Dignity ❥ Bakugo Katsuki

335 46 3
                                    

Bakugo Katsuki x Reader

My Hero Academia ©Kohei Horikoshi

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

GEDUBRAK!

"Uhuk-- Bakugo?!" Masih sambil terbatuk-batuk, sang gadis melempar asal jus kotakannya yang sudah tandas, menghampiri pemuda durian meledos yang terkapar di lantai dengan tidak elitenya. "Astaga! Ke mana krukmu? Kakimu belum sembuh 100%, lho! Masih harus kau pakai!" oceh sang gadis, berjongkok di sebelah pemuda.

Baru saja hendak menyentuh bahu Bakugo, lelaki itu lebih dulu beranjak duduk dan menepis tangan (Name). "Aku bisa sendiri!"

Perempatan imajiner menghiasi dahi (Name), ia memasang senyum jahat, tatapannya merendahkan. "Begitukah? Kalau gitu coba saja berdiri."

Bakugo balas menatap jengkel, amarahnya tersulut dengan cepat. Pemuda itu berusaha bangkit, tetapi baru saja hendak berdiri, kedua kakinya terasa sakit, sangat. Sampai-sampai ia kembali terduduk, memegangi kedua kakinya sambil meringis kesakitan.

"Sialan, sialan! Berengsek!" umpatnya berkali-kali.

"Hahaha, pathetic." Sementara (Name) yang masih setia berjongkok di sebelah Bakugo dan memerhatikan kini menertawakan ketidak mampuan sang pemuda. "Makanya 'kan--" Sang dara beranjak menghampiri, kemudian melingkarkan lengan Bakugo di bahunya. "--sudah sering kukatakan, gunakan harga dirimu di saat yang tepat, bodoh." Sekuat tenaga, (Name) berdiri sambil menopang Bakugo. Beruntung kekuatan tangan dan kakinya mampu menahan bobot sang pemuda, kalau tidak mungkin Bakugo akan jatuh part dua.

(Name) mengerling. "Jadi, kau mau ke mana?"

"Dapur," jawab Bakugo singkat, disusul anggukan paham (Name).

Walau perjalanan menuju dapur jadi terasa lambat karena (Name) harus sambil menopang Bakugo, sementara sang pemuda hanya dapat berjalan setengah-setengah.

Sampai di langkah kesepuluh, Bakugo tanpa diduga mulai membuka suara, "Memalukan. Berjalan saja perlu dibantu begini. Dibantu kau pula."

"Ah, harga dirimu kadang sampah banget, deh," komentar (Name) pedas, "hal seperti ini sudah sewajarnya dilakukan ke sesama manusia. Kau pikir apa gunanya diciptakan banyak manusia kalau bukan untuk saling menolong?"

Bakugo mendengkus. Sudah panas telinganya, mendengar hal ini untuk kesekian kali. Sebab sang dara memang sudah jutaan kali mengingatkan ini padanya, Bakugo-nya saja yang bebal.

"Hufftt, iya, deh ...." Hari ini pemuda durian memilih mengalah.

"Bagaimanapun ... makasih." Kata terakhir sengaja Bakugo bisikkan tepat di telinga (Name). Karena rasanya, harga dirinya bisa hancur berkeping-keping kalau sampai ada orang lain yang mendengarnya berterima kasih.

Namun, (Name) yang tak menyangka Bakugo akan berperilaku demikian belum sempat menyiapkan hati, jiwa, dan raga. Batinnya langsung menjerit melengking, dan wajahnya panas, yang ia yakin pasti sudah semerah tomat.

"Akh-- harga dirimu emang sampah banget!" gerutu (Name) sambil menundukkan kepala, sebagai upaya menyembunyikan wajahnya.


Hope you enjoy!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Where stories live. Discover now