[ O U R ]
[ M E M O R I E S ]Sebuah kisah tentang putri,pangeran, kesatria dan Raja modern.
.
.
.MASIH di hari yang sama. Saat ini Haikal tengah menemani sosok perempuan yang membuat janji untuk bertemu di minggu kemarin.
Padahal sudah siang,terik matahari membakar kulit Haikal. Belum lagi tangannya yang dipenuhi dengan belanjaan si gadis. Ada baju, riasan, makanan. oke lah, itu sangat banyak.
"Hey, bisa kita istirahat? Aku capek. Kita sudah muter-muter dari toko satu ke toko sepuluh. Kaki ku gak kuat lagi," keluh Haikal langsung duduk di pinggir trotoar yang menyediakan kursi pejalan.
"Iih, lemah. Masih aja sepuluh udah cepek," sindir gadis itu seraya duduk di samping Haikal. Dia cemberut. Bahkan raut wajah nya itu seperti membuat Haikal lah yang salah disini.
"Ya ya, aku gak bisa menang sama kamu,Mayda Evelyn."
Mayda Evelyn, gadis berambut pirang yang bersamaan nya saat ini menoleh ke arah Haikal yang memainkan handphone nya.
Gadis itu berdiri, lalu pergi ke toko es krim dekat situ. Tak lama kemudian,dia kembali tentu saja dengan dua buah es krim di tanganya.
Dia memberikan salah satu es krim rasa coklat pada Haikal. Mayda tau jika pria itu penyuka coklat, sedangkan dia menyukai vanila.
"Lah, tumben baik. Kesambet apaan nih?" Meski tidak percaya, tapi Haikal menerima es krim itu.
"Kamu mau nya apa dah? Di baiki curiga, di jahatin ngeluh," Mayda menatap sinis Haikal.
"Hahaha, ya,ya. Makasih es krim nya Mayda."
Mayda memandang wajah tersenyum haikal. Lalu dia segera menghabiskan es krim nya,dan kembali menyuruh Haikal untuk berjalan lagi.
"Eeh, tunggu Da!" Haikal buru-buru menghabiskan es krim nya dan menyusul Mayda. Tentu saja belanjaan tidak di tinggal ya, Mayda akan mengamuk nanti.
"Kamu, masih suka sama yang nama nya Naya?" Mayda bertanya, langsung membuat Haikal menjawab. "Masih...?"
"Kapan kamu gak suka dia lagi?"
"Entah," Haikal melirik pada gadis yang tinggi nya hampir sama dengan nya itu. Mayda dan dirinya adalah teman yang tumbuh bersama dan tinggal di lingkungan yang sama. Namun, di SMA dia tidak satu sekolah dengan Mayda.
Haikal terkekeh. "Da, aku suka kamu,"
Langkah Mayda terhenti, mengalihkan perhatian nya dengan terkejut segera setelah Haikal mengucapkan itu. "???"
Melihat wajah terkejut teman perempuan nya itu, Haikal reflek langsung tertawa. "Hahaha, apa itu yang mau kamu dengar?"
Merasa di permainkan, Mayda lantas menampar pipi Haikal. Tidak pelan ataupun keras, memang perih, namun dengan cepat menghilang. Haikal membelalak, dia menatap Mayda yang menatapnya tajam.
YOU ARE READING
Our MEMORIES (TIDAK DILANJUTKAN)
Teen Fiction[ FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA ! 🌷] _______. _______ Jika seandainya saja dia tidak berlebihan pada temannya saat itu. Pastilah saat ini mereka tidak akan menghadapi rasa canggung seperti ini. Jika saja, ingatannya tidak hilang mungkin saja hubungan...