Chapter 20

41 11 54
                                    

[ O U R ]
[ M E M O R I E S ]

Sebuah kisah tentang putri,pangeran,
kesatria dan Raja modern.

Sebuah kisah tentang putri,pangeran, kesatria dan Raja modern

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"SIAPA juga yang ngusul buat ngawasi Naya pakai mobil?!"

Teriakan itu menggema di markas LAW-BLACK CROWN. Dan suara berat itu tadi berasal dari sang ketua. Dia begitu dikejutkan dengan informasi yang baru saja di dapatkan dari Ardan dan Angkasa.

Alfarzel tidak habis pikir. Bagaimana bisa mereka berdua membututi tunangannya dengan mobil dan itupun dekat sekali. Sudah jelas, siapapun akan curiga dan takut. Parahnya lagi, Naya diculik dideoan mata kedua orang itu.

Alfarzel mendengus. Dia senang karna tadi pagi tiba-tiba saja Angkasa menyetujui untuk bergabung dengan Law. Tapi, dia sekarang di buat terkejut. Ternyata pria itu hanya ingin bergabung untuk mengawasi Naya.

"Sekarang gimana? Naya di culik. Handphone-nya gak bisa dihubungi. Dan lucunya lagi, kalian di tengah jalan bensinnya habis," rintih Alfarzel sembari memegangi kepalanya.

Sunyi. Dalam ruangan khusus tempat ketua berada ini. Mereka berdua terdiam. Ardan hanya diam menganguk paham. Sedangkan Angkasa, dia berdecak kesal. Dia benci diceramahi oleh rivalnya.

"Ah, tapi aku ingat plat nomer nya," sambung Ardan.

"Jika mereka hanya punya satu mobil maka itu akan membantu. Tapi bagaimana jika dua mobil? Dan mereka mengganti di tengah jalan?" Angkasa menambahkan.

Alfarzel bersandar pada meja kerjanya. Dia bersedekap, memikirkan langkah selanjutnya.

"Seandainya saja kita punya mata-mata atau informasi lanjut tentang penculik," desis Alfarzel.

"Just info, mereka tampaknya pelaku dari yang di beritakan polisi. Pelecehan dan penjual belikan ilegal," ucap Ardan dengan tampang polos tanpa dosa.

"Kenapa baru bilang sekarang?!" bentak Alfarzel dan Angkasa terkejut bersamaan.

Sekarang mereka bertiga perlu bertindak lebih cepat. Mereka harus mengingat jika pelaku adalah seorang mantan narapidana dan bertindak secara kelompok. Mereka bisa kapanpun membuat Naya menjadi seorang mayat.

-🌷-

Hari semakin siang. Adit saat ini sendirian berada di sebuah supermarket, membeli perlengkapan rumah. Arunika tidak bersamanya. Kata gadis itu,dia akan belajar kelompok bersama teman-temannya dan sudah berangkat sejak beberapa jam yang lalu.

Ketika Adit berjalan di trotoar,menuju zebra cross, matanya menangkap seseorang gadis yang begitu akrab di ingatannya. Dia adalah Naya.

Our MEMORIES (TIDAK DILANJUTKAN)Where stories live. Discover now