap ke arah Jeno, memberikan senyum tipis yang tidak sampai mata. Keduanya berbalik, menatap ke arah tetua yang memang bertugas untuk menjadi seorang pendeta.

Pria itu mulai berdoa sebelum dia menatap Jeno. Bertanya apakah Jeno mau menjadi istri Mark saat senang dan duka, saat sakit dan sehat. Jeno tanpa berpikir dua kali langsung menjawab.

"Aku setuju."

Kali ini pendeta beralih menatap Mark. Bertanya dengan pertanyaan yang sama.

"Mark Lee, apakah engkau setuju menjadi suami Lee Jeno?"

Mark tidak langsung menjawab, Jeno menatapnya. Senyumnya redut saat kedua bola mata Mark tidak hitam kembali. Kenapa? Kenapa coklat kembali?

"Maaf, aku tidak setuju."

Brak!

Pintu terbuka keras. Wangi pheromone yang Mark kenal langsung menusuk hidungnya. Mark meringis, merasakan sakit di kepalanya.

Di tempatnya berdiri, Jungwoo tersenyum. Obatnya memang akan bekerja saat Mark mencium pheromone Jaemin.

Sebenarnya, Jaemin cukup terus berada di sekitar Mark untuk menghilangkan sihir yang Jeno berikan. Tapi karena ada Jeno di sekitarnya, Jaemin tidak akan bisa terus bersama Mark. Alhasil Jungwoo harus pergi untuk mencari penawarnya.

"Mark, kita... kita saling mencintai. Kenapa kau tidak setuju?" Jeno panik sekarang.

Mark memandangnya, "Tidak, kita tidak saling mencintai. Aku tidak mencintaimu, Jeno."

Para tamu yang datang mulai berbisik-bisik. Sebenarnya sudah sejak Mark tidak setuju menjadikan Jeno istrinya, sih.

"Mark—"

"Tolong jangan memaksaku, aku memiliki seseorang yang aku cinta sendiri." potong Mark, dia menoleh ke arah pintu. Dia berjalan turun dari altar, melangkah mendekati Jaemin.

"Mark, kau tidak bisa melakukan ini!"

Mark tidak peduli, dia terus berjalan mendekati Jaemin. Melihat keadaan Jaemin yang hanya memakai pakaian seadanya. Terlihat kalau Jaemin menyentuh perutnya sendiri.

'Dasar bodoh! Tidak berguna! Kau memang bajingan, Mark!'

Dan akhirnya, Mark bisa mendengar suara Syven kembali.

CRESCENT (MOON) ✔Where stories live. Discover now