𝟷𝟽. Main

2.5K 216 59
                                    

“Wajib ikut semua kah?” tanya Aerin pada Zidan yang sedang membagikan kertas lembar, berisi pengumuman acara camping yang akan di laksanakan empat hari lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Wajib ikut semua kah?” tanya Aerin pada Zidan yang sedang membagikan kertas lembar, berisi pengumuman acara camping yang akan di laksanakan empat hari lagi.

“Wajib Rin. Semuanya diwajibin ikut.” balas Zidan yang masih sibuk membagikan kertas itu bersama Rio di depan ruang osis.

“Kalo ketemu yang lain bagiin ya!” ujar Rio pada siswi yang lewat, dia memberi setumpuk kertas pada siswi itu.

“Yeh males banget lo disuruh keliling.” Zidan menepuk bahu Rio membuat laki-laki itu terkekeh.

“Ayo ah gue laper, nanti jam istirahat keburu abis kalo kita pake buat keliling bagiin kertas itu.” jawab Rio.

“Kendra mana?” tanya Zidan mencari keberadaan sang ketua osis itu.

“Rapat sama pembimbing acara camping, bareng Sea-Hwa juga, tuh makanya temennya di tinggal sama kita.” Rio menunjuk Aerin yang berdiri di dekat mereka.

“Eh temen lo yang satu lagi serius mau pulang duluan? Siapa namanya, Hyun Daeng ya?” tanya Zidan pada Aerin.

“Ck, Hyun Dae! enak aja lo ganti-ganti nama temen gue!” kesal Aerin.

“Sorry kali, gue lupa— Eh Rayya, sini!” Zidan langsung berteriak memanggil Arayya yang melewati ruang osis.

Merasa di panggil, Arayya pun berjalan menghampiri mereka dengan bingung. “Kenapa ya kak?” tanya gadis itu dengan pelan.

Zidan memberikan selembar kertas tadi pada gadis itu, sementara Arayya langsung menerimanya dan membaca.

“Oh, camping ya. Pembayaran terakhir kapan ya kak?” tanya Arayya.

“Kamis, Ray. Wajib ikut semua, usahain lo ikut ya, jangan kaya tahun kemaren ga ikut.” kata Zidan membuat Arayya menunduk.

“Aku usahain ya kak, aku belum ada uang soalnya.” kata Arayya yang hanya di angguki kepala oleh Zidan dan Rio, kemudian gadis itu pamit pergi.

“Kirain lo berdua bakal mau nolongin dia buat bayarin.” celetuk Aerin yang hanya diam saja.

“Ya buat apaan anjir, 500 ribu lumayan coy.” balas Rio dengan cepat.

“Yakali kaya si Karrel, mau jadi pahlawannya si Aray Aray itu.”

“Oh si Karrel yang waktu itu bentak Hyun Dae gara-gara belain Arayya ya?” tanya Rio.

Aerin mengangguk, dia kembali kesal mengingat saat sahabatnya di bentak oleh Karrel karena membela gadis bernama Aray, Rayya, Arayya atau apalah itu, dia tidak perduli.

Kemarin Hyun Dae sudah terbang ke Korea, dirinya dan Sea-Hwa yang mengantar gadis itu ke bandara. Mereka tak memberi tahu pada siapapun termasuk Karrel ataupun yang lain.

***

“Dean lepas!” Sea-Hwa dengan kesal menyentak tangan Dean. Dia menatap Dean dengan penuh permusuhan.

Amērta.Where stories live. Discover now