Partner ❥ Norman

516 65 2
                                    

Norman x Reader

The Promised Neverland ©Kaiu Shirai/Posuka Demizu

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

"Aku NYZ8L9 dari Glory Bell, mulai hari ini akan menjadi temanmu. Salam kenal." Gadis itu memperkenalkan diri dengan wajah ogah-ogahan, pun bagai tidak minat mendengar jawaban Norman.

"Norman, 22194, dari Grace Field. Salam kenal." Sementara Norman kebalikannya, tersenyum ramah.

Setelah itu, keduanya dibiarkan berdua saja di ruangan yang seharusnya hanya milik Norman seorang, tetapi kini ruangan itu dibagi dua, dipisahkan sebuah sekat kaca.

Norman memperhatikan sang gadis yang tengah sibuk sendiri menata kamarnya. Terlihat jelas ia acuh tak acuh walau tadi memperkenalkan diri sebagai 'teman'. Lelaki albino itu jadi bingung hendak bagaimana, lebih baik ajak bicara, atau cuek bebek juga?

Namun, saat Norman hendak mengambil buku di rak, rasa sakit yang luar biasa menyerang dadanya. Jantungnya seakan dicengkeram erat-erat, dan rasanya nyaris tidak bisa bernapas. Tak cukup sampai di situ, Norman memuntahkan darah yang cukup banyak, membuat lantai kamar ternoda bercak merah.

Sangat sakit, tetapi tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu rasa sakitnya reda sendiri, selama ini selalu begitu. Norman berlutut sambil meremas dadanya sendiri, menggeram menahan sakit.

Selang beberapa saat setelahnya, Norman merasa lebih baik. Ia beranjak duduk di ranjang masih sambil mengatur napas. Iris birunya tak sengaja menatap ke arah sekat kaca.

Di balik sekat, gadis itu tengah menatap ke arahnya dengan ngeri. Ketakutan terpancar jelas dari wajahnya. "Kamu ... gak apa-apa?" tanya gadis itu lirih.

Norman tersenyum tipis, menggeleng. "Tidak apa-apa, kok." Lantas, ia tertawa kecil. "Kupikir kamu gak peduli denganku sama sekali."

Wajah gadis itu merona, cepat-cepat ia memalingkan wajah. "A-apa, sih? Aku bukannya peduli, kok! Hanya takut," sangkalnya.

Begitulah, pertemuan pertama yang akhirnya berakhir baik, dan disusul dengan percakapan-percakapan pendek yang mengisi malam sunyi.

"Kenapa kamu tidak menjadi Mama dan malah di sini?" tanya Norman.

"Memang itu maksudku, tapi karena badanku lemah aku dikirim ke sini dulu entah untuk apa," jelasnya. "Yah, walau terkadang malas karena harus melalui semua eksperimen aneh itu, aku senang datang ke sini." Netranya melirik Norman yang tengah mendengarkan dengan penuh minat.

"Begitukah? Baguslah ... aku senang kalau kamu menyukai keberadaanku di sini." Norman tersenyum lebar, menggoda gadis yang sudah menjadi temannya selama ini.

Karena sudah lama berteman, Norman pun dapat mengetahui ... betapa tsundere-nya gadis ini.

"M-maksudku bukan kamu, tuh!" Gadis itu cepat-cepat memalingkan mukanya yang memerah hebat.

Sementara Norman tersenyum, menatapi sahabatnya--yang entah sejak kapan--yang dengan perlahan menjadi pujaan hatinya.

"Kalau aku sih ..., senang karena bisa bertemu denganmu," ungkap Norman jujur.

- fin -


Manis banget, padahal hari-harinya di Lambda suram😔☝🏻

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Where stories live. Discover now