24. Takut untuk Tidur

93.4K 7.9K 4.4K
                                    

Hallo

Aku update lagi

Siapa yg nungguin?

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun mereka buat seru²an

Oh iya, buat kamu yang baru baca cerita ini, jangan baca Alezra ya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Oh iya, buat kamu yang baru baca cerita ini, jangan baca Alezra ya. Oke?

Dan buat pembaca Alezra, please jangan spoiler apapun di sini⚠️

Ending gak akan sama kok

Sekian. Selamat membaca💗

******

"Coba ceritain sama Papa, sebenarnya ada masalah apa, antara kamu dengan Mahen?" tanya Dani. Saat ini, dia sedang makan malam di rumahnya dengan Resal.

Resal yang tengah mengunyah makanan, lantas jadi menatap wajah Ayahnya. Cowok itu terdiam sejenak, sebelum menjawab, "Papa kan liat sendiri, apa yang Mahen lakuin sama Resal?"

"Iya Papa tau. Tapi apa penyebabnya? Karena apa?"

Resal pun meraih segelas air dan meneguknya. Dia lalu menggeserkan piring di hadapannya, dan menatap ke arah Dani. "Jadi Resal pernah minjem uang Mahen. Terus dia nagih sama Resal. Resal bilang, Resal lagi gak punya uang. Tapi Mahen maksa sampai pake kekerasan."

Dani terdiam mendengarkan semua penjelasan Resal. Kemudian pria itu pun berkata, "Kamu minjem berapa?"

"Sepuluh juta."

"Kenapa gak bilang sama Papa? Papa bisa kasih uangnya sama kamu Resal!" ujar Dani dengan nada tinggi.

"Resal gak enak Pa. Jatah bulanan Resal aja masih lama. Sebelumnya, Resal juga udah minta uang tambahan sama Papa."

Dani menghembuskan napas berat, sambil mengusap rambutnya dengan kasar. "Cuma gara-gara sepuluh juta, kalian jadi sampai kayak gini?"

Kemudian Dani kembali menatap Resal. "Kamu juga Resal. Uang bulanan kamu itu, dua kali lipat lebih besar dari Mahen. Terus masih kekurangan juga? Kamu kalah judi terus hah?!" tanyanya mulai emosi.

Resal langsung terdiam dan menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menjawab apa-apa.

"Wajar aja Mahen marah sama kamu. Dia selalu beli kebutuhan pakai uangnya sendiri. Biaya sekolah juga pakai uang sendiri. Sedangkan kamu, uang bulanan kamu utuh! Semua kebutuhan, Papa yang tanggung!"

MAHEN ALGRAFAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt