14. Tugas membuat Bahagia

105K 9.2K 2.2K
                                    

Anyeong

Aku up lagi😻

Kamu baca ini jam berapa?

Sebelum baca, udah follow akun aku belum?

Mari follow✊❤

Mari follow✊❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******

"Kenapa? Capek? Mau nyerah? Terus ngeluh ke orang lain? Biar apa? Mau dapat respon semangat, terus dikasihanin? Udah gede, jalani sendiri."

-Mahen Algrafa

******

Mendengar teriakan kencang dari kamar Mahen, membuat Bi Lala yang tidak sengaja sedang berjalan di depan kamar Mahen, lantas jadi tergerak menghampirinya.

"Den.. Den Mahen? Den Mahen kenapa?" Bi Lala terus mengetuk pintu kamar Mahen. Wajah wanita itu terlihat begitu panik sekarang.

"Den Mahen, buka pintunya Den," ujar Bi Lala yang terus berusaha membuka pintu kamar Mahen.

Sementara di dalam kamar, Mahen hanya bisa diam dengan kedua lutut yang ditekuk. Cowok itu menelungkupkan kepalanya pada kedua tangan yang melingkar di atas lutut. Mahen menangis. Dadanya terasa sangat sesak, untuk menahan itu semua.

Mahen terus memukuli keramik menggunakan kepalan tangannya. Dia sangat sakit sekarang. Sangat, sangat sakit. Mahen bisa menerima semua hinaan, cacian, atau kata-kata pedas dari mulut Ayahnya. Namun, dia tidak kuat jika Ayahnya sampai tidak menganggapnya sebagai anak!

"Kenapa gue malah nangis? Kenapa lo lemah sekarang Mahen?" kesal Mahen pada dirinya sendiri yang saat ini begitu rapuh. "Lo biasanya kuat. Lo gak pernah nangis kalo di hina sama Ayah lo sendiri. Tapi kenapa sekarang lo cengeng, sialan!!"

Cowok itu meremas kepalanya dengan sangat kuat. Seluruh tubuhnya bergetar karena menangis. Mahen terus terisak dengan air mata yang mengalir tanpa henti.

MAHEN ALGRAFAWhere stories live. Discover now