14. Fakta

1.5K 241 8
                                    

14

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

14

"Mark, kenapa harus lima hari lagi? Apa tidak bisa besok?"

"Tidak bisa, ada banyak hal yang harus dipersiapkan."

Jeno menghela napas, dia menatap langit-langit ruang kerja Mark. Dia berbaring di sofa dengan berbantal paha Mark, sedangkan kekasihnya itu sibuk dengan pekerjaannya.

"Tapi aku ingin secepatnya."

"Tidak bisa, Jeno. Upacara ini sakral, jadi banyak yang harus dipersiapkan." balas Mark. Sejujurnya, dia masih memikirkan Yara. Anak gadisnya benar-benar terluka karenanya.

Jeno menghela napas, dia memandang wajah Mark yang fokus sekali dengan pekerjaan. Hanya menunggu beberapa hari saja, dan saat kedua bola mata itu berubah sepenuhnya jadi hitam, Mark benar-benar akan menjadi miliknya.

Lengan kanan Jeno terangkat, melingkar di leher Mark. Tubuhnya ia angkat sedikit, mendekatkan wajahnya pada wajah sang kekasih.

"Mark, kau mau menuruti ucapanku? Kau tau 'kan, kalau kita ini saling mencintai?"

Mark memandangnya, dia mengangguk. "Tentu, aku akan mengabulkan apa yang kamu inginkan."

Senyum Jeno terlihat, dia memeluk Mark erat. "Kalau kau ingin terus bersamaku, mau menolak Jaemin? Aku tidak cukup hanya menjadi Luna kalau statusmu dengan Jaemin, masih sepasang mate." jelasnya panjang, "Tolak dia dan kita akan terus bersama-sama. Kalau aku bisa menolak mateku, kau juga bisa melakukannya Mark."

Mark tersenyum, dia memeluk pinggang Jeno dengan tangan kirinya. "Aku akan menolaknya, tentu saja. Tapi aku tidak bisa mengusirnya karena Yara bahagia bersamanya."

Jeno merengut kesal, "Pindahkan mereka ke istana krystal, aku muak melihat mereka berdua." ujarnya terdengar kesal.

Istana krystal. Tidak heran disebut seperti itu karena sebagian besar istana terbuat dari kaca dan saat cahaya bulan memantul ke istana krystal, itu akan terlihat sangat cantik. Namun sayang, tidak semua orang bisa melihatnya, bahkan menempatinya. Hanya para pelayan yang sslalu membersihkan tempat itu.

Alasannya karena mendiang Taeyong dan Yuta, sering menghabiskan waktu di sana. Ada banyak kenangan manis mereka di sana, dan Mark tidak ingin tempat itu rusak karena tangan jahil pengunjung.

"Pindahkan mereka secepatnya, aku hanya ingin hidup bahagia denganmu. Hanya kita berdua." Jeno memandangnya intens, tepat di kedua matanya.

Mark tersenyum, "Aku akan memindahkan mereka, segera."

Jeno tersenyum senang, "Aku mencintaimu, sangat."

"Aku juga mencintaimu."

Jeno menjauh, dia mengambil gelas teh milik Mark. Menatap cairan berwarna coklat pekat itu. Dia tersenyum, lalu memberikannya ke Mark.

"Ayo minum lagi, aku akan menemanimu."

"Terima kasih."

"Apapun untukmu, Mark."

CRESCENT (MOON) ✔Where stories live. Discover now