𝟶𝟻. Malaikat?

3.5K 404 66
                                    

“Are you kidding me?!” datar laki-laki itu menatap wanita di hadapannya dengan tajam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Are you kidding me?!” datar laki-laki itu menatap wanita di hadapannya dengan tajam.

“M-maaf tuan muda—”

“Use English.” tekan Dean makin menatap tajam wanita berusia 30 tahun di depannya.

“Maaf tuan muda, mbak ga bisa bahasa Inggris.” jawab wanita yang bekerja sebagai pembantu dirumahnya.

Damn it. Keluar dari kamar gue! Mulai hari ini lo di pecat!” teriak laki-laki itu tak terbantahkan.

“T-tuan maafin mbak—”

“Gue bilang keluar ya keluar!” pandangan pria itu menggelap, menatap pembantu rumahnya itu dengan pandangan menusuk.

Dengan tubuh bergetar ketakutan wanita itu keluar dari kamarnya, kemudian menutup pintu kamar dengan hati-hati. Takut terkena marah lagi.

Dean menghela nafas kasar, dia mengacak rambutnya dengan kesal.

“Kenapa orang bodoh kaya dia bisa jadi pembantu di rumah ini sih.” kesal laki-laki itu.

Tak berselang lama, pintu kamarnya kembali terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik di sana.

“Dean.” panggil sang bunda dengan lembut.

Dean hanya melirik sekilas, tak menjawab panggilan bundanya.

Farah— sang bunda mendudukkan dirinya di tepi ranjang putranya. Menatap anaknya itu dengan tenang. “Coba cerita ke bunda, kenapa kamu pecat mbak Nani kaya gitu?” tanya Farah dengan lembut, tak mau membuat emosi putranya kembali tersulut. Dia tahu anaknya itu sedang marah.

Terdengar decakan dari laki-laki itu. “Kerjanya ga becus. Liat aja.” dia menunjuk ke samping ranjangnya dengan dagu, dimana gelas yang tadi tak sengaja di pecahkan oleh mbak Nani.

“Lagian kan aku udah bilang, kalo mau nyari pembantu di sini tuh yang jago bahasa Inggris. Aku ga nerima pembantu yang ga bisa bahasa Inggris.” balas cowo itu.

Farah menghela nafas pelan, kemudian menatap putranya. “Tapi kamu ga bisa semena-mena gini dong, kan bunda udah bilang—”

“Aku ga mau tau, kalo pembantu di rumah ini ada yang ga bisa bahasa Inggris, aku bakal langsung pecat.” setelah mengatakan itu, Dean langsung menyambar kunci motor dan pergi dari kamar itu dengan membanting pintu kencang.

Farah hanya mampu mengelus dada sabar. Kelakuan anaknya itu memang sangat keras kepala, tidak mau di atur dan dingin. Jika ia menginginkan sesuatu, dia harus bisa mendapatkannya.

Amērta.Where stories live. Discover now