𝟶𝟷. Lee Sea-Hwa

6.2K 408 82
                                    

Seoul, South Korea 2040.

“Aku akan terus mencintaimu, sekarang, esok, dan selamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Aku akan terus mencintaimu, sekarang, esok, dan selamanya.”

...

“Dimana pun kau berada, di situlah tempatku seharusnya. Karena sebanyak apapun kau terlahir kembali, aku juga akan terlahir kembali.”

...

“Bahkan setelah kematian mu, aku akan tetap mencintaimu. Meski harus menunggu selama ribuan tahun.”

...

“Kalau boleh meminta, aku ingin menjadi seorang manusia biasa.”

...

“Akhiri saja, kita memang tidak bisa bersama.”

...

“4.000 tahun lagi, dia akan terlahir kembali...”

...

“Hah!!” nafas gadis itu memburu, dengan keringat yang bercucuran di pelipis dan keningnya.

Dia menatap ke sekeliling kemudian menghela nafas panjang, dadanya masih berdegup kencang. Lagi-lagi mimpi buruk itu.

Perlahan air matanya menetes begitu saja, entahlah dirinya pun tak tahu, selalu saja begini. Setiap memimpikan mimpi buruk yang terus hadir di mimpinya setiap malam, dirinya pasti selalu menangis. Entah apa yang dirinya tangisi, hanya saja dadanya terasa sangat sesak jika mengingat mimpi itu.

Netranya yang masih terus mengeluarkan air mata melirik ke arah jam yang terletak di atas nakas.

03.00 AM.

Gadis bersurai coklat terang itu menghembuskan nafasnya dengan pelan, berusaha menghentikan air matanya yang terus keluar.

Selalu begini, setiap jam tiga malam tepat dia terbangun karena mimpinya itu.

Padahal dirinya bukanlah tipikal gadis yang mudah menangis hanya karena hal sepele. Tapi entah mengapa jika menyangkut soal mimpinya yang hadir setiap malam, dia tak bisa mengontrol air matanya. Itu terjadi secara alami. Dan Sea-Hwa tak bisa mengendalikan diri untuk tidak menangis.

Kriett

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya. Tampak sesosok pria paruh baya berjalan memasuki kamarnya dengan segelas air putih di tangannya.

Pria paruh baya itu berjalan mendekat Sea-Hwa di ranjangnya. Dia meletakan air putih tersebut di atas nakas.

“Apa kau mimpi buruk lagi?” tanya pria itu pada Sea-Hwa.

Gadis itu mengangguk pelan, perlahan air matanya kembali mengalir.

Harabeoji... Sea-Hwa takut.” lirih gadis itu menangis di pelukan kakeknya.

Amērta.Where stories live. Discover now