13. Dikerjai Balik

1K 63 2
                                    



Asmi masih tertawa ketika melihat Tama kebingungan. Dia mungkin mengira Nam Joo-hyuk itu adalah orang yang dapat digapai.

"Opa siapa?" tanya Tama penasaran.

"Bukan Opa, Pak. Tapi, Oppa," jawab Asmi sambil menatap Tama, kemudian gadis itu beralih ke pemandangan di halaman belakang. Sambil merenggangkan kedua tangan seolah akan memeluk seseorang, Asmi berkata, "Oppa, neommu saranghea."

Kemudian gadis itu tertawa lagi, dan dia dapat melihat kalau Tama juga ikut tertawa. Dia tidak tahu saja, kalau ekspresinya, tawanya, benar-benar dapat menular. Membuat Tama merasa senang bisa melihat Asmi tertawa lepas.

"Asmi ... aku senang melihatmu seperti ini."

"Heh? Bapak suka aku candain? Kirain bakal marah?"

"Silakan saja kalau kamu suka dengan Opa siapa itu."

"Iya, Pak. Lagipula, Oppa itu tidak akan tergapai, kok. Hehe. Apa tadi yang mau Bapak bicarakan?"

"Ah, ya. Tentang pernikahan kita."

"Ya. Aku menyimak, Pak."

"Mulai hari ini persiapannya akan dimulai. Kamu jaga kesehatan ya. Makanlah yang banyak."

"Eumm, baik."

Tiba-tiba saja perut Asmi mulas. Sebab, pembahasan tentang pernikahan membuat dirinya tegang. Apakah ini akhir dari masa lajangnya? Tanpa seorang pun yang mengenalnya? Di tempat asing?

Tama mungkin tidak akan mengundang Maman. Lagipula, Asmi juga tidak terlalu mengharapkan kehadiran pria itu. Asmi benci ayah tirinya.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, Pak?"

"Ya itu tadi. Jaga kesehatan. Kamu tidak perlu ikut repot. Dokumenmu juga sudah diurus. Jadi, semuanya akan berjalan lancar. Aku harap begitu."

'Aku' lagi? Kali ini Tama lebih sering menggunakan kata ganti orang pertama itu. Membuat Asmi bertanya-tanya, apakah dia sedang mencoba akrab dengan Asmi?

"Iya ... Pak."

"Nanti saat kita sudah menikah, kamu bisa memanggilku dengan nama. Oh ya, Pak Haji akan hadir di sini."

"Wah! Benarkah, Pak?"

"Iya. Mereka akan datang, bukan sebagai tamu melainkan sebagai keluarga. Mari kita sambut mereka dengan baik, Asmi."

"Hehe. Iya, Pak."

Asmi menatap wajah Tama beberapa lama. Dia bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya orang seperti apa Tama? Terkadang, rasanya dia baik dan perhatian. Namun, di sisi lain, juga suka memaksakan kehendak dan sangat tegas.

Tama terdiam tanpa ekspresi ketika Asmi menatapnya. Asmi pasti tidak tahu kalau sebenarnya, itu adalah mekanisme pertahanan diri Tama. Sebab, yang sebenarnya terjadi, dalam diri pria itu sangat luar biasa. Ada jutaan letusan kembang api, yang sangat perlu diredam Tama. Agar dia terlihat tetap tenang, di hadapan calon istrinya.

Kalau saja mereka sudah saling mengenal, Tama tidak akan segan untuk tertawa, melompat, bahkan berteriak kegirangan saking bahagianya ditatap oleh Asmi. Seorang wanita muda belia yang membuatnya jatuh cinta. Tidak pernah sejatuh itu sebelumnya dan hanya Asmi yang mampu membuatnya merasakan cinta yang benar-benar berbeda.

INSYAALLAH, SUAMIMU JODOHKU (TAMAT)Where stories live. Discover now