Chapter 22

19 5 21
                                    

[ O U R  ]
[ M E M O R I E S ]

Sebuah kisah tentang putri,pangeran,

kesatria dan Raja modern.

kesatria dan Raja modern

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.

DI sisi lain, ketika Naya di bawa oleh Nier dan yang lainnya menuju tempat tujuan. Dan Adit sekaligus Haikal yang mengejar para penculik Naya. Bahkan, LAW yang mulai memperluas pencarian mengenai mobil van hitam itu.

Terlihat seorang pria dengan rambut light ash pendek seleher, dengan tubuh gagah di suatu bangunan. Dia memarkirkan motornya di dekat tempat terbengkalai yang berada di depannya. Matanya menatap sendu tempat dimana dia kembali di ingatkan kejadian dua tahun yang lalu.

Dimana dia kehilangan seseorang yang begitu dia sayang. Pria itu berjalan masuk ke bangunan, mencari-cari benda penting itu. Tapi, dia tak kunjung menemukan benda tersebut. Dengan helaan nafas gusar, dia mengacak-acak rambutnya.

Drtt...

Suara dering dari handphone-nya terdengar, segera dia mengambil benda pipih itu melihat siapa yang menelfonnya. Di sana tertera nama yang tak asing baginya. Nier.

Dia mengangkat panggilan dari rekannya, lalu mendekatkan benda itu ke telinganya. Dari sebrang sana terdengar suara baritone yang cukup rendah.

"Sepertinya kami sedikit bermasalah."

Setelah mendengar apa yang di katakan Nier, dia, sang bos menjawab dengan suara bass cukup tenang, dan tidak memusingkan perkataan Nier. "Ada masalah apa?"

"Kami di ikuti. Maksudku, itu bukanlah hal besar. Tapi, kami belum bisa terlepas dari pandangan mereka," ungkap Nier dari sebrang sana. "Mahija, mungkin kami akan terlambat datang."

Mahija. Itulah panggilan nama dari bos Nier, Matt, dan Ren. Seorang perawakan pria berusia 23 tahun, seseorang mantan narapidana yang baru tiga bulan yang lalu lepas dari sel penjara.

Tampaknya Mahija sudah sangat merindukan tempat itu, sampai-sampai dia rela melakukan pekerjaan kotor seperti ini.

"Tenang Nier, LAW memang selalu bergerak cepat. Aku akan mengirim seseorang untuk  membantu kalian," papar Mahija dari balik telfon. Langkahnya perlahan bergerak ke arah motornya.

Dari tempat Nier, dia menjawab, "maaf Mahija, mereka bukalah LAW. Tapi, dua orang pria asing."

Penjelasan Nier membuat Mahija mengangkat alisnya tertegun. Dia memberikan garis tipis di bibirnya. "Ha, itu sepertinya memang bukan masalah besar. Tapi, aku akan tetap meminta orang lain untuk membantu kalian."

Hening.

Dari sisi lain, Nier tidak menjawab. Dan, itu membuat Mahija menghentikan langkahnya tepat di samping motornya, melirik ke arah benda di dekat telinganya. "Ada apa Nier?"

Our MEMORIES (TIDAK DILANJUTKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang