Approval ❥ Lee Jaemin

455 47 6
                                    

Lee Jaemin x Reader

Seasons of Blossom ©Hongduck/NEMONE

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Iris (eye colour)mu menatap sekeliling ruangan, berusaha mencari objek lain agar matamu tak tertuju pada pria paruh baya yang duduk di sofa seberang. Padahal pria itu ... ekhem calon mertuamu, lho.

Namun, itu pun kalau sudah diberi restu, dan inilah masalahnya, kamu tidak memiliki kepercayaan diri akan diterima sebagai menantu.

Ini akan sulit, mengingat kamu dan Jaemin sudah menjalin hubungan tanpa sepengetahuan orang tua. Entah ini hari sial kalian atau apa, tetapi hubungan kalian akhirnya diketahui juga.

“Ayah, jangan memperhatikan (Name) dengan seram begitu, dong! Dia jadi takut, tuh.” Sebuah rangkulan di bahu, dan suara sang adam yang tepat mengalun di telingamu cukup membantu.

Eh, tetapi mungkin tidak terlalu membantu, sebab rona merah langsung menjalari wajah dan jantung berpacu lebih cepat.

Duh, kamu serba salah di sini, rasanya ingin cepat-cepat pulang saja.

Dengan takut-takut kamu mencoba menatap ke arah calon mertua, yang ternyata tengah menatapmu balik. Lebih tepatnya, beliau tengah memperhatikan tangan anaknya yang tengah bertengger di bahumu, dan jarak kalian yang terlalu dekat.

“Kamu juga sama saja. Dia bakal malu kalau kamu merangkulnya saat ada orang lain begitu,” balas calon mertua.

“HE?!” Cepat-cepat Jaemin langsung menatap ke arahmu.

BUM! Pada akhirnya bukan hanya dirimu yang memerah, Jaemin sama merahnya denganmu, saat  sadar wajah kalian hanya berjarak satu jengkal.

Entah mengapa kamu refleks menatap bibirnya, walau kemudian cepat-cepat mencari objek lain untuk dipandang. Duh, apa yang kamu pikirkan dalam kondisi begini?

Sedikit menjauhkan jarak, tetapi Jaemin tetap merangkulmu erat.

Sementara calon mertua menatap anaknya sambil mengembuskan napas. “Jaemin, kurasa aku sudah mengatakan, jika kamu berpacaran saat ini maka pengantinmu di masa depan akan cemburu,” tuturnya.

Jaemin memajukan bibirnya, cemberut. “Tidak akan, kok! Pengantinku 'kan (Name)!” Entah sadar atau tidak, Jaemin mengeratkan rangkulannya, dan membuat jarak kalian dekat kembali.

Namun, kini bukan soal jarak kalian yang membuat wajahmu menghangat, tetapi ucapan frontal tanpa pikir panjang dari kekasihmu.

Apa-apaan kamu, Jaemin? Tolong pikirkan jantung kekasihmu lebih dulu sebelum mengatakan sesuatu!

“Nak, kamu sudah lulus kuliah juga?”

Bagai petir di siang bolong, tahu-tahu calon mertua menanyaimu alih-alih anaknya sendiri!

Astaga (Name), jantungmu kuat, ya.

“Hu-um, sudah. A-aku ... lulus berbarengan dengan Jaemin,” jawabmu.

“Begitu ternyata. Sepertinya dia sudah banyak merepotkanmu, ya?”

“Ti-tidak, kok!”

“Hmm ... begitu, ya.” Calon mertua mengangguk-angguk.

Suasana hening setelahnya, hening dan canggung. Calon mertua tidak lagi melemparkan pertanyaan, malah sibuk berpikir dan entah memikirkan apa. Namun, bagi dirimu yang kerjanya overthinking, kamu jadi mengira-ngira sendiri, ikut berpikir.

“Ayah punya kenalan yang bekerja di wedding organizer, nanti Ayah akan coba bicarakan apakah bisa kalau acaranya lusa,” ujar calon mertua tiba-tiba.

Ya, sangat di luar nalar, kamu tidak kepikiran sama sekali.

Namun, bukankah kamu bisa lebih tenang? Ini tandanya ... kamu direstui, lho.

Belum cukup sampai di situ, Jaemin mensejajarkan wajahnya dengan wajahmu, mengikis jarak di antara kalian. “Kamu mau, (Name)? Aku sih tidak keberatan.”

Aku senantiasa mendoakan kesehatan jantungmu, (Name).

- fin -

-

-

-
Aku yang nulis, aku yang spechless pas bapaknya Jaemin ngomong gitu awokawokawok.

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora