19. Nanti Juga Akan Selesai

93.6K 8.3K 1.2K
                                    

Anyeong😚😚

Hai, hai, aku update lagi

Terimakasih yang selalu sabar menunggu.

Love you all

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk follow akun mereka hihiw

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk follow akun mereka hihiw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Safira sedang melamun sambil menatap langit-langit nuansa serba putih, serta aroma khas rumah sakit yang membuatnya muak. Tatapan gadis itu terlihat kosong. Safira sangat bosan, karena terus bolak-balik berada di rumah sakit. Rasanya, dia ingin mengakhiri ini semua.

"Safira."

Safira langsung tersadar dari lamunannya, karena suara seseorang. Dia pun kemudian menoleh ke arah sumber suara.

"Udah siap?" tanya Dokter Rizal.

Safira terdiam sejenak, lalu membalasnya dengan anggukkan.

"Maaf ya, kamu jadi menunggu lama. Soalnya tadi kan, imun tubuh kamu masih kurang stabil. Kalo sekarang, kayaknya udah bisa."

"Iya Dok," ucap Safira dengan wajah lesu.

"Kenapa lemes banget mukanya? Gak biasanya kayak gini?" tanya Dokter Rizal heran.

"Capek," jawab Safira. "Bosen juga kayak gini terus," lanjutnya benar-benar tidak ada semangat.

Dokter Rizal jadi terdiam dengan perkataan Safira. Pria itu pun melirik sekilas pada orang tuanya Safira, lalu kembali menatap Safira. "Sabar ya, nanti pasti kita dapet pendonor ginjal buat kamu."

Safira tidak membalas apapun. Raut wajahnya sama sekali tidak berekspresi. Dia merasa bosan, mendengar perkataan itu. Buktinya, sampai sekarang tidak ada ginjal yang cocok dengan tubuhnya.

"Sayang... " Wina pun mengelus rambut Safira, membuat gadis itu jadi menatapnya.

"Gak boleh nyerah, ya? Harus yakin, kalo nanti bakalan sembuh," ucap Wina dengan senyuman manis.

Perlahan Safira tersenyum kecil. Dia pun mengangguk pelan. "Iya Ma."

"Ya udah, kita ke ruang cuci darah sekarang ya? Kamu mau didorong pake brankar atau pake kursi roda?" tanya Dokter Rizal memberikan penawaran.

"Kursi roda aja," jawab Safira.

"Baiklah," balas Dokter Rizal. "Mau saya yang dorong?"

MAHEN ALGRAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang