𝟷𝟿. Chaos

1.5K 183 82
                                    

"Woi ga boleh zina di gunung woi!" Jason, laki-laki tengil itu sedikit berteriak saat melihat Samudra dan Aerin yang sedang duduk berduaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Woi ga boleh zina di gunung woi!" Jason, laki-laki tengil itu sedikit berteriak saat melihat Samudra dan Aerin yang sedang duduk berduaan.

Samudra menatap Jason dengan datar, membuat laki-laki itu tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe, bercanda Sam, serius amat sih lo."

"Mau pergi sendiri atau gue usir pake cara gue?" tanya Samudra.

"Santai bro, gue ga niat gangguin kok, lanjutin aja." Jason perlahan berjalan menjauh dari mereka berdua.

"Lanjutin aja, lanjutin bro." perlahan suara Jason menghilang di telan oleh murid-murid lain yang sedang berkumpul di dekat api unggun.

Orang-orang mulai berkumpul ketika suara pembina dan anak-anak osis yang menyuruh mereka berkumpul, kegiatan mereka akan segera di mulai.

"Untuk kelompok, sama dengan teman satu tenda kalian. Jadi setiap kelompok berisi empat orang."

"Jangan sampai berpencar atau berpisah dengan kelompok nantinya."

Suara pembina acara masih terus terdengar memberitahukan apa saja yang harus mereka lakukan dan wejangan agar jangan berbuat macam-macam.

"Gue pokoknya ga mau ada adegan ilang atau jatuh ke jurang." ujar Aerin sambil menatap Arayya. Saat ini dirinya sudah berkumpul bersama Sea-Hwa, Arayya dan Meisya. Sesuai yang di perintahkan, teman satu kelompoknya adalah teman yang satu tenda dengannya juga.

"Denger ga lo!" Aerin mendorong bahu Arayya membuat gadis itu mundur beberapa langkah.

"Lo apasih ga sopan banget sama kakak kelas!" Meisya balik mendorong bahu Aerin cukup kasar, untungnya Sea-Hwa langsung menahan tubuh Aerin.

"Gue ga ngomong sama lo ya!" Aerin menunjuk wajah Meisya dengan kesal.

"Lo ga sopan sama kakak kelas," balas Meisya.

"Udah jangan ribut, nanti di marahin sama pembina." Arayya melerai Aerin dan Meisya sebelum urusannya makin panjang.

Sementara Sea-Hwa hanya diam saja, mood nya cukup buruk dan dia tak berminat ikut adu mulut bersama mereka.

"Lo dengerin pokoknya, gue ga mau ada adegan lo jatuh di jurang ataupun hilang, inget itu." kata Aerin sekali lagi pada Arayya. Firasat Aerin gadis ini akan mencari perhatian dengan mencoba jatuh ke jurang ataupun hilang di hutan.

Arayya hanya mengangguk saja. Mereka mulai berjalan menyusuri hutan bersama kelompok yang lain. Awalnya masih baik-baik saja, kemudian perlahan kelompok lain mulai berpencar ke sisi hutan yang lain, mencari benda yang disuruh cari dalam acara ini.

Mereka harus mengumpulkan tiga bendera berwarna merah dan dua pita berwarna biru, pita itu di ikat di batang pohon yang tersebar di hutan ini. Kelompok yang tidak dapat mengumpulkan benda-benda itu selama satu jam ke depan akan kalah dan di beri hukuman.

Amērta.Where stories live. Discover now