𝟷𝟶. Problem

2.9K 305 51
                                    

warning! part ini mengandung aksi bullying dan sikap kurang ajar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

warning! part ini mengandung aksi bullying dan sikap kurang ajar. Bijak-bijak memilih bacaan.

•••

"Dean please... Terakhir ini aja. Gue mohon, ini kesempatan terakhir gue, please." di lorong yang panjang itu terlihat dua orang manusia sedang berbicara.

"Sorry, gue tetep ga bisa Dra. My heart is not for you." Dean menatap tepat pada kedua bola mata Diandra yang tampak berkaca-kaca.

"Kenapa Dean? Karena cewe Korea itu? Lo gatau kan gimana sabarnya gue buat bikin lo cinta sama gue, gimana sakitnya waktu tau ternyata lo lebih milih orang baru? Selama ini gue ga pernah maksa lo buat suka sama gue, gue selalu upayain apapun biar lo suka sama gue, termasuk bully murid lain yang gue anggap bisa mengancam posisi gue." Diandra tampak menghapus kasar air matanya, dia tidak mau terlihat lemah di mata Dean, meski untuk terakhir kalinya.

"Apa seenggak penting itu gue di hidup lo Dean? Semua perjuangan gue..." lirih Diandra.

"Dra, I'm really sorry, I appreciate all your struggles so far. Tapi gue ga bisa Dra."

"Sekali ini aja Dean, gue mohon. Hidup gue bergantung di lo..."

"Terima apapun yang terjadi di hidup lo Dra, lo bisa bahagia bahkan lebih bahagia tanpa gue." Dean memegang bahu Diandra yang bergetar karena menahan tangisnya.

"Dean, please..."

"Sorry, I really can't, Dra."

"Lo jahat Dean." Diandra menatap Dean dengan kecewa.

"Sorry-"

"Gue benci lo Dean, lebih dari apapun di dunia ini. Gue benci lo!"

"Diandra, gue udah anggap lo adik gue sendiri-"

"GUE BENCI LO DEAN! LO AKAN NGERASAIN SAKIT HATI YANG GUE RASAIN! LO HANCURIN HIDUP GUE!" teriak Diandra, teriakannya menggema di lorong sekolah.

Diandra mengusap kasar air mata yang mengalir di pipinya, kemudian berbalik arah sambil mengeluarkan ponselnya yang berbunyi.

"Hallo mom, aku setuju. Aku udah nyerah. It's all up to you now."

***

"Gue ga tau lo kenapa, tapi bisa stop ikutin gue ga?" Sea-Hwa menatap laki-laki yang berada di sampingnya itu dengan kesal. Sudah tiga hari dirinya di ikuti kemanapun oleh laki-laki ini, dan itu sangat menganggu.

"Lo pacar gue, jadi gue harus jagain lo kemanapun."

"Wtf?! Sinting lo, sejak kapan kita pacaran!" sugut Sea-Hwa tidak terima.

Dean hanya tersenyum tipis kemudian mengusap kepala Sea-Hwa dengan lembut.

"Rambut gue! Lo ga tau kan berapa harga yang gue keluarin buat rambut gue? Seenaknya lo rusak rambut gue!!"

Amērta.Where stories live. Discover now