Gotcha! ❥ Lee Jaemin

324 41 1
                                    

Lee Jaemin x Reader

Season of Blossoms ©Nemone/Hongduck

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Jejaka berwajah manis itu mengembuskan napas, menatapi surat bermodal kertas lucu yang dilipat rapi di tangannya.

“Lagi?”

Jejaka manis itu--Jaemin--menoleh, mendapati salah satu sahabatnya tengah ikut menatap surat itu dengan kepo.

“Kali ini apa isinya?” tanya Yeongsob.

“Kenapa aku harus memberi tahumu?” Jaemin berjengit, menjauhkan badannya agar Yeongsob tidak bisa merecoki surat di tangannya.

Yeongsob cemberut, memajukan bibir. “Kok kau begitu pada temanmu? Aku ngambek, nih.”

“Sudahlah, Yeongsob .... Berhenti menganggu Jaemin,” tegur Jaehyun yang baru datang dan langsung menghampiri dua sahabatnya tersebut.

Walau masih penasaran, Yeongsob menurut dan pergi ke kursinya. Sementara Jaehyun mendekati Jaemin dan merangkul jejaka manis itu.

“Cepat buka, aku mau lihat,” ucap Jaehyun.

Jaemin mengembuskan napas lelah. “Dasar kau ini ....” Namun, Jaemin tetap membuka surat itu dan mulai membaca isinya, dalam hati tentu saja.

Toh itu bukanlah sebuah surat yang panjang, hanya berisi sebaris kalimat dengan pulpen warna-warni yang membuat cerah.

Kak Jaemin, bersemangatlah untuk hari ini!

“Manisnya ... menyemangati dengan surat, hm? Aku mau minta Sunhee buatkan untukku, ah,” komentar Jaehyun.

“Haha.” Jaemin tertawa datar, lalu kembali memperhatikan surat dengan pengirim anonim itu.

Sudah seminggu Jaemin menerima surat berisi kalimat penyemangat ini, tetapi Jaemin tidak pernah berhasil menemukan pengirimnya meski sudah berangkat pagi-pagi. Bahkan Jaemin pernah datang di kala gerbang sekolah masih ditutup, tetapi tetap nihil, ia hanya mendapati surat itu di lokernya.

Satu-satunya yang dapat Jaemin pastikan hanyalah, pengirimnya adik kelas. Selebihnya ia tidak tahu, tak ada petunjuk lebih. Mana mungkin Jaemin seperti orang kurang kerjaan dan menanyai adik kelasnya satu per satu, 'kan.

“Hei ... kalau kau datang pagi-pagi tapi tetap tidak menemukan pengirimnya, bukankah bisa saja dia menaruhnya saat sepulang sekolah?” lontar Jaehyun tiba-tiba.

Jaemin tersentak, baru menyadari kalau ada kemungkinan seperti itu juga.

❣❣❣

Seorang gadis berbadan mungil memasuki kelas yang sudah kosong-melompong, ia merogoh saku roknya lalu mengeluarkan surat. Menghampiri salah satu loker, ia hendak memasukkan surat itu ke dalam loker tersebut.

Saat gadis itu berbalik, ia tersentak kaget.

Sang pemilik loker tengah berdiri berkacak pinggang di depannya saat ini, dengan senyum penuh kemenangan. Siapa lagi kalau bukan Jaemin.

“Gotcha!” Jaemin memendekkan badannya dengan cara menumpukan tangannya pada lutut dan melebarkan kaki.

Untuk apa?

Entah, Jaemin suka melihat wajah gadis itu yang kini tengah merona hebat dan menolak keras menatap Jaemin balik.

“Kenapa sembunyi-sembunyi begitu?” tanya Jaemin, menaik-turunkan alis, “bakal lebih baik kalau kamu mengatakannya langsung, tahu.”

Gadis itu menundukkan pandangannya, jelas sekali menghindari tatapan Jaemin. “Tidak akan bisa ....” Ia menggeleng. “Melihat wajah Kak Jaemin saja tidak bisa. Makanya, aku tidak mungkin bisa mengatakannya secara langsung.”

Jaemim tertawa pelan, mengambil surat yang berada dalam genggaman sang gadis. “Kalau begitu ... aku tunggu surat-surat selanjutnya, ya!” Ia menepuk pelan kepala sang gadis sebelum berlalu pergi keluar kelas.

Meninggalkan sang gadis yang tengah menjerit salah tingkah dalam hati.

- fin -


Mw dipat-pat Jaemin, ish.

Btw ...

HELO LAGI SMUA!

Aku kembalii setelah hiatus setengah bulan(?) untuk kemudian hiatus lagi sampe nanti lebaran, heheh.

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Where stories live. Discover now