54🌹Final (1)🌹

1.3K 58 6
                                    

🌹Happy Reading🌹-----

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

🌹Happy Reading🌹
-
-
-
-
-

Luca, kini dia telah sampai di kediaman Elio. Beberapa Devil Light yang berjaga di depan rumah langsung menyambut kedatangannya. Luca melirik Paolo sekilas, "Borgol tangannya dan bawa dia ke ruang tamu!" ucapnya kepada anggota Devil Light disana.

Setelah itu, Luca bergegas masuk kedalam rumah dan berjalan ke arah dapur. Pria itu menemui koki yang sedang bertugas disana.

"Buatkan makanan dengan menu spesial, dan tambahkan ini di setiap makanannya!" ucap Luca seraya menyimpan sebuah kantung plastik yang didalamnya berisi sabu-sabu berkualitas.

"Baik, Tuan."

Setelah itu Luca pergi ke ruang bawah tanah bersama dengan dua anggota Devil Light. Tempat yang dia datangi adalah tempat yang sering digunakan untuk menghancurkan hidup orang-orang yang menentang Devil Light.

Ketika sampai di ruang bawah tanah, pandangan Luca tertuju pada sebuah kursi besi dengan alas duri besi yang tajam.

Luca pun mendekati benda itu. "Sepertinya ini akan cocok," gumamnya. Kemudian Luca menatap kedua anggota Devil Light, "Bawa kursi ini dan simpan di ruang makan!" ucapnya, setelah itu dia pergi kembali ke atas dan menemui Paolo yang berada di ruang tamu.

Paolo menatap Luca yang baru saja datang dengan penuh kebencian. "KAU PIKIR KAU SIAPA BISA MEMPERLAKUKANKU SEPERTI INI?!" tanya Paolo dengan nada yang tinggi.

Luca menaikkan sebelah alisnya. "Aku? Aku bawahan tuanku, Loid Forger Elio. Kenapa? Kau iri karena bawahanmu tidak bisa sepertiku?" tanya Luca dengan nada meremehkan.

"Selama aku hidup, ini semua tidak akan berakhir!" ujar Paolo dengan penuh kesombongan.

Luca mendekatkan dirinya kepada Paolo, tangannya mencekik leher pria paruh baya itu. "Justru itu! Semuanya akan berakhir hari ini! Terima saja takdirmu, kau sudah tidak bisa pergi lagi dari Devil Light!" ucapan Luca mampu membuat Paolo sedikit ketakutan. Setelah itu, Luca melepaskan cengkraman tangannya pada leher Paolo.

Luca tertawa meremehkan Paolo, "Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa manusia sepertimu menjadi pemimpin. KAU ITU BODOH!" ucapnya. Paolo bungkam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Melihat itu, Luca langsung menyeretnya ke ruang makan. Kursi besi yang dia tunjuk tadi sudah berada di ruang makan. Luca pun segera membawa Paolo ke kursi itu dan mendudukannya di sana.

Duri itu memiliki tinggi 10 cm dan duri itu mengelilingi kursi yang diduduki Paolo. Luca menatap Paolo sambil tersenyum, "Sebaiknya jangan pernah mencoba untuk berdiri, jika tak ingin duri tajam itu menembus kakimu!" ujarnya.

Paolo melihat kearah kakinya. Dia melihat darah segar mengucur pada besi yang tajam itu. Kakinya sudah terluka meskipun dia masih memakai sepatu. Duri itu mampu membuat apapun yang mengenainya terluka sekalipun memakai penghalang.

Anna's Life [Revisi]Onde histórias criam vida. Descubra agora