28🌹Luka🌹

1.7K 102 44
                                    

Jangan Lupa Vote+Komen(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan Lupa Vote+Komen(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Kalian itu jangan pelit-pelit ya guys.
Kalau udah beres baca, usahakan komen dulu tentang apa yang kalian rasakan saat membaca cerita yang baru kalian baca.

Komentar dari kalian itu sangat berpengaruh kepada saya sebagai author cerita ini. Komentar kalian itu bikin mood aku naik dan semangat nulis:)

Komentar dari kalian itu bener-bener berharga bagi aku:) Karena komentar kalian, aku jadi tau cerita aku itu aslinya seru, feel nya dapet, atau sebaliknya.

Jadi jangan lupakan komentar kalian di setiap part-nya ya guys:)

Happy Reading Mina-san:)
-
-
-
-
-

Anna, dia masih diam dan terpaku merasakan perasaan yang luka. Semua kata-kata itu terngiang di benaknya. Air matanya tidak berhenti mengalir di pipinya. Di tinggalkan di tempat asing sendirian.

Menginginkan seseorang datang untuk menenangkannya. Pandangan nya kosong menatap tenangnya lautan. Ingin rasanya dia pergi dari dunia ini sekarang juga.

Dia bisa saja menelpon keluarganya, namun tangannya tidak bisa bergerak untuk mengambil benda pipih itu. Dia takut menjadi beban untuk keluarganya, memikirkan kata terpaksa yang di ucapkan Adelard membuatnya berpikir selama ini keluarganya hanya terpaksa untuk menjaganya.

Di seberang sana, seorang laki-laki mengepalkan tangannya dengan kuat membuat urat di tangannya terlihat. Sangat terlihat orang itu sedang menahan emosinya. Tidak lama, dia menuruni tangga dengan cepat. Menyebrang jalanan yang lumayan luas.

"Si Berengsek itu!!!" Ucapnya.

Dirinya mendekati tempat Anna berada, menaiki tangga-tangga untuk naik ke lantai atas. Setibanya dia di atas, dia berlari lalu memeluk gadis itu.

Laki-laki itu membawa Anna kedalam pelukannya. Anna merasakan bahwa seseorang sedang memeluknya. Namun dia tidak memberontak, bahkan dia masih diam dan terpaku.

Laki-laki itu mengusap kepala Anna dengan lembut, kepala Anna bersandar di perut six pack lelaki itu karena dia memeluk Anna dalam posisi berdiri.

Merasa tidak ada pergerakan dari gadis yang di peluknya, lelaki itu segera berdiri lalu berlutut di hadapan gadis itu.

Tangannya tergerak untuk menghapus air mata gadis itu. Gadis itu tidak memperdulikan lelaki di hadapannya, bahkan tatapannya tetap kosong.

"Anna... Tatap mataku..." Lirih lelaki itu. Namun tidak mendapatkan jawaban dari Anna. Lelaki itu mencoba menyadarkan Anna dari lamunannya, dia menggoyangkan Anna pelan.

Anna pun tersadar dari lamunannya, "Kakak..." Ucapnya hampir tidak terdengar.

Lelaki itu mengangguk, "Iya ini kakak, jangan nangis sayang." Ucapnya. "Kak Raffaell, Anna takut." Cicit Anna.

Anna's Life [Revisi]Where stories live. Discover now