𝟷𝟹. Beautiful night

3.4K 334 54
                                    

17+⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

17+⚠️

***

Aira Reylia.

Sea-Hwa langsung menoleh ke arah tante Selly, “T-tante, ini...”

“Iya, novel itu yang buat sepupu tante.” ujar tante Selly.

“Jadi ini novel buatan tante Aira?” sela Dean mendengar percakapan kedua perempuan berbeda usia itu

“Iya Dean, kan waktu itu tante pernah kasih tau kamu.”

“Tante Aira nya mana?” tanya Sea-Hwa pelan. Selly langsung menoleh ke arah gadis itu ketika mendengar pertanyaannya.

Terdengar helaan nafas dari wanita itu, wajahnya berubah menjadi sendu. “Dia udah ga ada. Dia udah meninggal delapan belas tahun yang lalu.” lirih tante Selly.

“Tante maaf aku ga bermaksud—”

“Gapapa, tante tau kok. Tante masih ngerasa bersalah aja. Dia meninggal karena keterlambatan tante. Andai aja dulu tante langsung narik tangan dia, mungkin sampai saat ini dia masih hidup.” tante Selly menundukkan kepalanya.

“Emangnya kenapa tante?” tanya Sea-Hwa dengan hati-hati.

Terdengar helaan nafas panjang lagi, tante Selly tampak menahan air mata yang ingin meluncur di pipinya.

“Dia meninggal karena jatuh dari lantai tiga gedung sekolah. Sehari sebelum kejadian itu, Aira baru aja nyelesain novel yang dia buat di sebuah aplikasi. Karena itu, untuk mengenang dia, tante terbitin novel buatan dia. Supaya tante terus ngerasa dia tetep ada di samping tante, bersama karya buatannya yang pertama dan terakhir.”

“Selly, kan udah di bilang, itu bukan kesalahan kamu. Itu semua emang takdir, berhenti nyalahin diri sendiri.” Farah mengusap bahu wanita berusia lima tahun di bawahnya.

“Aira Reylia.” gumam Sea-Hwa pelan yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.

***

Sea-Hwa mengeratkan pelukannya pada laki-laki yang sedang melajukan motor sport nya itu, membelah jalanan ibukota. Cuaca yang mulai menggelap serta gemuruh yang terus terdengar dari langit tak henti-hentinya saling bersahutan.

Motor itu berhenti di parkiran tempat pemakaman umum, Dean turun dari motornya setelah membantu Sea-Hwa turun.

“Makam tante Aira sebelahan sama makam ayahnya.” ujar Dean membuat gadis itu langsung menoleh.

“Ayo.” ajak Dean sambil menggenggam tangan mungil itu. Entahlah, sejak melihat novel buatan mendiang tante Aira, serta kejadian yang merenggut nyawa tante Aira, Sea-Hwa jadi lebih pendiam dan tak banyak menolak ajakannya.

Amērta.Where stories live. Discover now