Chapter 19

40 14 36
                                    

[ O U R  ]
[ M E M O R I E S ]

Sebuah kisah tentang putri,pangeran,
kesatria dan Raja modern.

Sebuah kisah tentang putri,pangeran, kesatria dan Raja modern

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

.
.
.

DALAM sebuah bangunan yang tampak dari luar begitu kotor. Berbanding kebalik dengan dalamnya, sangat bersih walau banyak genangan air.

"Jadi gadis ini? Dia cukup cantik," tutur seseorang dari balik bayangan seraya melihat foto-foto gadis yang diberikan.

Sebuah seringai puas terlihat di bibirnya, "bawakan dia ke sini dengan selamat. Jika tubuh berharganya itu rusak, kalian akan menerima akibatnya!"

"Baik!"

GLADAR!!!

Suara petir menggelegar itu memberikan cahaya masuk ke ruangan itu. Berkat sinar-nya, terlihat beberapa pria dengan tampang sangat tidak ramah. Bau asap rokok, bahkan tatapan yang dapat menusuk hati.

Malam itu menjadi malam penuh gelak tawa bagi mereka semua. Di temani dengan derasnya air hujan diselimuti dengan udara dingin menembus kulit. Meskipun begitu, tampaknya mereka merasa akan berpesta setelah sekian lamanya. 

—🌷—

Hari ini adalah Sabtu. Naya seharusnya tetap berada di rumah, les kesenian dengan gurunya. Tapi, saat ini gadis itu tengah berada di taman yang lumayan jauh dari rumahnya. Tidak ada rasa penyesalan di wajah cantik itu melainkan keceriaan yang dia perlihatkan.

Tangannya memegang es krim vanilla yang berada di atas cone. Duduk di kursi taman dengan pandangan melihat betapa asri nya tempat itu. Orang-orang yang berjalan, kupu-kupu pun ikut menari di atas kembang elok yang ada di sana. Suara pekikan kegembiran selalu terdengar di telinga gadis itu.

Tampaknya, Naya saat ini dalam mood yang bagus. Sedari tadi dia terus saja tidak melepaskan lengkukan senyum di wajahnya. Tentu, dia senang memakan es krim rasa favorite nya itu. Tapi, bukan karna makanan manis itu alasan kegembiraan Naya.

"Enak banget, bolos. Kenapa aku gak lakuin ini dari dulu ya?" monolognya.

Ya, bolos. Naya yang terkenal sebagai seorang yang rajin, disiplin bahkan bermartabat itu sedang membolos kelas dengan melarikan diri ke taman.

"Tapi bosen juga sih. Mana gak ada temen," keluhnya dengan lidah menjilati es krim. Begitu terus dengan bermain handphonenya dengan tangan kiri.

Setelah beberapa menit membosan kan itu dan es krim,satu satu temannya telah habis. Gadis itu sungguh jenuh, meski hari ini masih lah pagi.

Our MEMORIES (TIDAK DILANJUTKAN)Kde žijí příběhy. Začni objevovat