Setiap detik yang berjalan, menjadi saksi bisu betapa menderitanya dua insan yang tak dapat bersatu bagai arunika.
Sebutir harapan pada kerinduan yang melekat oleh waktu, nelangsanya, dua daksa itu bahkan tak dapat hanya untuk menikmati senja bersam...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Sea-Hwa!” Aerin dan Hyun Dae berlari menuju parkiran, menghampiri teman mereka yang baru turun dari sebuah mobil bersama seorang laki-laki.
Seluruh siswa dan siswi yang melihat itu terkejut, bagaimana tidak? Dean Archionix berangkat sekolah bersama Sea-Hwa si siswi kiriman dari Korea.
“Lo semalem kenapa ga pulang sih? Kita nungguin lo pulang tau, mana di telpon gabisa. Lo tidur dimana semalem?” cerocos Aerin.
“Lo ga apa-apa kan? Ga terjadi sesuatu kan?” Aerin memutar-mutar tubuh Sea-Hwa membuat gadis itu merasa pusing.
“Ko lo bisa bareng dia, gimana ceritanya?” tanya Hyun Dae sambil melirik Dean sekilas.
“Jangan bilang...”
Dean memotong ucapan Aerin, “Dia semalem nginep dirumah gue, ada masalah?” tanya laki-laki itu santai, membuat seluruh orang yang mendengarnya terkejut. Suara bisik-bisik mulai terdengar menatap Sea-Hwa, mereka mengira pasti gadis itu menggoda Dean agar mau tidur bersamanya.
Sea-Hwa menoleh dengan tatapan tajam ke arah Dean yang di balas senyuman miring. Dia mengacak pelan rambut gadis itu sebelum berjalan maju.
“Buat lo semua yang ngomong macem-macem tentang cewe gue, abis lo sama gue.” ujarnya sambil menatap seluruh siswa, membuat suara bisik-bisik yang tadi terdengar kini terhenti seketika.
“Sea-Hwa?” Aerin dan Hyun Dae refleks menatap gadis itu bersamaan, menuntut penjelasan.
***
“Jadi kalian resmi pacaran?” tanya Aerin penasaran, saat ini mereka sedang berada di kantin, bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu.
“Iya.”
“Enggak.”
Jawaban yang berbeda membuat orang yang berada di meja itu mengernyit bingung. “Iya apa enggak?” tanya Hyun Dae bingung.
“Iya.”
“Enggak!”
Dean menatap Sea-Hwa yang duduk di sampingnya, kemudian mengangkat tubuh gadis itu ke atas pangkuannya, membuat orang-orang yang berada di kantin melihat itu langsung menjerit histeris.
“Why not?” tanya Dean saat gadis itu sudah berada di pangkuannya.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya kemudian berbisik di telinga Sea-Hwa, “Perlu gue kasih tau ke orang-orang tentang semalem?” dia tersenyum puas melihat wajah kesal gadis itu.
