𝟷𝟸. A novel

2.6K 308 32
                                    

Acara pameran masih terlaksanakan, sekarang jam baru menunjukkan pukul dua siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Acara pameran masih terlaksanakan, sekarang jam baru menunjukkan pukul dua siang. Para siswa-siswi, guru dan juga beberapa orang tua murid yang hadir sedang menikmati makan siang bersama, dengan menu yang telah di sepakati sekolah, rendang daging.

Sea-Hwa dan kedua temannya duduk dieja yang telah di siapkan, tak lupa juga dengan Dean yang selalu mengikutinya kemanapun.

“Aaa dulu dong aaa.” Dean mengulurkan sendoknya ke arah Sea-Hwa.

“Alay banget mainnya suap suapan.” komentar Aerin sambil menerima suapan dari Samudra.

“Ngaca bego!” Hyun Dae melempar kerupuk ke arah Aerin yang langsung di balas cengiran oleh gadis itu.

“Gue bisa sendiri, Dean.” balas Sea-Hwa berusaha sabar.

Tiba-tiba mata laki-laki itu berbinar mendengar Sea-Hwa menyebut namanya. “Bucinnya mulai deh.” kesal Karrel.

“Lo rusuh banget sih mulutnya, komentar mulu perasaan. Berisik.” ujar Hyun Dae.

“Yeh kenapa sih emang, kok lo yang ribet.” balas Karrel tak mau kalah.

“Suara lo jelek, pusing gue dengernya!”

“Suara lo lebih jelek, gue sampe pengen muntah.” sewot cowo itu.

“Eh yang ada suara lo kaya kucing kejepit—”

“Sekarang malah lo berdua yang berisik.” Sea-Hwa memutar bola matanya malas.

“Em, bo-leh gabung?”

Semua mata yang ada di meja itupun langsung menoleh mendengar suara tersebut. Terlihat Jae Yeon dan kedua temannya berdiri di dekat meja mereka sambil membawa nampan berisi makanan.

Karena tak kunjung mendapat jawaban Jae Yeon jadi khawatir, apakah bahasa Indonesia nya salah.

nae indonesia-eoga teullyeoss-eo?” tanya Jae Yeon dengan hati-hati.

[Apakah bahasa Indonesia saya salah?]

“A-ah ani, maj-a!” balas Sea-Hwa pada akhirnya.

[Tidak, itu benar!]

Anj-ajuseyo.” ujar Aerin yang langsung di hadiahi pelototan dari Samudra.

[Silahkan duduk.]

Jae Yeon dan kedua temannya duduk di kursi yang tersisa, Jae Yeon menatap Sea-Hwa sambil tersenyum manis hingga matanya menyipit, Sea-Hwa juga membalas senyum laki-laki itu.

“Dia siapa deh?” tanya Karrel berbisik di telinga Hyun Dae.

“Jae Yeon.” balas Hyun Dae sambil berbisik juga.

“Gak, maksud gue dia siapanya Sea-Hwa.” bisik Karrel makin memelankan suaranya.

“Oh dia kakak kelas gue sama Sea-Hwa di Korea, pas awal mpls dia pernah nyatain perasaannya ke Sea-Hwa, tapi di tolak.” Hyun Dae juga makin mengecilkan suaranya.

Amērta.Where stories live. Discover now