𝟷𝟷. School fair

2.6K 268 16
                                    

“Saya mau anak kurang ajar ini minta maaf

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Saya mau anak kurang ajar ini minta maaf.” ujar bu Erni sambil melirik sinis ke arah Sea-Hwa yang sedang duduk dengan santai sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Minta maaf untuk apa?” tanya Sea-Hwa sambil menatap kuku jarinya dengan santai.

“Bapak bisa lihat sendiri kan? Anak ini terlalu kurang aja, dia ga merasa bersalah sama sekali. Seumur-umur baru kali ini anak kiriman dari Korea yang sekurang ajar kamu! Kamu itu di sini cuma numpang, jangan sok berkuasa, saya bisa laporin kejadian ini sama pemilik yayasan biar kamu di keluarin dari sekolah.” bu Erni tampak menggebu-gebu karena emosi, dia sungguh geram dengan tingkah gadis itu.

Sea-Hwa mengalihkan tatapan ke arah bu Erni, “Itu mereka, bukan gue. Jelas beda, gue ga akan kaya mereka yang di tindas sama kalian semua bakal diem aja.”

“Kamu benar-benar tidak tahu sopan santun ya? Saya pastikan setelah ini kamu akan langsung di keluarkan dari yayasan sekolah ini!” ancam bu Erni, sementara kepala sekolah hanya diam sambil memijit pelipisnya.

“Kamu harus minta maaf sama saya dan anak saya!”

Sea-Hwa sedikit terkejut mendengar penuturan tersebut. “Pantesan belain tuh jalang mati-matian, ternyata anaknya. Haha cocok deh sama-sama jalang.” celetuk gadis itu sambil tersenyum miring.

“Kurang ajar kamu sialan!” plak.

“Maksud lo apa?” Sea-Hwa langsung mendorong tubuh bu Erni setelah dirinya menerima tamparan keras dari wanita itu.

Tubuh bu Erni jatuh menubruk meja dan kursi yang berada di sana sebelum akhirnya menyentuh lantai dengan keras.

“Seumur-umur kakek gue aja ga pernah nampar cucu nya! Dan lo orang asing berani nampar gue? Bajingan banget lo.” Sea-Hwa menatap wanita itu dengan marah.

“Lo ga usah kurang ajar sama ibu gue bangsat!” Meisya mendorong tubuh Sea-Hwa dengan kasar.

Melihat kondisi yang mulai kembali tidak kondusif, kepala sekolah itu akhirnya melerai.

“Berani kalian bertengkar di ruangan saya?!” Meisya langsung berenti dan terdiam menahan kekesalannya.

“Saya ga mau tau pak! Sebelum anak ini minta maaf ke saya dan anak saya, saya ga akan maafin dia!” ujar bu Erni membuat Sea-Hwa terkekeh.

“Apa untungnya maaf dari lo? Gue juga ga butuh maaf dari mulut sampah lo itu.” tekan Sea-Hwa membuat bu Erni makin tersulut emosi.

“Lihat saja! Saat acara pameran nanti pemilik yayasan sekolah ini akan tertarik pada saya dan dia akan menikahi saya! Saya juga akan membuat cucu dari pemilik yayasan sekolah ini untuk berada di pihak Meisya! Kamu tidak akan bisa apa-apa!” ancam bu Erni.

Mendengar itu kepala sekolah langsung memijit kepalanya dengan frustasi, sementara Sea-Hwa tertawa terbahak-bahak.

“Yes, I will wait.” balas Sea-Hwa dengan senyum mengejek kemudian langsung keluar dari ruangan itu dengan santai.

Amērta.Where stories live. Discover now