Chapter 07

53 52 18
                                    


-Even though it's a hard day, my heart is tired, I will always smile-



Hari Senin tiba. Sekarang Naya berangkat sekolah, dia sangat di rindukan oleh teman temannya. Begitu pula Verda,,dia yang memberikan buku catatan nya tentang pelajaran yang Naya tidak hadir selama tiga hari itu.

"Maaf, tulisan nya gak rapi. Kalo gak mau bisa kembaliin."

"Makasih Ver,,pinjam dulu ya."

Verda mengedikan bahu lalu kembali ke teman temannya.

Naya menghela nafas pendek sambil membolak balik halaman buku catatan Verda. Dalam pikirannya dia berkata 'Kata Sonia,dia bilang aku gak mungkin ngelewatin ulhar. Memang sih,tapi gimana lagi. Salah ku sendiri,malah main hujan'.

Untuk Senin ini akan ada pelajaran bahasa inggris. Dan Naya yang belum mengikuti ulangan harian di minggu kemarin bisa melangsungkan ulangan susulan tepat di hari ini.

Naya di beri kertas soal dan lembar jawab. Dia diminta untuk fokus dalam mengerjakan ulangan susulan itu, sedangkan yang murid lainnya bermain quiz di aplikasi.

Bagi Naya bahasa inggris adalah bahasa yang mudah dipahami setelah bahasa daerah. Untuk Bahasa Indonesia jujur saja nilainya cukup rendah dibandingkan inggris. Apa benar jika dia orang Indonesia?

Naya menggunakan satu jam pelajaran untuk ulangan sedangkan satu jam selanjutnya untuk fokus mendengar penjelasan guru.

Jam ketiga dimulai.

Sekarang adalah pelajaran yang Naya tunggu-tunggu. Kesenian. Naya 100 Kali lipat menyukai pelajaran ini, dia bahkan membawa alat lukis sendiri dari rumah nya.

"Anak anak, sekarang ambil kertas yang sudah Bu Ani siapkan lalu gambarlah objek di sekitar kalian. Batas pengumpulan nya sampai nanti pulang sekolah ya," jelas Bu Ani. Kemudian beliau menuliskan apa saja yang diperlukan untuk penilaian beliau di papan tulis.

"Ibu, bakal nilai gambar kalian berdasarkan ini. Semuanya udah pernah ibu jelasin oke, kalo masih bingung lihat internet aja. Nah, sekarang ibu tinggal," lanjut beliau sambil menutup pintu kelas, pergi meninggalkan murid muridnya.

"JAMKOS!" Lintang berteriak membuat para anak cowok langsung beranjak dari duduknya. Ada juga yang tidak, seperti Adit dan Bagas.

Untuk anak anak cowok, mereka duduk di bagian belakang kelas di lantai untuk mabar game.

Tentu saja Radja dan Lintang ikut serta. Sedangkan Adit, tangannya dengan cepat langsung menggambar. Begitupula dengan Bagas, dia tau apa yang akan dia gambar.

Melihat tingkah laku para kaum Adam itu, para cewek kelas hanya menghela nafas kasar dan mengabaikan nya. Hal seperti itu cukup biasa dialami kelas 10-2 ini.

Sonia bingung apa yang akan dia gambar. Benda apa yang seharusnya dia gambar? Meja? Kursi? Ataukah bolpoin? Dia sadar diri jika apapun yang dia gambar tidak akan sama apa yang ingin dia gambar.

Realita sangat jauh dari ekspetasi nya.

Berkebalikan dengan Naya, dia mendapatkan ide. Dia akan menggambar benda yang kecil namun hasilnya akan luar biasa.

Our MEMORIES (TIDAK DILANJUTKAN)Where stories live. Discover now