35. Selamanya Akan Tetap Benci

82.4K 7.3K 4.4K
                                    

Aku update lagi😍😍

Siapa yang kangen??

Aku ingetin lagi, cerita ini bakal terbit Agustus.

Udah nabung?

Atau masih proses?

Semangat yaa😋😋

Ver wp dan novel akan beda

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun IG mereka

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun IG mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dan sosial media aku

Dan sosial media aku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

******

Mahen berlari dengan sekencang mungkin, menyusuri koridor rumah sakit. Saat melihat kehadiran Ayahnya yang sedang terduduk di lantai, membuat langkah Mahen jadi memelan.

Mahen pun lalu berjalan menghampiri Dani, dan berdiri di hadapan Ayahnya. "P--Pa..." panggilnya, membuat Dani jadi langsung mengangkat kepala, menatapnya.

Mahen melihat wajah Dani yang terlihat begitu frustasi. Bahkan kedua mata pria itu sedikit membesar, karena terus menangis.

Dani yang masih terduduk, kemudian jadi beranjak berdiri. "Papa mau ngurus kepulangan Resal. Kamu jagain Abang kamu dulu," ucapnya, yang langsung pergi meninggalkan Mahen.

Mahen hanya diam. Dia yang sejak tadi berusaha untuk tidak percaya dengan kabar ini, kini keyakinannya itu gugur. Abangnya benar-benar sudah pergi? Rasanya, ini semua masih seperti mimpi bagi Mahen.

Perlahan Mahen lantas membalikkan badan, menatap ke arah ruangan Resal. Dengan tubuh yang sudah bergetar, Mahen pun memberanikan diri untuk masuk.

Sesampainya di dalam, langkah Mahen mulai terasa berat, ketika bola matanya menatap seseorang, yang kini ditutupi dengan selimut putih di sekujur tubuhnya.

MAHEN ALGRAFAWhere stories live. Discover now